VISAO MISAO OBJECTIVO HAKSESUK BOLA FH KKN HOME FH LPV ARTIGOS FH MUZIKA LIA MENON FH RESPONDE

20071230

Ema nebe oho ema, mos sei mate

hosi: Celso Oliveira*

Tuir lo-los, ema ida labele mate tamba ema seluk nia hakarak. Maibe, iha Timor, ema mate tamba ema seluk nia hakarak hanesan buat ida normal. Laiha lei atu kondena. Laiha autoridadi atu halo investigasaun.

Tuir lo-los, ita "Timor oan" tenki husik "kultura fekit hodi halo ema mate ou fo malisan hodi estraga ema nia moris". Aman fo malisan ba oan, maun fo malisan ba alin, alin fekit mate maun, oan fekit mate inan, primo fekit mate primo, seluk-seluk tan. Buat sira ne'e hotu, normal deit existi iha Timor?

Tuir lo-los, ita "Timor oan" tenki iha konsiensia katak, jerasaun aktual labele moris terus tamba malisan hosi inan-aman, abo no bei-ala sira.

Tuir lo-los, ita "Timor oan" hosi jerasaun aktual tenki respeitu inan-aman, abo no bei-ala sira nia uma fukun atu nune malisan labele kona mai ita.

Iha Timor, ohin loron, ema moris lao tuir "ritmo manobra malu" ou "ritmo halo manipulsaun ba malu". Ema laos ona moris tuir direitu hanesan ema atu bele moris, maibe se maka hakarak moris, tenki halo manipulasaun ba malu atu nune bele iha existensia (ou existe). Se maka lakohi pratika "ritmo manipulasaun nian", entaun sei lakon iha korrida ba power (power ekonomi i power politiku). Laiha lei atu muda ema nia mentalidadi ida ne'e, laiha forsa ou power hosi Igreja Katolika atu kombate mentalidadi ida ne'e.

Iha Timor, ohin loron, dutrina hosi Igreja Katolika hanesan "kortina" hodi taka foer nebe existe iha ida-idak nia uma laran. Fekit mate ema, normal? Ou, oho mate ema, normal? Ou, fo malisan hodi destrui ema seluk nia moris, normal? Igreja Katolika hanorin mai ita dutrina kona ba respeitu no haraik-an, maibe ita moris iha ritmo manipulasaun nia laran nebe obriga ita ida-ida atu "simu interese mundu nian hodi husik dok tiha hakarak klamar nian".

Ita "Timor oan", diak liu halo investimentu (investe ho edukasaun no inan-aman nia exemplu rasik) ba ita nia oan sira. Em vez ita mete iha politika nia laran nebe la adianta buat ida maibe kria odio i vingansa entre "Timor oan", diak liu halo investimentu iha ita nia uma laran rasik.

Tuir lo-los, ita "Timor oan" hare ita nia oan sira hanesan ita nia futuro. Laos kompromissos hosi politiku sira maka ita nia futuro. Laos promessas hosi politiku sira maka ita nia oan sira nia futuro.

Agora hau koloka realidadi seluk. Tuir lo-los, ita hotu tenki hare problema REFUJIADU hanesan problema NASIONAL. Tinan rua ona maka refujiadu sira moris iha tenda nia okos. Se maka hakarak hare nia oan sira moris ou passa Natal ho Tinan Foun iha tenda nia okos? Se maka hakarak hare oan sira pinta, estuda ou haksoit tapa iha tenda nia okos? Se maka hakarak simu lian tatoli kona ba oan ida ou inan-aman ida mate hosi tenda nia okos? Laiha ema ida maka hakarak kontinua moris iha tenda nia okos.

Governo iha obrigasaun "moral i politiku" atu resolve problema refujiadu nian.
Igreja Katolika iha obrigasaun moral atu resolve problema refujiadu nian.
Ita hotu-hotu iha obrigasaun moral atu resolve problema refujiadu nian.

BOAS FESTA DE SANTO NATAL 2007 E UM FELIZ ANO NOVO 2008.

* Poeta i hakerek nain (escritor) Timor oan, hela iha England

Ku Gendong Lorosae Kupeluk Loromonu

(Tasifeto-Tasimane adalah kebangaan kita adalah hak dan kewajiban kita bersama)

Oleh: Samoro-Maliya’in

Realitas menunjukkan bahwa seorang lider belum tentu bisa memimpin, seorang pemimpinpun karena kepentingan politik belum tentu bisa mengatur sesuai kehendak rakyat yang haus akan kebenaran, Keadilan dan Perdamaian namun orang yang pantas memimpin dinegeri berlegenda sang buaya ini terkesan lebih baik jika dipilih dan dicintai oleh rakyat, disenangi oleh kaum minoritas, didukung oleh kaum mayoritas religius, cukup dikenal diwilayah regional ASEAN, familiar dengan wilayah Pasifik dan Australia serta menjadi bagian dari seleksi evolusi alam untuk mengantarkan bangsa dan negara ini menhadapi berbagai kepentingan multiinterrest global melewati semua turbulance sosial, politik, ekonomi dan keamanan menuju ke atmosfir perubahan kemajuan pembangunan disemua sektor untuk mencapai iklim Keadilan, kesejahteraan dan perdamaian yang optimal seperti layaknya sebuah bangsa yang memiliki identitas kultural, harga diri, nama baik serta prinsip dan komitmen hati nurani untuk menyelamatkan bangsa dan negara ini dalam mengisi kemerdekaan yang telah diraih dengan hati dan jiwa yang besar dimata masyarakat internasional.

Senang atau tidak senang, setuju atau tidak, maka seperti layaknya bangsa-bangsa lain didunia identitas kultural dan masa depan Timor-Leste telah menuntut dan mendesak agar origin Timorese dalam konteks state leadership (kepemimpinan bangsa) perlu dihormati, diperdebatkan dengan rasio dan logika, dipertimbangkan secara nasional dan internasional untuk diprioritaskan dalam memimpin negeri ini untuk mengendong bagian barat serta memeluk bagian Timur dalam dekapan kehangatan Kasih, Perdamaian dan Pembangunan disemua sektor sebagai salah satu masyarakat global yang beradab serta memiliki pandangan-pandangan positip untuk mengendong bola planet ini serta memeluk berbagai kultur budaya dunia untuk dijadikan sebagai salah satu aset penting komunitas internasional dalam menciptakan toleransi serta kerja sama yang erat antar bangsa untuk menyelamatkan bangsa dan negara serta menyelamatkan dunia ini dari setiap ancaman dan konsekuensi perang serta ancaman dari berbagai bencana alam yang fatal bagi manusia.

Jika aturan tradisi timorese ini dipaksa atau dilawan dengan arogansi dan kepintaran akal sehat serta kepentingan-kepentingan politik tertentu, maka out put manajemen bangsa dan negara bukan lagi kemajuan yang akan diraih tetapi adalah krisis politik, ekonomi dan keamanan yang akan terjadi akibat adanya kepentingan terselubung dimana keberhasilan kepemimpinan mereka (para lider politik) tidak mendapat restu dari suara rakyat sebagai suara Tuhan.


Contoh yang paling sederhana adalah langkah para pemimpin bangsa pada awal kemerdekaan untuk memutuskan bahasa oficial Timor-Leste tampa berkonsultasi dengan seluruh rakyat diTimor-Leste. Opsi tersebut lebih bersifat keputusan politis daripada sebuah keputusan identitas budaya dan ikatan historis. Akibat opsi yang mengandung kepentingan politis, maka telah memunculkan polemik yang berkepanjangan karena secara fundamental kurang kuat untuk dipertahankan kedepan jika keputusan lider-lider bangsa tersebut bukan karena alasan identitas kultural dan ikatan emosional historis. Namun orang Timorpun perlu berjiwa besar dan mengerti bahwa dengan adanya Usaha untuk menumbuhkan iklim demokrasi di Timor-Leste telah memunculkan berbagai alasan yang masuk akal bagi berbagai kalangan untuk mengembangkan bahasa Tetum serta belajar mengunakan bahasa Portugis sebagai bahasa oficial diTimor-Leste ini. Yang membingungkan adalah eksisnya kelompok tertentu yang mungkin merasa sama sekali tidak penting untuk belajar bahasa Tetum karena kepentingan nasional mereka hanya untuk menyukseskan bahasa Portugis di Timor-Leste. Kedua terkesan ada komunitas beberapa negara yang memiliki misi di Timor-Leste justru berkepentingan harus menguasai bahasa Tetum agar instalasi kepentingan inteligen mereka di Timor-Leste bisa berhasil dengan melakukan pendekatan yang komunikatif dengan semua kalangan sosial. Kelompok-kelompok itu terpencar dan menyatu dengan masyarakat serta hidup dengan masyarakat itu sendiri dan menamakan diri sebagai Korps Perdamaian dan lain-lain. Kelompok lainya bergerak dibidang religius seakan-akan masyarakat itu masih bodoh dan harus diajar mengenai Iman dan kebenaran akan Tuhan dengan didukung oleh media informasi seperti radio dan sarana-sarana lainya.

Dalam konteks ini penulis tidak bermaksud untuk mendiskriminasikan suku, agama, ras maupun kelompok misi apapun diTimor-Leste karena dalam realitas bangsa kita membutuhkan berbagai macam tantangan agar bangsa dan negara kita bisa memiliki dinamika dan perspektif baru menuju perubahan yang signifikan untuk melayani kepentingan rakyat. Dalam era globalisasi ini jarak antar bangsa telah dipersempit oleh hasil kemampuan teknologi mutakhir dimana primordialisme sempit perlu dikontrol serta pergaulan dunialah yang harus diterima untuk membangun bangsa dan negara. Negara kita boleh dikatakan beruntung juga karena sebelum memasuki abad kedua puluh satu telah memiliki faktor genetika yang sangat kaya raya dan memiliki berbagai kemampuan dan talenta akibat berbagai keturunan ras seperti Portugis, Japanis, Cinesa, Indonesia, Australiano, Africano, Indiano, Arabi dan lain-lain. Dapat diperkirakan bahwa campuran ras ini tejadi sejak dari dulu karena bangsa Timor adalah sangat protokoler karena sangat menhargai dan menhormati semua manusia berbudaya yang berasal dari belahan dunia manapun. Sikap Ketimoran adalah suka menyambut dengan hati yang bersih dan wajah yang senyum siapapun yang menjadi tamu mereka. Ini menunjukkan bahwa sejak zaman dahulu bangsa Timor sudah beradab ( civilize people) dan menjadikan tamu adalah raja sehari untuk mereka. Bukti civilize people tersebut dapat dibuktikan dengan kepintaran orang Timor untuk mengajar bangsa kolonial dari dulu hingga detik ini bahwa pendudukan, perebutan atau ambisi secara paksa atas tanah leluhur mereka dan segala isinya didalam air dan didalam tanah adalah suatu tindakan yang tidak wajar dan melanggar aturan serta bukan humanis bagi sebuah bangsa yang terlahir sebagai bangsa beradab sesuai kultur budaya mereka sendiri. Bukti lain adalah ketika bangsa Australia berketurunan Inggris dalam keadaan panik berhubungan dengan expansi Japan atas daratan asia pada saat perang dunia kedua tahun 1942-1945, maka saat itu Australia mengunakan bantuan kerja sama dan kemampuan serta kepintaran orang Timor waktu itu untuk mengalahkan kekuatan Japan di Timor-Leste sebelum memasuki wilayah Australia dan hal itu menunjukkan bahwa tetesan-tetesan darah dari Empat puluh ribu lebih rakyat Timor-Leste disaat perang dunia kedua, telah ikut membangun sejarah kebebasan rakyat Australia sejak tahun 1942. Penulis yakin bahwa hingga detik ini rakyat Timor-Leste tidak akan menagih satu sengpun kepada Australia berhubungan dengan konsekuensi perang tersebut, tetapi rakyat Timor-Leste hanya membutuhkan kejujuran sebagai bagian dari karakter humanis juga sebagai hadiah dari sebuah bangsa yang beradab untuk ikut serta menciptakan stabilitas nasional di Timor-Leste, menegakkan hukum sebagai bukti kerja sama yang baik, efektif dan efisien. Bukti kepintaran dan peradaban orang Timor yang lain juga adalah dengan adanya kerja sama perdagangan antara daratan Cina maupun dengan kerajaan Majapahit waktu itu serta yang masih hangat juga adalah ikut sertanya Timor-Leste melalui para pemimpin bangsanya untuk memohon kepada masyarakat Internasional mencabut embargo militer Amerika kepada Indonesia atas semua kesalahan kebijaksanaan yang terjadi di Timor-Timur selama dua puluh empat tahun.

Berhubungan dengan bukti-bukti sejarah tersebut diatas, maka sudah sepantasnya serta sudah merupakan tuntutan zaman bagi Timor-Leste untuk memiliki lider-lider politik di-era moderen yang memiliki spirit nuansa global yang memiliki ambisi untuk membangun bangsa dan negara menjadi setaraf dengan bangsa-bangsa lain, bukan ambisi untuk meraih kedudukkan politis serta menerapkan berbagai cara ancaman dan kekerasan terhadap rakyat untuk mempertahankan posisi politik temporary yang dipercayakan oleh rakyat kepada mereka.

Kedepan semua lider-lider politik harus kuatkan hati nurani untuk menyelamatkan bangsa dan negara ini dengan berbagai cara dimana sebagai negara baru kadang rencana strategis yang paling ampuh adalah dengan melakukan gerakan pro aktif dengan rendah hati untuk berani meminta maaf kepada rakyat (bukan saling meminta maaf antar politisi), segera menciptakan kondisi untuk merangkul seluruh rakyat dan seluruh perbedaan dinegeri ini, untuk menciptakan persatuan dan kesatuan nasional yang utuh dan kokoh untuk mengisi kemerdekaan ini. Terkadang didalam negeri kita saling berebutan, kita saling bersaing dalam politik untuk mendapatkan kursi dan keuntungan, kita saling berlawanan namun bangsa lain menertawakan kita, mengangap kita-kita yang saling berebutan didalam negeri ini ibarat rakus kelaparan yang lupa diri, lupa kebangaan sejarah kita, lupa etika pergaulan politik, tidak dewasa, kekanak-kanakkan, penhianat tulen serta sangat rapuh sehingga bisa menyebabkan munculnya kembali neokolonialisme serta mempersempit ruang gerak masa depan bangsa dan negara.

Kedepan untuk mengantisipasi dan mengurangi bentuk-bentuk penjajahan baru bagi bangsa dan negara kita, maka adalah urgen bagi lider-lider bangsa kita di Timor-Leste harus berusaha memberikan kontribusi yang tertinggi kepada rakyat kita dengan menciptakan berbagai kondisi untuk menfasilitasikan pendidikkan yang berkwalitas tinggi diTimor-Leste, memperkenalkan berbagai usaha kecil, usaha menengah dan juga usaha –usaha berskala besar diberbagai bidang sebagai bagian dari budaya kecintaan rakyat terhadap pertumbuhan ekonomi rakyat, karena kedepan siapapun yang menjadi bagian daripada elit politik di Timor-Leste, tidak akan terpisahkan dari figur-figur yang memiliki kapital besar serta membutuhkan dukungan-dukungan dari kelompok-kelompok bisnis Timor-Leste yang memiliki kemampuan dan kepintaran serta modal besar untuk mendukung proses perkembangan politik, hak asasi manusia, demokrasi, keadilan, perdamaian serta kampanye politik pada even even tertentu untuk meraih suara dalam pesta demokrasi. Bangsa dan negara ini bisa bangkrut, terlambat berkembang dalam pembangunan serta terbelakang bila semua orang merasa bangga untuk menjadi pemikir atau pahlawan dibidang politik daripada menjadi pahlawan dan pemikir disektor pertumbuhan ekonomi untuk negara ini. Pengalaman sejarah regional diasia membuktikan bahwa hari ini Cina, Japan, Korea, Singapore dan lain-lainya bisa bangkit kembali dan berani bersaing dengan negara-negara barat dimanapun didunia ini, adalah akibat dari kepintaran, kecintaan, kesabaran dan disiplin mereka puluhan tahun yang lalu terhadap pendidikan serta kecintaan mereka terhadap budaya usaha kecil, usaha menengah dan proyek-proyek raksasa dalam bidang teknologi dan informatika selama proses pembangunan perekonomian bangsa. Penulis tidak bermaksud untuk mendikte tetapi sudah sepantasnya semua orang Timor-Leste bangkit dari krisis yang memalukan ini, krisis yang terjadi bukan karena kelebihan orang Timor-Leste, tetapi adalah akibat dari kekurangan dan kelemahan drastis orang Timor-Leste sendiri, namun penulis yakin bahwa perjalanan untuk mengisi kemerdekaan ini masih sangat panjang dan punya optimisme yang tinggi bahwa akan terjadi perubahan-perubahan yang luar biasa dan menguntungkan bangsa dan negara kita kedepan. Sejak restaurasi kemerdekaan pada tahun 2002 yang lalu hingga sekarang Timor-Leste telah menhadapi banyak goncangan akibat kondisi perekonomian yang tidak menentu hingga memunculkan stress dan depresi sosial yang tinggi dan mudah untuk meledak. Berbagai cara dilakukan untuk membantu pemerintah demi membantu rakyat. Seringkali para pemimpin bangsa kita melakukan fund rising (pencarian dana) dinegara-negara lain atas nama NGO untuk tujuan mengatasi kekurangan-kekurangan tertentu didalam negeri, sudah banyak kali bangsa kita mengemis bantuan kenegara-negara lain dengan mengorbangkan harga diri karena alasan rakyat sangat miskin, tetapi dalam kenyataanya kita tidak tahu berterima kasih, kita tidak tahu menhargai semua bantuan dari masyarakat internasional, dimana seharusnya kita bertanggung jawab terhadap semua bantuan-bantuan tersebut dengan tujuan membahagiakan rakyat kita tampa harus membiarkan mereka sakit hati, menderita dan menangis setiap saat.

Setelah mengamati perjalanan krisis keamanan, politik dan ekonomi yang terjadi di Timor-Leste sejak bulan April 2006 yang lalu adalah merupakan sebuah fenomena bahwa urgensi dan prioritas yang harus dikedepankan saat ini adalah Timor-Leste harus berani keluar dari krisis tersebut, dengan berani memilih figur-figur yang tepat untuk mengurusi dan menempatkan kembali porsi politik pada rel yang cocok, tepat, benar serta profesional dan memiliki konsep global dalam manajemen roda pemerintahan agar perjalanan bangsa dan negara sunguh-sunguh bisa diselamatkan.

Kita semua yakin bahwa kedepan kita membutuhkan sebuah pemerintahan yang berkwalitas, berwibawa dan profesional seperti negara-negara berkembang lainya. Kita berharap bahwa tahun 2007 ini, akan terjadi perubahan yang luar biasa di Timor-Leste dalam atmosfir politik dan demokrasi serta diharapkan perubahan-perubahan itu adalah merupakan sebuah alternatif politik satu-satunya demi menyelamatkan masa depan bangsa dan negara kedepan. Isu mundurnya pencalonan Kepala negara untuk periode kedua adalah bukan merupakan ancaman nasional tetapi adalah merupakan wujud kepemimpinan bangsa yang berjiwa besar dan demokrat untuk memberikan kesempatan kepada figur-figur yang lain untuk tampil bersaing dalam pesta demokrasi, dilain pihak krisis ini telah menyadarkan kita semua bahwa krisis ini adalah merupakan pintu gerbang bagi perpektif baru untuk merubah konstelasi politik didalam negeri sesuai dengan kepentingan rakyat yang telah ditunggu-tunggu sejak lama. Kita berharap bahwa pesta demokrasi untuk pemilihan dewan legislatif dan pemilihan Presiden Republic tidak akan bertolak belakang dengan aturan konstitusi dimana dengan sistim pemerintahan kita yang semi presidensial, maka pemilihan umum untuk memilih dewan legislatif harus diutamakan pertama agar dapat mempersiapkan acara resmi kenegaraan untuk menyambut dan menyerahkan mandat kepada Presiden Republik terpilih dalam sidang Parlemen nasional namun perlu dimengerti juga bahwa hal tersebut bisa terjadi sebaliknya jika hal tersebut dipertimbangkan demi menyelamatkan bangsa dan negara yang sedang menhadapi krisis didalam negeri.

Kita semua berharap agar hasil pemilu 2007 ini dapat membawa dewa fortuna sebagai hadiah bangsa, dimana kita membutuhkan seorang Kepala Negara seperti figur Peraih Nobel Perdamaian dan mantan Pendiri partai Fretilin Dr. José Ramos-Horta, kitapun masih membutuhkan seorang Perdana Menteri seperti figur Kay Rala Xanana Gusmão, untuk urusan pembangunan Politik, Keamanan dan kaderisasi F/FDTL dan PNTL serta merealisasikan kesejahteraan para veteran dan mantan organisasi klandestine beserta keluarganya didalam negeri, sehingga untuk urusan disiplin manajemen roda pemerintahan sangat tepat jika dibantu oleh seorang figur Wakil Perdana-Menteri, seperti figur mantan gubernur Timor-Timur Ir. Mario Viegas Carrsacalao, yang sangat dekat dengan rakyat selama masa-masa sulit dalam periode perjuangan dua puluh empat tahun yang lalu. Pemerintahan tersebut bisa mencapai kesuksesan besar jika kita memiliki strategi untuk memilih seorang figur Menteri Luar Negeri yang mampu untuk menarik perhatian komunitas internasional ke Timor-Leste, memiliki moral tinggi dan mencintai identitas budaya yang sangat mendalam serta cukup dikenal di Asia terutama Indonesia, Eropa dan Australia seperti sosok Dr. Abilio Araujo, Clementino dos Reis Amaral atau Dr. Manuel Tilman. Sosok Menlu tersebut harus memberikan kesempatan kepada adviser-adviser lokal untuk berkembang daripada lebih memberikan kesempatan kepada adviser-adviser dari luar negeri yang kemungkinan besar bisa menjadi musuh didalam selimut bagi Timor-Leste sehingga kita akan tetap diangap sebagai negara baru yang sangat rapuh oleh negara-negara tetangga karena hingga detik ini Timor-Leste tidak pernah mengenal dan memiliki rahasia negara.

Dalam konteks kepemimpinan bangsa tersebut diatas penulis tidak memihak kepada figur-figur diatas karena faktor politik atau kebiasaan untuk mendewa-dewakan mereka, tetapi karena faktor pengalaman sejarah serta faktor kepercayaan rakyat yang telah berakar dan dapat dibuktikan oleh seluruh rakyat diTimor-Leste. Kita berharap yang terbaik bagi bangsa dan negara kita dan jika kita lebih mencintai “politik” dan permainan-permainan kotornya, maka kitapun harus siap untuk akrab dengan krisis keamanan dan politik yang setiap saat bisa saja muncul , tetapi jika kita lebih mencintai esensi dan substansi “Keadilan” maka pilihan terbaik kita semua (memilih figur-figur pemimpin terbaik bangsa) bisa mengantisipasi bentuk krisis apapun yang mengancam masa depan kita, jadi intinya adalah kedepan kita membutuhkan figur yang dipilih oleh rakyat bukan diangkat atau disodorkan oleh para politisi karena lebih mementingkan kepentingan partai daripada kepentingan rakyat.

Oleh karena itu, penulis ingin menyadarkan seluruh rakyat diTimor-Leste bahwa zaman suka mendewa-dewakan para pemimpin bangsa sudah berlalu. Walaupun kita masih memiliki keterbatasan sebagai negara baru, namun perlu disadari bahwa kita telah masuk dalam era modernisasi, era teknologi dan informatika. Era tersebut tidak kenal kultus individus tetapi lebih menuntut zaman kita untuk memiliki pemimpin-pemimpin bangsa yang moderen, inovatif, efektif, efisien, memiliki kredibilitas, berpengaruh, bersih dan bermoral, berwibawa, pintar serta tulus dan mampu mengendong loromonu, tulus dan jujur memeluk lorosae dan berani merangkul dan bersahabat dengan seluruh komunitas internasional selama periode kepemimpinan mereka. Kadang kita sering mendengar rakyat kita manja serta tengelam dengan ketergantungan terhadap figur para pemimpin bangsa, mereka (rakyat) lebih melihat ke figur dan kharisma kepemimpinan seseorang daripada membudayakan nilai-nilai positip dan spirit yang dimiliki oleh para pemimpin bangsa untuk membangun negara kita secara profesional. Kedepan yang harus dibutuhkan oleh seluruh rakyat Timor-Leste bukan saja bangga dengan cerita perjuangan Almarhum D.Boaventura, bukan saja bangga dengan cerita perjuangan Almarhum Bung Nicolau Lobato, Hermenegildo Alves, Nino Konis Santana, David Alex Daitula, bukan saja bangga dengan cerita figur Proklamator negara kita Bung Francisco Xavier do Amaral, bukan saja bangga dengan cerita Arsitek pembebasan nasional kita Bung Kay Rala Xanana Gusmão, bukan bangga saja dengan cerita Arsitek diplomasi kita Bung Jose Ramos-Horta, bukan saja bangga dengan penasehat sejati perjuangan pembebasan umat manusia diTimor-Leste Almarhum D. Martinho da Costa Lopes, bukan saja bangga dengan pejuang rakyat tertindas dan tidak bersuara D.Carlos Filipe Ximenes Belo, bukan saja bangga dengan Arsitek keterbukaan Timor-Leste Bung Mario Viegas Carrascalao dan lain-lain, tetapi yang sesunguhnya harus menjadi kebutuhan yang harus dihidupkan dan dikembangkan menjadi budaya dinegara kita adalah; semangat mereka, spirit mereka, gaya kepintaran mereka, gaya politik rekonsiliatif mereka, gaya politik diplomasi mereka untuk merangkul masyarakat internasional dalam mendukung kita, gaya kepemimpinan mereka atau singkatnya semua segi positip kepemimpinan mereka harus ditanamkan didalam setiap hati dan jiwa setiap manusia Timorese untuk dijadikan modal Unidade Nacional dalam mengisi kemerdekaan yang diraih dengan susah payah ini, disitulah letak esensi dan substansi yang harus dimiliki oleh setiap insan timorese dalam berbagai level klasifikasi sosial jika merindukan stabilitas nasional dan kemajuan pembangunan yang akan kita nikmati bersama dimasa-masa mendatang.

Untuk itu kuncinya ada ditangan rakyat dan generasi muda karena merekalah yang merupakan kunci dan guru terhormat untuk mengarahkan nasib perjalanan negara ini. Pengalaman sejarah menunjukkan bahwa selama pendudukan ratusan tahun dibawah bangsa kolonial rakyat Timor-Leste tidak diberikan kebebasan untuk bebas dan maju karena orang Timor terlalu kritis dan tidak pernah bodoh. Oleh karena itu Hasil pemilu 2007 nanti merupakan barometer menuju stabilitas nasional dimana menuntut kita semua (rakyat) dan seluruh generasi muda untuk menunjukkan kepada dunia internasional bahwa orang Timor pintar memilih wakil-wakilnya yang akan duduk di Parlemen, di Pemerintah serta di kursi Kepresidenan. Jangan mengulanggi kesalahan yang sama untuk memilih wakil-wakil yang sering nampak dilayar TV suka ngantuk, sering bicara telepon jika sidang/rapat sedang berjalan dan sebaliknya sangat bersuara keras jika ada rancangan undang-undang yang harus diloloskan ke Kepala negara untuk disetujui jika itu ada hubunganya dengan fasilitas dan kesejahteraan wakil-wakil rakyat dan bukan kesejahteraan rakyat didesa-desa dan di daerah-daerah.

Saat ini jika kita berpikir tentang Timor-Leste, maka kesan menyeluruh yang sedang kita rasakan saat ini adalah UNPOL tidak berfungsi seperti aparat penegak hukum yang profesional tapi dibayar mahal oleh PBB untuk jalan-jalan di Timor-Leste dan holiday di Denpasar atau Darwin, kesan berikutnya adalah puluhan ribu orang sedang haus lapangan kerja yang merata, hampir seluruh rakyat dinegeri ini hidup dalam ketidakpastian dan tersindrom phobia sosial politik dan keamanan, terkesan sebagian investor lokal kita tidak berdaya akibat kurang diberdayakan oleh pemerintah, kredit macet berskala kecil, sedang dan besar terjadi di setiap bank dengan berbagai alasan, pertanian kita hanya memiliki data statistic tetapi produknya belum bisa dilihat dengan mata telanjang, ribuan lahan terlantar akibat kerusakan irigasi serta tidak adanya program pemerintah secara profesional untuk mendukung sector pertanian terutama dalam hal memberikan insentif yang menarik bagi komunitas petani, investor asing pun kurang bersemangat untuk penanaman modal akibat pemerintah belum bisa menjamin keamanan serta belum didirikannya asuransi yang bisa menjamin setiap usaha di Timor-Leste, Sistim penerangan (listrik) belum bisa menjamin pembangunan serta belum dijadikan sebagai BUMN (servico publico) untuk melayani kebutuhan rakyat, sistim telekomunikasipun kurang memuaskan, termahal dan sering macet serta masih menyewa satelit Indonesia karena belum memiliki satelit tersendiri seperti layaknya sebuah negara berdaulat, selain itu sistim judisial kitapun terkesan ada intervensi kepentingan para penguasa, kwalitas manajemen pemerintahan kita belum professional, efektif, efisien, bertanggung jawab dan transparan serta masih mempertahankan sistim sentralistis, birokratif, kaku dan membosankan dimana impaknya semakin menyebabkan mundurnya setiap distrik akibat para Camat dan Bupati tidak memiliki mandat, inisiatif dan wibawa untuk memimpin daerah kekuasaan mereka, para Kepala Desa, Chefe Aldeia, Conselho do Sucos dipilih oleh puluhan ribu masyarakat tetapi tidak memiliki gaji dan fasilitas temporary serta mandat apapun untuk mengurusi problem sosial sebagai wujud untuk melayani rakyat.

Penulis ingin mengingatkan pemerintah bahwa bangsa dan negara ini bisa aman jika ada kerja sama yang erat antara pemerintah melalui institusi Kepolisian dengan rakyat termasuk adanya koordinasi yang baik dengan tokoh masyarakat seperti Conselho do Suco, Chefe de Aldeia dan Kepala Desa, Camat dan Bupati yang dipilih dan dicintai oleh rakyat. Mereka berhak diperhatikan kesejahteraanya oleh pemerintah, diberikan fasilitas administrative, fasilitas transportasi, gaji serta Mandat dalam periode memimpin untuk mengatur masyarakat agar situasi keamanan bisa dikendalikan mulai dari kampung-kampung hingga ke desa-desa demi memperlancar proses pembangunan yang akan digalakkan oleh pemerintah disemua sektor.

Semua unsur-unsur kedaulatan bangsa ini sudah sepantasnya menjadi guru dari pengalaman-pengalaman pahit yang telah terjadi selama masa periode lima tahun ini, dimana sistim pemerintahan yang sentralistis dan birokratif sesunguhnya adalah suatu kekeliruan besar dan sangat terbelakang. Dinegeri ini sudah terlalu banyak pertemuan-pertemuan ataupun rapat-rapat yang membahas tentang kwalitas manajemen dan kinerja kerja pemerintah, diskusi-diskusi tentang rekonsiliasi, seminar-seminar tentang keadilan, demokrasi, hak asasi manusia, emansipasi, politik maupun rencana pembangunan perekonomian, namun hingga sekarang hasilnya tidak terasa karena semua yang dilaksanakan di hotel Timor, di gedung memorial hall serta ditempat-tempat lain itu, sesunguhnya bukanlah substansi yang dibutuhkan rakyat sebagai prioritas yang urgen untuk mengantisipasi konflik dan krisis keamanan dan politik yang telah menyebabkan terpuruknya keadaan ekonomi bagi rakyat yang tidak berdosa.

Selama hampir lima tahun kemerdekaan ini komunitas internasional dan seluruh rakyat Timor-Leste, dengan lensa yang sangat tajam telah menyadari tampa keraguan sedikitpun bahwa sebagian pejabat pemerintah dan unsur-unsur kedaulatan dinegeri muda ini lebih pro aktif dalam hal-hal seremonial seperti pembukaan dan penutupan acara-acara dilevel nasional dan dilevel daerah, mereka lebih pro aktif menhadiri berbagai resepsi, cocktail, coffee, working lunch, working dinner, seminar-seminar dihotel-hotel, kunjungan-kunjungan kenegara-negara lain, uang saku (per-diem), liburan dinegeri tetangga, jam terbang tinggi, punya istri simpanan, punya beberapa mobil mewah ternyata mereka kurang menangapi kesulitan yang dihadapi oleh rakyat dinegeri ini. Mereka kadang bersifat apatis dengan mengatakan bahwa penderitaan rakyat itu adalah hal yang wajar sebagai negara baru, padahal jika kita lihat didalam data-data statistic regional di asia khususnya maka negara-negara berkembang yang lain pun memiliki segunung masalah termasuk kemiskinan yang berjumlah puluhan juta, sedangkan Timor-Leste dengan menganut sistim semi Presidensial dengan seorang Kepala Negara, seorang Perdana Menteri dengan puluhan anggota kabinetnya ternyata tidak diberi mandat oleh pemerintah pusat untuk menyelesaikan masalah-masalah urgen yang dihadapi oleh kurang lebih 924.000 (ribu) penduduk didaerah-daerah yang haus air bersih, haus kelancaran irigasi pertanian, haus tenaga –tenaga ahli pertanian seperti PPS (Penyuluh Pertanian Special) dan PPL(Penyuluh Pertanian Lapangan), haus lapangan kerja, haus kwalitas pendidikan bagi anak-anak mereka, stress karena jangkauan harga kebutuhan hidup yang terlalu tinggi hingga memperparah situasi dan kondisi akibat terjadinya depresi sosial yang sudah melebihi batas kesabaran manusia normal. Lebih parah lagi adalah Timor-Leste diangap rapuh oleh negara tetangga karena tidak pernah memiliki rahasia negara dan apakah hal tersebut akibat negara kita masih menyewa satelit komunikasi negara lain atau karena unsur-unsur kedaulatan kita terlalu percaya kepada orang asing yang bekerja dikabinet mereka. Peranan para adviser internasional diberi akses habis-habisan untuk mengetahui apa rencana politik bangsa dan negara ini. Apa saja agenda rahasia Kepala negara kita, apa saja agenda rahasia Perdana-Menteri kita, apa saja agenda rahasia Parlemen kita, apa saja agenda rahasia Pengadilan tinggi dan Mahkamah Agung kita, apa saja agenda rahasia Menlu kita, apa saja agenda rahasia pejabat-pejabat pemerintah kita. Pertemuan penting tingkat Kepala negara, Perdana Menteri maupun Parlemen sering disertakan adviser internasional untuk mengetahui apa yang didiskusikan selama pertemuan bangsa dan negara berlansung. Faktor bahasa Ingris dan Portugis bukanlah alasan yang tepat untuk mengizinkan adviser internasional mengikuti dan mengetahui pertemuan penting tinggkat negara dengan posisi sebagai note taker atau notulen dimana pada akhirnya karena faktor manusia dan faktor kepentingan nasional, mereka (adviser) juga bisa mengirim informasi rahasia ke luar negeri atau kenegaranya untuk mencounter atau menhambat apa agenda politik strategi kita kedepan. Pada intinya Timor-Leste welcome semua bangsa didunia sebagai wujud pergaulan internasional tetapi bukan berarti orang asingpun boleh mengetahui apa yang sedang dipikirkan dan dipertimbangkan untuk diputuskan bagi kepentingan masa depan bangsa dan negara.

Penulis pun mengakui bahwa selama hampir lima tahun kemerdekaan ini telah terjadi banyak perubahan positip yang dilakukan oleh semua unsur-unsur kedaulatan bangsa, Cuma yang paling menyayangkan adalah masalah-masalah domestik seperti pertanian, pariwisata, lapangan kerja, investasi public, keamanan, penegakkan hukum, kwalitas manajemen pemerintah secara profesional dan desentralisasi kurang diperhatikan sehingga telah menciptakan kesan negara yang sedang sakit karena sunguh-sunguh tidak sehat baik secara politik, sosial maupun secara ekonomi.

Sebagai generasi muda kami tidak akan mengungkapkan penderitaan dan kesusahan yang pernah kami alami bersama seluruh rakyat yang miskin, susah dan tidak berdosa…tetapi yang ingin kami ungkapkan hanyalah perasaan kami yang malu dan merasa kerdil sekali dihadapan rakyat dan dihadapan masyarakat internasional bahwa ternyata pemimpin-pemimpin bangsa yang pernah kami kenal dan kami lindungi selama masa-masa sulit justru tidak berhasil mempertahankan harga diri bangsa lafaek ini. Mereka saling berani menuding tetapi tidak berani mengakui kesalahan dihadapan rakyat yang sedang menangis dan sakit hati juga tidak berani masuk bertanggung jawab demi harga diri bangsa dan demi penderitaan rakyat. Krisis keamanan yang beimpak lansung terhadap suhu politik dan goncangan ekonomi yang terjadi di Timor-Leste selama ini menunjukkan sebuah kegagalan besar yang butuh puluhan tahun untuk diperbaiki kembali. Krisis ini sesunguhnya adalah pantulan dari faktor infantil dan imaturitas seluruh pemimpin politik dinegeri ini yang pernah merasa hebat dalam strategi politik perjuangan tetapi gagal dalam realitas berpolitik baik ditingkat nasional maupun internasional.

Kedepan rakyat harus pintar-pintar memilih wakil-wakil mereka, yang sesuai dengan hati nurani rakyat dan disukai oleh komunitas internasional, generasi muda, kaum intelektual harus bergandengan tangan bersatu padu harus lebih berani lagi, lebih pintar dan lebih kritis dalam setiap analisa untuk berperang menantang kemampuan setiap lider dinegeri ini untuk membantu bangsa dan negara dalam perjalanan menuju ke pintu gerbang peradaban, kesejahteraan, demokrasi, hak asasi manusia, keadilan dan perdamaian yang sesuai dengan nilai-nilai budaya kita yang sederhana tetapi sangat mahal harganya karena sikap saling menhormati dan saling menhargai yang telah berakar sejak zaman nenek moyang kita.

Oleh karena itu untuk memperbaiki situasi dan kondisi krisis ini maka prioritas utama serta misi terpenting dari sembilan ratus ribu lebih penduduk diTimor-Leste adalah segera menentukkan arah bangsa dan negara kita dengan hati serta kepala yang dingin dan tenang, dengan pertimbangan pikiran rasio, dengan pernyataan suara yang bulat dan bersih serta dengan tindakan yang tepat untuk menyelamatkan bangsa dan negara Timor-Leste melalui kampanye dan pemilihan figur Kepala negara yang akan dimulai pada tanggal 9 April-19 Mei 2007 serta dilanjutkan dengan kampanye dan pemilihan umum untuk memilih anggota parlemen yang akan dilakukan pada bulan Juli hingga Agustus mendatang agar kedua hasil pemilihan umum tersebut jangan sampai terbentuk seperti minyak dan air yang tidak mungkin bersatu secara natural, tetapi hasilnya harus terbentuk seperti air dan gula untuk saling melengkapi dan menyenangkan rakyat dan seluruh generasi muda dinegeri ini agar krisis politik, krisis militer, krisis kepemimpinan nasional serta krisis perpecahan nasional bisa benar-benar pulih dan merupakan kejutan besar bagi aktor-aktor dan negara-negara yang selama ini ikut bermain dari belakang untuk mengacaukan situasi demi menyukseskan kepentingan nasional mereka di wilayah regional khususnya di Timor-Leste. Semoga Tuhan memaafkan mereka dan memberkati kita semua.

Penulis adalah alumni UNTIM tinggal di Manatuto.

20071226

O Discurso da Vitimização

Responde ao Tenente-coronel Donanciano Gomes*

Antes de debruçar sobre o assunto que veio trazer para esta discussão, gostaria de felicitar o autor, Tenente-coronel Donacioano Gomes (TCDG), um dos oficiais da nossa Forças Armada (FA), pertence a nova geração. Aproveita também para elogiar o seu artigos e os argumentos que bem fundamentada e abordar as questões pertinentes sobre o mesmo tema. Mas gostaria de rebater com o autor, algumas questões que manifesto a minha discordância, sobretudo enquanto o discurso da vitimização, de qual o autor atribuiu as causas da crise politica e militar ao exercício da influência dos interesses externas, nomeadamente dos Anglófona a nível da intervenção, a nível diplomática, circulação das informações, a influência cultural e económica. Para o discurso da vitimização, com argumentos simplistas, porque a usar bodas expiatórias, a culpa dos outros, para justificar as maldades causados pelos próprios, através dos nossos erros e egoísmo, atribuiu culpa ao colonialismo, dos interesses externas, etc. Enquanto a nós, somos inocentes, somos os coitadinhos.

Ainda recente na cimeira EU-África, realizou-se em Lisboa (8-9/12), para muitos analistas considerando um acontecimento histórico, porque pela primeira vez que os dois continentes que marcaram na historia pela relações poucos pacíficos do passado recente, entre colonizadores e colonizados, entre recentimentos dos africanos perante os europeus e sentimentos dos europeus perante as suas culpas durante o período da colonização, da escravatura, da exploração homem pelo homem. Para muitos as novidades, desde logo uma cimeira de parceria e não de paternalismo. Para outro, a moderação da linguagem, não foi uma cimeira entre colonialismo e colonializados, mas sim, os europeus e os africanos sentaram na mesma mesa, procuram soluções para problemas globais e com as resposta globais. Marcaram a cimeira com o discurso do Presidente da União Africana (UA) Alpha Oumar Konare, reconheceu “ A culpa dos problemas africanos, também a nós os africanos”, um discurso realista e pragmático. O problema do continente africanos, são problema de má governação, a corrupção, desorganização, são questões que do ponto de vista politicamente correcto, estabelecer correlacionadas entre causas e efeitos. O problema da pobreza, das guerras, das doenças sexualmente transmissíveis, são produtos de uma determinadas causas, entre os quais, má governação, corrupção, desequilíbrios de distribuição das riquezas, etc.

O nosso país está repleto de casos idênticos e dos discursos dos elites politicas que preferem manter no poder. Generalizou-se entre nós a descrença na possibilidade de mudarmos os destinos do nosso país. Vale a pena perguntarmo-nos: o que está acontecer? O que é preciso mudar dentro e fora de Timor-Leste? Estas perguntas são sérias. Não podemos iludir as respostas, nem continuar a atirar poeira para ocultar responsabilidades. Não podemos e aceitar elas sejam apenas preocupação do governo e as autoridades estatais, mas uma preocupação de todos nós, como cidadão responsável em prol do progresso e desenvolvimento. Felizmente, estamos vivendo em Timor-Leste uma situação particular, com diferença bem sensíveis. Temos que reconhecer e ter orgulho que o nosso percurso foi bem distinto.

Contudo, as conquistas da liberdade e da democracia que hoje usufruímos só serão definitivas quando se converterem em cultura de cada um de nós. E esse é ainda um caminho de gerações. Ter futuro custa muito dinheiro. Mas é muito mais caro só ter passado. O discurso dos dirigentes da Fretilin, limitou-se com: ”o orgulho do passado, ignorar o presente e imaginar no futuro”. Orgulho do passado, porque foi a Fretilin que conduziu a guerra pela libertação. A ignorar o presente, o que verificou durante cinco anos da governação do Governo do então PM Mari Alkatiri e da Fretilin, tendência de apropriação dos serviços de estado (militar, jurídica e material). Imaginar no futuro, a Fretilin pretende governar até 50 anos.

Os desafios são maiores que esperança? Mas nós não podemos senão ser optimistas e fazer aquilo que os brasileiros chamam de levantar, sacudir a poeira e dar a volta por cima. O pessimismo é um luxo para os ricos ou os capitalistas.

A pergunta crucial é esta: o que é que nos separa desse futuro que todos queremos? Alguns acreditam que o que falta são mais quadros, mais escolas, mais hospitais. Outros acreditam que precisamos de mais investidores, mais escolas, mais projectos económicos. Tudo isso é necessário, tudo isso é imprescindível. Mas para mim, há uma coisa que é ainda mais importante. Essa coisa tem um nome: é uma nova atitude. Como designa Celso de Oliveira, escritor e jornalista Timorense vivem em Londres «Revolução da mentalidade». Se não mudarmos de atitude não conquistarmos uma condição melhor. Poderemos ter mais técnicos, mais hospitais, mais escolas, mas não seremos construtores de futuro.

Falo de uma nova atitude mas a palavra deve ser pronunciada no plural, pois ela compõe um conjunto vasto de posturas, crenças, conceitos e preconceitos. Há muito que venho defendendo que o maior factor de atraso na nossa sociedade não se localiza na economia mas na incapacidade de gerarmos um pensamento produtivo, ousado e inovador. Um pensamento que não resulte da repetição de lugares comuns, de fórmulas e receitas já pensadas pelos outros.

Voltamos a questão inicial, o discurso da vitimização. Nós já conhecemos este discurso, desde o iniço da manifestação organizada pela hierarquia da Igreja católica em Abril 2005, o Governo do então PM Mari Alkatiri, veio ao público dizer que “há interesses externas por trás dessa manifestação”. Enquanto surgiu as reivindicações dos militares dito Peticionários no inicio de 2006, o discurso oficial foi o mesmo, “a culpa dos partidos da oposição”. Em plena crise política e militar, Maio/Junho de 2006, acompanhada pela onda de violência, queimar as casas e saques dos bens matérias, etc. Mari Alkatiri veio atribuir o envolvimento das milícias pró-indonesias.

A culpa já foi da guerra, do colonialismo, da ocupação, do imperialismo, das milícias, enfim, de tudo e de todos. Menos a nossa. É verdade que os outros tiveram a sua dose de culpa no nosso sofrimento. Mas parte de responsabilidade sempre morou dentro da casa. Estamos sendo vítimas de um longo processo de desresponsabilização. Esta lavagem de mãos tem sido estimulada por alguns elites timorenses que querem permanecer na impunidade. Os culpados estão à partida encontrados: são os outros!

No artigo do Tenente Colonel Donanciano Gomes (TCDG) fou publicada pela Jornal Diário (ediçao,10,11/12), autor atribuiu as causas da crise politica militar prolongado, às múltiplas acções da influência externas, a nível diplomática, segurança, sistemas económica e politicas.

Para o autor (TCDG), e as suas materialização através de:

Problema de divisão entre F-FDTL e PNTL. TCDG atribuiu uma das causas da crise Politica e Militar, foi provocada a divisão entre as duas instituições. Para mim, incorrecto dizer isso, porque de facto dentro das duas instituições, F-FDTL e PNTL houve de facto revalidade. Os processos da construção e da criação de ambas instituições não foram pacificas. Em termos académicas, antes de abordar e debruçar sobre o assunto que opõe Forçar Armadas (FA) e Força de Segurança (FS), em primeiro lugar, desconstruir as paradigmas de “State-Building” ou construção de estado imposta pela Comunidade internacional. Desde logo relatório do King´s College sobre a criação de um exército convencional e recrutamento das FS por parte das Nações Unidas. A partida servia como guia de condutor para nos estabelecer correlacionando entre as crises que nos últimos anos Timor-Leste enfrentava com a influência da intervenção externa.

O processo de recrutamento das FA e FS não foi pacifico, porque a tendência de apropriação das duas estruturas, muito reflectido no seio da F-FDTL e PNTL. Muitos oficiais superiores da hierarquia F-FDTL pertencia uma determinada etnolinguística, e os oficiais superiores da PNTL maioritariamente pertencia outra etnolinguística, ou seja F-FDTL do Lorosae e PNTL é do Loromono. Isto não foi por influência externa, como defendeu TCDG, mas sim por actos dos alguns dirigentes timorenses.

O autor também atribuiu como causa da crise aos agentes externas a nível da intervenção diplomática, que estabelecer loby transversal que veio culminar com comportamentos populares antidemocrático, com objectivo final derrubar um governo democraticamente eleito pelo povo através de sufrágio universal. De facto, o que nos verificava durante a crise, uma das causas da Crise Politica e militar foi a maneira como governar Mari Alkatiri e a sua postura arrogância intelectual que estava patente nos discursos do Mari Alkatiri e Companhia limitada, considerando todos Timorenses são estupidez, os intelectuais formados nas Universidades Indonésias são todos « Serjana Supermi». A partida foram conjuntos episódios criadas partir do comportamento politica de Mari Alkatiri e os seus grupos «Maputo Conection», a centralização e concentração do poderes. A sua materialização através de: a centralização do poder em torno de uma só figura, Mari Alkatiri acumular as pastas da economia e dos recursos energéticas. A concentração do poder económica nas mãos dos familiares, os Manos Alkatiri tiveram acesso as grandes negócios e ganhavam todos os concurso da hasta publica, como: Construção civil, fornecimentos dos combustíveis aos veículos do Governo, fornecimentos dos mantimentos as Forças Armadas, direito a compra das balas para PNTL, entre outros. Praticavam uma política de nepotismo e clientela. Mari Alkatiri adoptou duplo discurso, apelou ao Povo de apertar o cinto ou maior sacrifício, mas por outro lado os Alkatiri e os que suporta no poder, vivem bem, tem bem imóveis nos estrangeiros, os viajavam para estrangeiro e pernoitar nos Hotéis Cinco Estrelas, nas cidades como Londres, Lisboa, Sydney, etc. É verdade que Mari Alkatiri liderou um Governo democraticamente eleito pelo povo, mas a pratica democrática e a sua governação que avaliada pelo povo, os resultados eleitorais (Presidenciais e Legislativas) veio justificar isso.

O autor também, defendeu a desconfiança e falta de cooperação institucional, como produto da propaganda das informações externas. Descordar com TCDG, porque o autor demasiado generalizar e atribuir culpa dos outros e esconder os actos praticados pelos próprios dirigentes timorenses. Passa a citar exemplos: Porque o Governo Mari Alkatiri suportar a decisão da hierarquia F-FDTL de exonerar 1/3 das FA com a ausência do Comandante Supremo das FA? Como autorizou as FA de atribuir poder da segurança em Dili, sem uma consulta prévia ao Comandante Supremo das Forças Armadas e O Conselho Superior da Segurança e Defesa, órgão consultivo?

A final, quem foi criador e causadores de todos desconfianças entre as instituições?

Lisboa, 26 de Dezembro de 2007

António Ramos Naikoli
Timorense, em Lisboa, Portugal!

20071224

REFLEXÃO NATAL

Teologicamente, há um paralelismo entre crença tradicional timorense com a Fé Católica. Como um filósofo disse: as coisas idênticas conhecem umas as outras. Exactamente o que aconteceu em Timor no inicio do processo da evangelização. Ambos são idênticas na sua meta e no seu idealismo, mesmo em alguns aspectos das suas expressões e percepções.

Os timorenses são 97% Católicos, segundo as estatística do ano 2005, mas ainda não estão convertidos plenamente. Conflitos entre irmão e irmãs mostram-se atravez de oportunidade politica. Sentido religioso e respeita mútua não se floresce mais. Já dois anos que muitas pessoas tinham experiência de Natal refugiadas nas tendas de IDP. A nossa verdadeira Belém é Dili, onde muitas imagens de menino Jesus estariam nos presépios destas tendas. Politica irracional fanática com o principio sem Deus causou divisões entre irmãos timorenses, muitos jovens desapareceriam tanto fisicamente e psicologicamente. Porque? É porque a evangelização não se penetrava na sua expressão verdadeira? Ou porque o Evangelho não se identifica plenamente com a sua expressão cultural? Se assim então como é que explicais este falhanço nesta influência da crença tradicional para nos jovens e no povo de Timor em geral neste momento? A crise continua andar…

Entendendo a moda da juventude, que está sempre sonhando com uma coisa nova, e o dinamismo nos seus movimentos, apareçam outras perguntas. A cultura timorense e a fé Católica ainda são relevantes para os jovens? E para vós estudantes (intelectuais), ainda são relevantes? Se não são mais relevantes, então quais são as causas e as soluções?

Os jovens precisam ídolos ou imagens. Qual é a imagem de Cristo que eu devo mostra-lhes? É o nosso dever como cristãos partilhar Cristo aos outros. Se estivéssemos ler o Evangelho de São Lucas encontramos a resposta lá. Por todo o Evangelho, São Lucas convida os Cristãos a identificar-se com Jesus, como mestre, que vem para salvar e é terno para com os pobres e os humildes, os abandonados, os pecadores, e os aflitos, para com os que reconhecem a sua dependência em Deus. As pessoas precisam de um ídolo amável e carinhoso, atencioso e compassivo como um amigo (a) ou um irmão (â). Isso mesmo é a nossa crise global. Então é o problema é da família. Jesus não ensinava uma coisa totalmente nova, mas já existia desde então na humanidade.

No Evangelho São Mateus 19, 16-30 sobre um jovem rico que não queria deixar a sua vida confortável, possamos identificar-nos também com ele. As vezes nós desejamos perfeição mas isso não é possível, se não estarmos disponíveis a deixar a nossa vida confortável. Se quisermos uma mudança então temos que deixar a nossa zona confortável para uma vida de mais sacrificio de forma a vivermos em plenitude com outros e com Deus.

O Natal está-se aproximando, vamos esforçar-nos para mudarmos na nossa atitude e mentalidade para que possamos acolher menino Jesus como o nosso modelo e ídolo de ternura e amor (ídolo do nosso coração). Culturalmente e teologicamente, estamos convidados a ter uma atitude e visão primordial em cada mudança. Precisamos mais cautelosos (as) nos passos de vida que damos. Muitas vezes sentimos a escorregar (namdoras, karla = kaer la metin), e devemos esforçar-nos para uma mudança de forma mais firmes (karmen = kaer metin). Não seríamos revolucionários e nem sequer reaccionários mas devamos ser evolucionários no contexto cultural e religioso. Quer dizer, avança um passo e recua meio passo, para que possamos avaliar……

Finalmente, qual é a imagem de Cristo que nós Timorenses, como um povo e uma comunidade Cristã Católica 97% de total população, possamos dar como testemunha ao mundo? O que é a minha contribuição pessoal para uma mudança verdadeira na minha terra?

BOAS FESTAS DO SANTO NATAL 2007-12-25 E UM ANO NOVO PRÓSPERO 2008-01-01 PARA TODOS

AMIGO PADRE CANCIO
Fonte: (ATConline) http://www1.ci.uc.pt/atc/

20071220

OIL AND GAS REVENUES FROM TIMOR SEA SHOULD GIVE SIGNIFICANT CHANGES TO THE DEVELOPMENT OF TIMOR LESTE INFRASTRUCTURE

“By JOSE TILMAN, Operations Technician - Bayu Undan Timor Sea”

Timor Leste has proved to the world as one of the new sovereignty nations via long struggle in liberating the country from an illegal occupation. Though politically the country is free but economically Timor Leste still under a new-colonialism of western, made its people remain chained by poverty. As most people expecting in liberation country, people of Timor Leste also have the same right to live in free and peaceful environment so that they can have chances to improve and sustain their quality of life economically through daily business activities to remain survive.

As a new comer nation in this millennium era, certainly Timor Leste encountering enormous challenges ahead as it needs to develop and lead the country to the prosperity life in future. In order to gain prosperity life, first of all, Timor Leste needs to build and improve its infrastructure physically and morally in all sectors such as build a good quality of education and healthcare facilities and systems so that everyone will have same opportunity and have an access to public facilities as mentioned above, particularly for those people living in remote areas of countryside.

The objective of exploitation of oil and gas in Timor Sea should be enabled people of Timor Leste get wealthier by enhanced infrastructure in all sectors physically, cognitively, and morally, which will lead up people to a virtuous cycle of improvements to the standard of living. As Timor Leste gets revenues; millions of US$ in each month from the oil and gas exploitation in Timor Sea special from BAYU UNDAN field, Timor Leste economy should grow-up and improves significantly, human cognitive ability and moral reasoning improves, which would helps markets to grow-up better and makes the process of innovation more productive, leading to greater wealth, more mental and moral development but it is contradictive in Timor Leste. Probably most Timor Leste people knew that exploitation of oil and gas in Timor Sea (BAYU UNDAN field) has been produced nearly 4 years (first production starts February 2004) but it does not give any significant effect or changes in terms of infrastructure improvements throughout the country. The question is, where all the money allocated in each annual fiscal for infrastructure development gone??? Do people of Timor Leste have had ever heard the accountability and responsibility related to financial allocation and used in each annual fiscal for infrastructure development??? Do people of Timor Leste have had ever heard the priority infrastructure development improvements at the end of each annual fiscal from the government??? Or do people of Timor Leste have no right at all to know all about financial used in each annual fiscal by the government???


Exploitation of Oil and Gas from Timor Sea Should Benefit People of Timor Leste

Oil and gas resources derived from the earth should provide the dominant share of energy for people to use for the foreseeable future. Effective and efficient ruled out of these natural assets is critical to sustain Timor Leste economic prosperity and to enable transitions to alternative sources of energy. Successful ruled out depends not only on advances in science, engineering and technology but also on implementation of economic or financial management that relates to management of energy assets and the companies engaged in their extraction.

Speaking of oil and gas revenue management from Timor Sea, again it is enormous challenges for the government of Timor Leste to conduct fair, honest, open and transparency of management of oil and gas revenues so that everyone could oversight of it from time to time, otherwise there will be a gap or chance for some people start to misuse petroleum fund in the government institutions. To prevent such mistreatment of oil and gas revenues Timor Leste needs to develop political legitimacy and transparency of oil and gas revenues expenditures through open budgetary and parliament processes. As part of the open budgetary process, budgetary drafts prepared by parliament, governmental (Council of Ministers), and council of President budgetary offices should be publicly available and discussed openly in the parliamentary before the final vote. Establish budget watching citizen’s non governmental organizations and they should be allowed to participate in such discussions, thus enhancing the development of civil society in Timor Leste. Oil and gas revenues from Timor Sea should be transparently managed, adequately taxed, and protected from government abuse and corruption. To facilitate this process, creating a professionally managed of oil and gas funds should be seriously considered by the people of Timor Leste. Apply such management would protect oil and gas revenues from the long hands of the Timor Leste politicians in the future.

Number of Poverty Increase in Timor Leste while the Government Earned Millions of US$ Each Month from Oil and Gas Revenues in Timor Sea

It is really strange and unfair that even the government of Timor Leste earned millions of US$ in each month from the oil and gas exploitation in Timor Sea, however at the same time number of poverty increasing, people short of food everywhere all over the country. More than 80% of households in Timor Leste earn a living from agriculture, revenues from oil and gas should be effective in reducing poverty only if they are channelled towards rural development and the accompanying in improving education and healthcare systems as well as conduct periodically job training that allow people of Timor Leste to improve their lives independently.

It is also vital for Timor Leste to ensure that oil and gas funds from Timor Sea are managed in a way that benefits all communities in Timor Leste, not only benefits the people sitting in the government institutions such as members of parliament, all ministers, and president offices. Oil and gas revenues from Timor Sea should be used in widening opportunities for the poorest populations in rural areas. The other important matter for the government is to be forward-thinking and to wisely save and invest a portion of this money for future generations and other portion should be used in controlled manners to the development of infrastructure in countryside. Use oil and gas funds in controlled manners means that the fund should be used to create more dynamic rural economy that will enable farmers and rural communities to raise their own standards of living by work their own way to get out of poverty. The other priority program for the government in short time is how to find a way to raise and improve level of education, skills and capacity of the people so that they will have adequate knowledge to contribute to the development of Timor Leste in future. Oil and gas revenues should used effectively to improve construction, re-construction and maintenance for rural roads, schools and health posts and this will automatically encourage transport cooperatives connecting the main production rural areas with major consumer markets in the cities. In this way, number of poverty in Timor Leste will be gradually decreased in five years time, hopefully.

20071219

BUKA SOLUSAUN BA KAZUS MAJOR REINADO HO PETISIONARIUS PRESIZA TRATA HO KUIDADO

BUKA SOLUSAUN BA KAZUS MAJOR REINADO HO PETISIONARIUS PRESIZA TRATA HO KUIDADO NO LA BELE SUBESTIMA NIAN KONSEKUENSIAS


Husi : Victor Tavares

Dala ida tan hakerek na’in bolu antensaun ba Na’i Ulun sira, Autoridades Kompetentes sira no mos Leitores Forum Haksesuk sira, hodi fo hanoin hikas no fanun neon atu Na’i Ulun sira no Autoridades Kompetentes sira bele buka dalan nebee Diak, dalan ida nebee iha nian balansu hanesan, la halo todan ba ema ida ka rua deit hodi nune’e bele hamosu lisaun nebee diak iha solusaun ba problemas sem (tanpa) hamosu problemas seluk.

Kazu Major Alfredo Reinado ho petisionarius sira presiza solusaun liu husi metudu nebee hanesan ka solusaun nebee aplika metudus paralelo. Kazu Major Reinado iha ligasaun de fundu nebee forte ho soldados petisionarius sira, faktor dependensia no situasaun presedente obriga atu trata kazu rua nee hanesan, ho metudu nebee hanesan.

Primeiro, faktor dependensia hatudu ba ita katak se la’os espiritu solidariu ho soldados F-FDTL besik atus nen nebee hetan espulsaun unilateralmente husi hierarkia militar mak Major Alfredo Reinado ohin loron mundu tomak la kuinese nia hanesan ohin loron.

Segundo faktor nebee sai hanesan situasoins presedentes ba Major Reinado nian revolta mak desizaun espulsaun husi hierarkia militar nebee unilateral no la justa maibee hetan aprovasaun husi Governo iha tempo nebaa.

Husi faktor rua nee mak halo Major Alfredo Reinado ho nian elementos nebee fiel ba nia ho sira nian espiritu solidariu ba grupo militares nebee hetan susar, konduz Major Reinado ho nian grupo kontra “sistema” estado nian, iha biban nebee Estado RDTL hasoru anarkismo no kaus iha Dili laran.

Major Reinado ho nian ema la abandona sira nian kuartel se grupo petisionarius sira hetan reposta ho tempo ba sira nian situasaun liu husi dialogo. Maibe infelizmente estado anarkismu mos la demora hodi mosu iha tempo nebee badak.

Iha faze nebee situasaun seguransa no politika iha rain laran frajil no sensivel tebe-tebes, sosiedade ho populasaun nebee nian klamar seidauk metin iha moris hakmatek nian laran, iha biban nebee povo sei iha deskonfiansa nian mahon, Estado RDTL ho nian orgauns soberanos sira, autoridades kompetentes sira, liu-liu altos responsaveis no mos governo la iha sensibilidade no la hatene atende situasoins hirak ne’e hodi mosu lia nebee ki’ik sai boot liu tan.

Kazus petisionarius ho Major Reinado nian la’os fasil atu rezolve, nee’duni Na’i Ulun sira la bele hola dalan nebee bele hakat risku ka subestima kazus nee nian reperkursoins nebee bele mosu se “obriga” an atu rezolve liu husi dalan nebee la ekilibriu, la tetu didiak antes hola desizaun hodi hili opsaun nebee adekuadu. Basa, se kazus nee fasil atu rezolve karik la arrasta to’o aktual governo nian funsaun.

Pozisaun nebee Major Alfredo Reinado Alves defende Na’i ulun sira hatene, nia ho nian grupo hakarak atu iha justisa no Major Reinado rasik hakarak atu koopera ho autoridades kompetentes hodi buka solusaun ba nian kazu, maibe iha faktores kondisionantes nebee mos ita hotu hatene. Embora iha faktores kondisionantes de fundu selu-seluk nebee nia (Maj. Reinado) koloka desde prinsipio maibe ho ninian boa vontade no konsiente ho sentido estado, liu-liu sensibilidade ba Povo nian terus mak pasu a pasu hakbesik an ba dialogu liu husi aproximasaun nudar faktor impresindivel no imperativu atu rezolve kualker lia ka kontradisaun ruma nebee ejiste. Tanba ida nee mak hakerek na’in fo importansia ba aproximasaun no dialogo entre orgauns soberanos sira ho grupo petisionarius no grupo Major Reinado hodi buka solusaun ba kazus hirak ne’e ho pasifika.

Na’i ulun sira, autoridades kompetentes sira la bele subestima kazu petisionarius ho kazu Reinado, tanba to’o ohin loron la iha sinal ruma nebee fo garantia ba Na’i ulun sira katak grupo rua nee, nebee besik ona tinan rua moris iha knua hamutuk ho povo, katak sira la iha apoio husi povo liu-liu husi juventude hodi nune’e bele la hamosu lia seluk bainhira adopta medidas ba sira nebee la ekilibribrada.

Klaru ita hotu hakarak justisa, petisionarius ho Major Reinado nian grupo no proprio Major Alfredo Reinado Alves rasik mos hakarak atu iha justisa. Maibe kestaun nebee mosu ba ita hotu mak justisa ida oin sa ?
Koalia kona ba justisa, mesmo nasaun moderna ho nian povo demokratiku iha mundu, nem ida mak iha justisa ida nebee los, la ejiste mos juiz justiseiru ida nebee iha nian dom hodi hakotu lia hotu-hotu tuir los.

Nune’e mos iha Estado RDTL, buat justisa tuir lia los ita ignora tiha ona ho ita nian konsiensia, ita nian atitude indiferente kona ba justisa ba kazus graves liu dalas atus husi kazu Major Reinado ho grupo petisionarius maibe ita buka hakat liu ka hakat liu tiha ona, tanba buat nebee ideal ba Nasaun RDTL iha biban ida nee no mos sai hanesan buat ida nebee ideal mai ita hotu iha faze ida nee, hodi nune’e, ho laran kanek nebe todan ita buka perdoa ema seluk nebee halo kanek ita nian laran, les rahun ita nian dignidade nudar ema iha biban foin liu ba dadaun, hodi nunee ita hakat tuir dalan rekonsiliasaun.

Rekonsiliasaun sai hanesan prioridade ida ba Timor nian nesesidades hodi bele ultrapasa obstakulus ba povo nian moris nebe hakmatek, ba dezenvolvimento no mos ba harii dame no paz iha Rain Timor-Loro Sa’e. Se rekonsiliasaun nee la'os buat ida nebe importante mai ita no prioridade ida karik mak oras nee ita la bele moris sadere malu ho estado vizinhu no ex-okupante, Nasaun Republika Indonesia.

Importansia rekonsiliasaun la'os deit iha relasoins bilaterais ho Indonesia, maibe tenke aplika mos internamente. Basa, ita nian nesesidades atu moris iha dame ka paz nian laran halo ita opta ona dalan rekonsiliasaun liu husi dialogo, hodi ita fo ona perdaun ba jenerais sira rejime Soeharto nian nebe responsaveis ba atrosidades no violasoins Direitos Humanos iha Timor durante dekakadas, nebee mos responsaveis ba eliminasaun fizika no kultural ita nian Povo nian, maibe buat justisa ita koloka ba segunda opsaun hodi tau prioridade ba rekonsiliasaun, dame no paz hodi moris hakmatek no kria mekanismus ba boa vizinhansa ho Povo Indonesia.

Agora, buat hotu sei matak iha ita hotu nian neon, ita la kohi ka fo kotuk ba rekonsiliasaun hodi buka dame ba Povo Timor tanba deit ita hakarak hahii justisa hanesan unika dalan nebee diak ba rezolve problemas nebee mosu tanba ita rasik nian ignoransia ?
La fo importansia ba aproximasaun no dialogo no hakarak kasa ba ita nian maun-alin sira nebee hanoin sakat malu ho ita hodi justisa nian naran ?
Ita hakarak uza forsa tanba ohin loron mesmo F-FDTL sei fraku atu hasoru revoltozus sira maibe ita sei iha forsa ONU nian atu hatun sira nebee la tuir ita nian hakarak ka la fiar ba ordem ?

Lae, Na'i ulun sira !!!

Se ita hakarak duni atu hahii as justisa mak justisa nian klamar no karakter universal ita tenke kumpre, justisa ba ema hotu !
Se Major Reinado nee dala ruma komete ona krime iha krize nian laran mak ita hotu komete tiha ona krime, se Major Alfredo Reinado Alves nee kriminozu ida mak ita hotu mos kriminozu hotu.

Tanba Polisia Militar Alfredo Reinado Alves revolta hasoru “sistema” estado nian nebee funsiona la los, desizaun arbitrariedade hodi duni sai husi fileiras militar ema militar besik atus nen sem konsentimento husi Chefe de Estado nudar Komandante Supremo Frosas Armadas nian, duni sai militares sira sem hatene sira halo krimes graves kontra Estado RDTL ka ameasa ba estabilidade Soberania Nasional no duni ema la ho fundamento juridiku nebee sufisiente no la ho justa kauza ?

Major Alfredo Reinado nian motivu revolta la'os atu halo krime ruma, maibe nudar Polisia Militar, nudar ema normal nebe iha mos sentimentu irmandade no solidariedade ba nian maun-alin sira seluk nebee hetan diskriminasaun no eskluidus husi Honra Militar nudar vanguarda ba Soberania Nasional sem justa kauza.
Se nia halo krime ruma, mak nia (AR) la komete krime ho konsiensia absoluta, maibe situasaun obriga nia halo krime ruma hasoru Direitos Humanos ka pratika delitu komum ruma maibe nia la iha intensaun nebee sai hanesan primeiru plano ba nian aktu.

Situasaun pior liu do ke Major Reinado nebee ita hotu kondena ona nia nudar kriminozu mak ita hotu hatene maibe ita halo finji la hatene ka ema sira nebee autor moral ba krize ida nee sai hanesan tiha anjo santo sira nebe sala laek.

Autor lolos ba krimes graves mak ema nebee fo ordem ba ema seluk hodi ema seluk nee ezekuta krime. Autor nebee fo ordem ba ema seluk nee hanesan autor moral ba krime no autor nee rasik konsiderado halo krime dala rua, ho konsiensia halo plano hodi halo krime no mos aktu krime nee rasik mos nia sai responsavel. Autor moral nee rasik hatan ba ordem nebe nia hasai no hatan mos ba krimes oin hira ho dala hira nebe ema seluk halo bazeia ba ordem nee.
Ne’eduni autor moral nee merese hetan pena maxima ka pena kapital ho sentensa pena minima ba nia kastigu durante nian moris tomak (prizaun perpetua).

Infelizmente iha Timor, kona ba krimes hirak nebee akontese iha krize militar no politika nian laran, krimes nebee mosu tanba krize, autoridades kompetentes justisa nian buka kasa mak ema ki’ik sira nebee hala’o nian dever nudar kumpridores ordem superiores (subordinados) sira no mos buka vitimiza mak autores ba kazus kolaterais nebe mosu tanba krize sai hanesan foku prinsipal hanesan responsavel ka kauzador krimes hotu-hotu. Enkuantu, ba autor prinsipal, autor moral no material ba krize nebe mosu hahu husi Marsu 2006 to’o ohin loron, ba autores sira nee autoridades justisa nian la brani atu halo investigasaun ba sira hodi buka justisa nebe los. Maibe atu julga ema ki’ik sira, autoridades kompetentes sira iha korajem kbiit tebe-tebes atu dada ema ba julgamento hodi fo kastigu.

Pena nebee uluk hatun ba Major Alfredo Reinado hodi nia tama prizaun mos la justa. Basa, akuzasaun nebee Major Reinado hetan, antes hetan prizaun preventiva, apenas akuzasaun ba dezobediensia ka la hakru’uk ba ordem (lei emerjensia) nebee estabelesida husi Komandante Supremo FA (PR) hamutuk ho forsas multinasionais, posse de armas ilegais (hela ho kilat ilegalmente), no mais tarde Reinado dirije revoltozus sira tiru malu ho militares F-FDTL “fieis” ba estado iha Fatuahi. Situasaun ida nebe hakerek na’in bele esplika kona ba fundamentu ba akuzasaun hirak nee la forte hanesan tuir mai :

Primeiro : dezobediensia ba lei emerjensia ka la akata ordem nebee ejiste;

Iha biban nebee instala kaus iha Dili laran, estado anarkismo instala, kilat hodi halo funu namkari iha ema sivil nian liman no lemo-lemo iha sosiedade sivil nian leet, nem forsas multinasionais sira kontrola ho efektivu, sivil sira tiru malu iha Dili laran, embora esporadikamente, la’os intensivu, iha biban nebee nem forsas internasionais konsegue rekolha no rekupera hotu kilat hirak nebee namkari iha povo nian leet, Major Reinado ho nian grupo nudar militar, vanguarda ba soberania nasional, no mos vizados tanba revoltado hasoru sistema, militares sira nee iha dever atu defende populasoins bainhira mosu konflitu armado entre bandus sira, no mos sira iha direito no lejitimu atu defende sira nian an tanba nudar vizadus tan revolta kontra autoridades inkompetentes no inkapasidades.

Tanba sa mak sira (Maj.Reinado) ho nian grupo la entrega kilat to’o liu prazu atu entrega ? Tanba militares sira nee hatene katak governo liu husi Ministro Interior fahe kilat no forma para-militares husi ema sivil sira. Razaun ida tan atu Major Reinado ho nian grupo la bele entrega kilat, la’os atu halo krime ruma maibe husi sorin seluk mos karik atu defende ema lideres politikus sira iha opozisaun ba governo Fretilin no mos lideres balu husi Igreja, sira hotu nebe hetan ameasa direktu ba sira nian vida, sira nebee notadu iha lista negra no sai albo atu grupo Rai-Los hamos (oho).

Segundo : Asaltu no tiru malu iha Fatuahi ;

Major Alfredo Reinado ho nian grupo, nebee mos hetan apoio husi ema sivis no jovens sira, sira nian aktu ida nee karik atu provoka governo hodi fo solusaun ba kazu petisionarius sira, halo justisa ba soldados sira nebee hetan espulsaun injustamente nudar konsekuensia husi I Governo Konstitusional nian inkompetensia no mos inkapasidades atu rezolve problemas nebee mosu iha militar F-FDTL nian leet.

Se iha asaltu no tiru malu iha Fatuahi nee kauza ema ruma lakon nian vida, bele nunee mos Major Reinado la iha plena intensaun atu komete krime maibe situasaun obriga nia komete errus. No mos de faktu iha situasaun presedente nebee halo Major Reinado ho nian grupo la’o tuir, kazu hanesan militares F-FDTL nebe fiel ba estado (governo) halo intervensaun iha Tasi Tolu, nee hanesan dezafius nebee halo militares revoltozus sira falta ponderasaun no hanoin badak nebee halo sira hola dalan ba komete krime.

Entaun, se mak autor moral husi intervensaun F-FDTL nian iha Tasi-Tolu ?
Se la’os PM iha biban nebaa entaun se !!??!!

Mari Alkatiri nudar xefi de governo, nebee ordena intervensaun militares F-FDTL atu duni ses (dispersar) ema sivis sira nebee halo manifestasaun kontra I Governo Konstitusional, mak prinsipal responsavel ba krimes hirak nebee akontese iha Tasi-Tolu. Nune’e mos ho krimes nebee soldadus simples sira husi F-FDTL na’in hira nebee ohin loron hetan kastigu tanba halo krime hasoru membros husi PNTL iha kuarte jeral Kaikoli, aktu krime ida nee rasik mos akontese tanba mos konsekuensia husi deliberasaun nebee PM fo ba F-FDTL atu ejersitu halo intervensaun ho razaun katak PNTL la iha kapasidades hasoru ema sivis sira nebee halo manifestasaun.

PM Mari Alkatiri naton responsavel ka lae kona ba krimes nebee membros F-FDTL komete ? Nudar autor moral ba krimes nee, Mari Alkatiri kriminozu ka lae ?
Nudar orgaun ejekutivu naton nee PM komete errus graves ka lae no viola Ukun Fuan Inan (Konstituisaun RDTL) ka lae ?
Se komete krime no violasaun lei no konstituisaun, sa mak Mari Alkatiri hetan ohin loron ?

Impunidade ???

Povo Timor tomak hein atu hatene lei no justisa oin sa mak estado RDTL bele aplika iha Timor.
Tribunal no mos autoridades kompetentes iha justisa atu harii justisa oin sa no ida nebee, ita hotu hein matenek na’in sira iha justisa atu lori Povo nian destinu ba nebee.

Maibe buat ida mak ita hotu la iha duvida iha aktualidade mak iha justisa nebee seidauk la’o los, prosesu investigasaun sei la’o ho dois pezus duas medidas, se mak sai vitima ba sistema aktual mak ema ki’ik sira mak lori todan, hetan kastigu no Povo terus nafatin ba sistema justisa superfisial hirak nee.
Nudar Timor oan, hakerek na’in rasik mos prepara an atu hatan, karik iha kualker momento bele hetan akuzasaun ruma nebee ho karakter kriminal ruma hasoru autoridades kompetentes.
Buat seluk nebee atu la bele iha duvida mos, katak nudar sidadaun Rain no mos nudar Timor oan, hakerek na’in sei la taka ibun atu koalia netik ba ema ki’ik sira nebee lian la iha, sei la taka matan ba situasaun nebee Povo Timor hasoru no mos sei la taka tilun ba emar nian halerek ba justisa.

Kuantu grupo petisionarius, sira sei militar nafatin to’o biban ida nee, tanba to’o ohin loron petisionarius sira seidauk iha estatutu nebee los.
Sira la’os kriminozu nebee hetan espulsaun, sira mos la’os ameasa ba Soberania Nasional, sira la halo violasaun dos Direitos Humanos iha Timor ka iha kualker parte mundo nian, sira mos la’os na’ok teen, sira hetan espulsaun la’os tanba viola feto sira ka prepara golpe hasoru Estado RDTL. Petisionarius sira abandona em bolku sira nian kuartel tan deit la satisfeito ho situasaun alegada diskriminasaun iha korpo F-FDTL.
Justifika ka lae alegasaun ne’e, só militares besik atus nen nee rasik mak bele fo sira nian sasin ba sira nian an rasik. Tanba la’os situasaun hirak iha leten mak hetan espulsaun, needuni mak sira nian estatutu seluk to’o ohin loron la iha exseptu (keculai) militares F-FDTL-petisionarius.
Desizaun ba sira nian espulsaun mos la’os vinkulativa tanba la iha razaun juridika nebe forte tuir estado de direito demokratiku nian haruka, sira mos la’os arguidus. Iha estado de direitu demokratiku la bele iha desizaun nebee ho karakter arbitrariedade.
Ne’eduni sira militar nafatin no iha direito atu hetan sira nian vensimentu ho regalias selu-seluk hanesan sira nian kamarada F-FDTL selu-seluk.

Tuir lolos hierarkia militar hamutuk ho orgauns soberanos hirak seluk estabelese mekanismus ba rekonsiliasaun no harmonizasaun entre militares-petisionarius ho estrutura foun hodi bele ultrapasa sakat malu iha F-FDTL nian laran.
Se Forsas Armadas nebee iha vanguarda ba Soberania Nasional la hatudu etika no moral nebee diak ba Povo mak ema sivil no Povo em jeral nunka bele fiar militares sira bele garante sira nian moris loron-loron. Kuandu fiar ba Forsa de Defeza mihis ka la iha mak Povo sempre iha duvida nian okos kona ba estabilidade nasional nebe mos bele afekta soberania estado RDTL.
Tanba mosu kestaun ida nunee, oin sa mak Povo bele iha espirito patriotismo se orgaun nebee atu tuba Patria Timor-Leste deit mos hamrik nakdoko, no fahe malu, la hanorin povo kona ba klamar nasionalismo no patriotismo ?

Kona ba Major Alfredo Reinado “asalta” eskuadra Polisia nian iha Tunubibi no Samalete, no “hadau” kilat husi polisia iha fatin rua nee mos akontese tanba situasaun obriga atu akontese duni. Karik los saida mak nia (Maj. Reinado) naton hateten ba nian maun-alin sira polisia, katak kilat nee sira uza atu defende populasoins sivis.
Argumento ida nebee mos iha nian razaun atu Major Reinado pronunsia, tanba presedente akontesimentu iha Tasi-Tolu, iha nebee militares F-FDTL tiru hasoru ema sivis manifestantes sira. Enkuantu iha biban nebaa masa manisfestantes la’os grupo petisionarius mesak maibe populasoins sivis no jovens sira nebee solidariu ho grupo petisionarius mos iha hotu Tasi-Tolu. Tanba situasaun nee halo mak grupo Alfredo Reinado bolu ba sira nian an rasik dever atu fo proteksaun ba povo.

Maibe se tanba aktu hirak nee hotu mak akuza Major Reinado ho nian grupo kriminozu entaun ita hotu kriminozu hotu...

Needuni, ba kazus Major Reinado ho Petisionarius presiza halo justisa nebee lolos no mos se atu konsidera petisionarius sira ema sivil mos presiza halo justisa ba sira, justisa nebee la halo vitima ema ruma tanba instereses. Se konsidera sira ema sivil ona mak estado iha dever no sira iha direito atu hetan indemnizasaun husi estado. Tanba sira la’os kriminozu no mos la iha akuzasaun ruma ka suspeisaun ruma ba sira nudar kriminozu to’o oras ida nee.

Maibe dalan nebee la hakat risku boot mak karik, halo aproximasaun no halo dialogo nebee konstrutivu hodi hetan konsensu. Aproximasaun mos la bele uza metudus nebee halo sira duvida ka suspeita kona ba inisiativa.

Enkuanto la hetan konsensu, durante tempo indeterminadu nian laran, la iha sinal ruma nebee hatudu ameasa estabilidade nasional, maka estado ho orgauns soberanos hirak hanesan Altos responsaveis militares, Governo, Presidente da Repúblika, PN no autoridades judisiais sira tenke esgota metudus no mekanismos hotu para bele rezolve de vez kazu Major Reinado ho Petisionárius atu nune bele hamosu klima de konfiansa husi Povo ba orgauns soberanos sira, hamosu moris hakmatek, paz no domin iha Rain Timor-LoroSa’e.


Obrigado Wa’in !!!


ºººvtººº

20071218

Jerasaun Tuan ho Jerasaun Foun

(kestaun responsabilidadi)

hosi: Celso Oliveira *

Koalia kona ba, papel hosi jerasaun tuan ho jerasaun foun iha processu libertasaun nasional nia laran, laos buat ida foun. Klaro que jerasaun tuan maka jerasaun nebe hahu projecto bo'ot ukun rasik-an nian. I, jerasaun foun maka jerasaun nebe moris hafoin tiha tinan 70.

Ohin loron, iha tempu desenvolvimento nia laran, jerasaun tuan ho jerasaun foun, hotu-hotu, hatudu sira nia kompromissu ba povo Timor, liu-liu ba jerasaun aktual. Signifika, jerasaun tuan ho foun hatudu sira nia responsabilidadi, power, i, iha konsiensia katak jerasaun aktual labele assisti tan violensia, labele moris iha trauma pós-guerra.

Kuandu Fernando Araujo Lasama, hosi partidu demokratiku, sae hanesan Presidenti Parlamento Nasional, hotu-hotu senti kontenti. Jerasaun tuan, ita agora koalia kona ba José Ramos Horta, Xanana Gusmão, sira seluk tan (sst), senti orgulho i kontenti liu tan tamba Lasama representa jerasaun foun. Signifika, processu kaderizasaun hosi jerasaun tuan ba jerasaun foun existe.

Hau lembra primeiru diskursu hosi Presidenti Republika, José Ramos Horta, iha Parlamentu Nasional:

"Quero começar por felicitar o novo Presidente do Parlamento Nacional, eleito na passada segunda-feira por uma maioria clara. A eleição de Fernando de Araújo Lasama, para cargo tão importante, o 2º na hierarquia do Estado, é hoje tanto mais importante pelo simbolismo que carrega a transferência de poder de uma geração a outra. Muito se tem dito que a geração que iniciou o grande projecto de luta pela independência, que culminou no acto referendário de 30 de Agosto de 1999 - falo, claro, da geração de 70 - deveria passar as rédeas do poder e da governação à nova geração.Fernando Lasama, foi estudante e prisioneiro de consciência durante o tempo da ocupação, e faz parte dessa nova geração que muito contribuiu para que hoje, a pátria, seja de todos nós e livre. Muitos deputados eleitos para a nova legislatura fazem parte da geração de Fernando Lasama".

Perante pozisaun i susessu hosi Fernando Araujo Lasama hodi hetan kargu importanti ida ne'e, hau konkorda "politika i moralmente". Iha perspectiva ida ne'e, iha epoka ohin loron, hau buka extermina tiha teoria falsa nebe hafahe povo Timor. Ne'e duni, konseitu "Lorosa'e ou Loromonu" la existe iha IV Governo Konstituisional, lideradu hosi Primeiru Ministru Kayrala Xanana Gusmao. Embora, hau aceita katak fundamentalmente konseitu Lorosa'e ho Loromonu laos apenas konseitu ras/grupo maibe radikalmente existe konseitu politiku. Hanesan mos, iha epoka moderna, konseitu miseria i exklusaun sosial laos apenas konseitu ekonomiku ou sosiais, maibe tama iha kategoria politika.

Agora, hau koloka situasaun seluk, Major Alfredo Reinado nian.

Alfredo Reinado, klaru que hosi jerasaun foun. Se los maka responsabiliza ba popularidadi Major Alfredo Reinado nian? Jerasaun tuan nebe kria hela sandiwara ou telenovela ida ne'e? Ka, jerasaun foun nebe Alfredo Reinado, Fernando Araujo Lasama, sira seluk tan representa?

Duranti tinan lima nia laran, IV Governo Konstituisional iha obrigasaun "moral i politika" atu resolve problema Major Alfredo Reinado nian. Se karik la resolve situasaun ida ne'e, entaun ita hotu merese atu halo refleksaun profunda. Kestaun responsabilidadi hosi jerasaun tuan ho foun peranti jerasaun aktual (jerasaun pós 1999).

* poeta i hakerek nain (escritor) Timor oan, hela iha England

20071216

FULAN HAT (4) IV GOVERNO CONSTITUCIONAL (III, parte final)

III. Komentariu no aprecisaun Kritika

Rekursus Humanos

Problema bot nebe maka Governo hasoru maka ne´e lian Rekursus humanos (RH), RH Laos hare husi ninia formasaun akademika deit ka sarjana hotu, maibe iha ne´e kapasidade hodi executa programa IV GC nian;oinsa maka iha Ministério ida iha ona Lei organika hodi bele facilita servisu. Problema bot nebe maka Governo buka «aposta» iha Formasaun ba quadros nebe qualifikadu hodi tau iha fatin nebe bele koresponde ba ninia kompetencia. Governo no Ministério ida-idak buka desenvolve nafatin Kooperasaun bilaterais ho rai (Nasaun, red) no organizasaun internacionais (OI´s) sira nebe maka to´o oras ne´e fo tulun ba «capacitação» ba ita nia RH. RH La too waihira kriteriu uja maka iha diploma deit, maibe buka iha kompetencia profissional i teknika.

Waihira iha RH nebe iha qualidade hodi hamenus Birokrasia no hodi aposta iha servisu nebe maka efikas no eficiente, atu nune bele «acelera» processo ba desenvolvimento no IV GC kumpri ninia komprimisso.

Problema F-FDTL Petisaun no Major Alfredo

Iha parte lian uluk (introdusaun, red) IV GC buka resolve problemas sira nebe maka iha ninia ligasaun direkta ho KPM (Krise Politika i Militar). Iha ne´e problema rua (2) F-FDTL Peticionários no Kasu Major Alfredo Reinado. Kasu 2 ne´e ninia ligasaun, tansa maka mosu F-FDTL Peticionários no tansa maka Mosu Major Alfredo Reinado.

Kasu F-FDTL Peticionários, iha duni ka lae deskriminasaun iha Instituisaun laran? Tansa maka Governo Eis-PM Mari Alkatiri la buka dalan ba resolve problema F-FDTL nian ne´e, tansaida?Maibe Governo Mari Alkatiri fo tulun ba decisaun hierarquia F-FDTL nian hodi expulso 600 Militares (1/3 F-FDTL). Iha ne´e mosu lian litik oi-oin: Governo Mari Alkatiri tauk ba Militares sira, neduni husik liu deit hierarquia F-FDTL hola decisaun. Ka Mari Alkatiri sira buka oinsa maka politiza «Forças Armadas (FA)» nudar pilar importante ba sai sira nia aliansa, atu alkansa sira nia ambisaun: Oinsa maka bele Ukun To´o tinan 50. Maibe IV GC atu resolve problema ne´e hodi halao tuir «Relatório dos Notáveis (RN)», nebe konsidere RN nian ne´e, Tendencioso, Parcila i Inkonstitucional, hare Fórum Haksesuk (http://www.forum-haksesuk.blogspot.com/) . Oinsa maka bele halao tuir fali RN nian hodi resolve Problema F-FDTL Peticionários?

Problema Major Alfredo Reinado (MAR) ne´e buka hare husi lia ne´e nia hun, tansa maka mosu MAR? Buka halo ligasaun ho akontecimentu iha loron (28/04/2006). Eis-PM MA autoriza F-FDTL nudar FA ba atua kontra manifestantes sira iha Taci Tolu no Rai Kotu ne´e tuir Ukun Fuan Inan (UFI) ka Lae? UFI iha ninia definisaun klaru konaba «Forças da Defesa (FD)» e «Força da Segurança (FS) ». Problema iha loron 28/04/2006, ne´e problema kompetencia FS nian, tansaida maka tenke lori FD ba atua? Se FD atua ne´e hetan mos koordenasaun ho Komandante Supremo FA nian, maka Presidente Republika (PR), ka lae? Neduni mosu personagem MAR tamba nia nudar Komandante Policia Militar (PM) iha biban neba, nia maka halo seguransa ba Cefe Estado Maior F-FDTL, Lere Anan Timor i Eis-Ministro da Defesa, Roque Rodrigues ba hasoru Eis-PM MA iha Residência Oficial nian iha Farol, Dili, loron 28/04/2006. Hakarak resolve lian problema justiça MAR nian buka hahu husi neba, se lae akusasaun Ministério Publiku (MP) no Justisa ninia aktuasaun kontra MAR hare husi sorin balun deit, maibe la hare klean ba lia ne´e nia hun mai husi nebe?

3. Justisa

Revogasaun Lei Inkonstitucionais, hanesan Lei konaba Pensaun Vitalícia; Lei konaba autorizasaun ba sira nebe servisu ba estado ba halao tratamentu saúde iha liur; Uma Estado nian nebe sai hanesan hela fatin ba sira nebe maka nudar Membro Governo ka kaer kargo estado nian; Lei konaba Korupsaun; Lei Klemensia; modelo traditional Law , no sst.
Buka harii Sistema Judicial (SJ) nebe independente, atu nune la bele hetan manipulasaun husi poder ekonomika no poder politiku. Justisa atu defende lia los.

4. Agentes diplomatika

Kriterius kompetencia Teknika i Profissional. To´o ona biban atu tau representasaun Diplomatika Laos ona sira nebe la iha kondisaun atu sai representasaun diplomatika maibe tamba kriterius ba amigos no pratika politika «Gratidão ka balas budi», hakotu ona ho Representantes sira nebe maka uluk hakilar Viva Xanana ho CNRT hodi hetan representante CNRT, ikus hakilar Viva Fretilin ho Mari Alkatiri hodi hetan kargo nudar Embaixador no iha IVGC nia tempo buka hakilar fila fali Viva AMP no Xanana atu nune bele hetan representasaun diplomatika nafatin. Ema sira hanesan la iha ona kondisaun atu lori rai Timor Loro Sae nian naran, tamba bele prejudika politika no estratégia nasional Estado TL nian. Oras to´o ona tau emar sira nebe ka agentes diplomatika sira nebe maka iha duni kompetencia profissional no teknika iha área ida ne´e, tamba interesse nasional Laos tamba interesse privado no grupos.

Loke representasaun diplomatika bara-barak ba halo saída? Ne´e implika liu kustus ba OE. Hare husi ninia kustus no eficasia iha servisu, tuir lolos Europa ne´e rua (2) deit to´o ona, ida iha Portugal no seluk iha Brusel ba Uni-Europa. Kontinente Amerikano, mos rua deit to´o ona, ida iha New York no seluk iha Washington Dc, depois maka halao servisu konsoludas ba Amerika do Noter no Sul. Estado la bele gastas demais Osan ba loke Embaixadas, maibe osan ne´e gasta ba formasaun ba agentes diplomatika sira, loke áreas ba servisu hanesan adida kultural, adida seguransa, adida ida ba komunidade, no sst.

Problema seluk iha Diplomacia nian maka ne´e tan, buka iha fiskalisasaun ba sira nebe maka hili iha tinan rua ka tolu liu ba nudar: Embaixador Itenerante ba Europa ka Dubes Keliling ba Europa maibe Europa iha tiha Representasaun ka Embaixador iha Portugal ho Bruxelas, Embaixador (a) de Boa vontade ba Austrália maibe Austrália iha ona Embaixada. Embaixadores Itenerante ho Boa Vontade ne´e: Sira nia servisu saída? Se maka fiskaliza? Sira nia misaun Estado maka financia ho OE ka lae? Se lae,hetan osan husi nebe?

5. Politika Monetária -----» Dolaraizasaun Ekonomia

Porblema seluk nebe maka Estado hasoru maka ne´e, oinsa maka rai nebe ninia ekonomia Fraku maibe ninia Osan bot (Dollar US), iha aspektus positivo no mos negativo ba ekonomia. Positivo waihira ita nia Osan ne´e iha referencia iha Komercio Internacionais, tamba waihira iha Merkado nebe ita hola parte transaksaun ho osan Dollar US.

Maibe iha mos ninia ponto negativu, kuando Rai ida ninia ekonomia fraku maibe osan ninia folin bot, ninia efeitu saída: (1) Dependência ba Dollar US, USD sai ita mos sae, se USD monu ita monu liu Rabat rai, tamba poder de compra iha Dili ho Washington la hanesan tamba faktores. (2) Diak ba fan ka export ita ninia sasan ba liur, tamba sei la sofre iha gambios tamba ita nia osan maka sai hanesan referencia iha Merkado internacional, maibe mos karo ba importasaun, neduni iha ne´e «Balansu ne´e la hanesan», diak waihira ita rai ida nebe maka produs no exporta barak, maibe iha ne´e kontrariu tamba ita importa maka barak liu doke exporta, iha ne´e balansu ba komercio ne´e beneficio ne´e witoan. (3) Tamba ita nia osan ne´e folin bot, neduni prejudika sektor nebe maka importante ba ekonomia Rai Timor nian maka «Turismo», ba Turista sira, diakl iu ba gosa ferias no gasta osan iha Bali ka Thailandia, do ke ba Timor LoroSae, tamba deit ita nia Osan folin aas liu. Turista ida gasta 100 USD semana ida iha Bali, doke nia ba gasta loron ida ka rua iha Dili.

6. Kombate inflasaun
Oinsa maka Estado ka Governo ninia politika hodi kombate ba inflasaun, tamba iha nia rain sasan nia folin aas maibe ita nia Poder kompra la makas, tamba deit Rendimentu ne witoan, salários mínimo husi 85 USD ba 100 USD fulan ida.

Balanço Komercio; Balança Komercio ne´e negativu ka la iha iquilibrio tamba rai nebe importa maka barak do ke exporta, neduni ninia balansu ladun diak ba desenvolvimento ekonomika. Atu halao iquilibrio, buka mos iha exportasaun produto interna atu nune bele hasae riku no soin rai laran nian.

7. Problema Taxa desemprego ne´e aas tebes, oinsa maka hatun?

Se estado iha ninia objektivo ba kombate ema kiak ka pobreza, neduni tenke buka oinsa maka bele hatun taxa desemprego iha Timor. Se populasaun barak liu maka servisu la iha, ne´e kontribuio ba hasae makas emar kiak barak iha ita rain. Tamba buka defini saída maka kiak ne´e, tamba taxa desemprego ka emar servisu la iha ne´e aas tebes, ida ne´e mos bele tama iha kategoria kiak ka pobreza ka lae? Iha Governo ninia aposta ba hamenus ka hatun taxa servisu la iha ne´e mos hanesan kontribuio ba funu hasoru ema kiak. Lian nebe hase no litik maka ne´e: Oinsa maka iha Programa IV GC ba politika social, mos sei iha Programa Prezidente Republika ba kombate ba Pobreza? Ida tan, Governo mos hakerek iha OE 2008 fo mos osan ba Programa PR nian. Hare fila fali Fórum Haksesuk (FH), ….

8. Oinsa maka harii kompetitiva iha Merkado Nasional

Hanesan iha área Telekomunikasaun, iha agrukultura, sektor transporte, no sst. Telekomunikasaun, iha monopólio ba kompanya ida deit maka Timor Telekom (TT). Waihira iha Merkado kompanyia ida maka monopólio, nia hakarak halo tuir nia hakarak, hasae no hatun folin tarifia depende ba ninia hakarak tamba nia maka domina ona merkado. Iha sektor agrikula, liliu kafe maka sai hanesan produto nebe maka marka nasional, oinsa maka estado kria mekanismo ba kontrola ba empresas rai liur nian nebe opera iha merkado nasional, hanesan NCBA, nebe monopólio iha hola kafe ba produtor sira ho folin kiik maibe fan ba merkado internasional ho folin nebe sira maka estabelece iha merkado internasional. Oinsa maka Estado kria mekanismo atu kontrolo monopólio empresa multinasionais sira nebe opera iha sektor, husi sorin ida. Husi sorin seluk, Estado buka harii dadaun Marka nasional hodi naran kafe Timor atu nune ba lansa kampanye ita nia produtos iha merkado internasional.

9. Presaun demografika

Iha Tinan lima (5) ka Nem (6) nia laran, krescimentu populasaun Timor LoroSae (Leste) nian ne´e aas tebes, bele dehan iha tinan 5 ka 6 nia laran Timor oan moris barak liu,tuir dados katak krescimentu populasaun ne´e iha 6%-9%. Maibe krescimentu populasaun ne´e ladun equilíbrio waihira krescimentu ekonomika ne´e kiik liu.

Ho koalia komik witoan maka ne´e: Timor oan servisu loron witoan maibe servisu kalan maka barak liu. Servisu loron maka ladun neduni krescimentu ekonomika ladun iha, servisu estado nian ladun lao diak, maibe servisu barak liu iha kalan neduni krescimentu populasaun barak liu, populasaun nebe la aktiva ka produtiva maka aumenta tan maibe kontra partida populasaun nebe aktiva ladun produs tamba faktor krescimentu ekonomika la akompanya ho krescimentu populasaun.

Estado no liliu IV GC la bele ignora faktor ida ne´e, saída maka Governo hatan, quando populasaun la aktiva maka barak liu fali populasaun aktiva. Ida tan populasaun aktiva barak maka servisu la iha,oinsa maka bele sustenta populasaun nebe la aktiva? Estado maka suporta, liu husi subsidio ka pensaun ba natalidade? Saída maka politika social estado ka Governo nian ba sektor ida ne´e.

Referencia ba hakerek ne´e:
1) Programa do IV Governo Constitucional de Timor-Leste (http://www.forum-haksesuk.blogspot.com/)
2) Programa Partido Democrático nian (htt://www.partidodemocratico.org)

Lisboa, 16 de Dezembro de 2007
António Ramos Naikoli
Timor Oan, Hela iha Lisboa, Portugal

FULAN HAT (4) IV GOVERNO CONSTITUCIONAL (II)

II. Orientasaun IV Governo Konstitucional (IV GK)

A. Krescimentu Ekonomika

1. Agrikultura

a) Transformasaun husi Agrikultura nebe «auto sustentaveii» ba agrikultura nebe «Produs ba merkado». Tamba kuase 80% populasaun Timor oan ninia moris husi agrukultura. Neduni IV GC ninia programa mos fo valoriza ba produsaun iha «sektor agricultura» tamba produtos barak nebe maka Timor bele produs hodi konsome barak liu maka «importa» husi liur, hanesan: Foz, sasan nebe maka ita bele produz mesak maibe tenke hola fali husi liur. Iha ne´e papel estado nian maka, buka oinsa maka bele hasae produsaun ninia «Qualidade no Quantidade(QQ)». Iha ne´e estado buka fo hanesan «subsídios» ba agricultores atu oinsa maka hasae sira nia QQ produsaun. Subsídios liu husi loke credito ba agricultores sira, atu bele tulun hasae sira nia produsaun iha QQ.

b) Especializasaun ba produsaun

Iha mos programa IV GC, foka mos ba especialisazaun ba produsaun, iha ne´e hare husi kondisaun klimatika no geografika. Rai sira iha fehan ka besik tasi,sira produs sasan nebe rai sira iha besik ba foho ka kondisaun klimatika ne´e malirin. Iha ne´e especializasaun ne´e importante, fatin nebe maka produs foz ho batar maibe labele produz sasan seluk hanesan: Kotu, fehuk, talas, modo, no sst.

c) Diversifikasaun ba produsaun

Diviersifikasaun ba produsaun,ita nia rai bokor,neduni iha tos ida bele kuda batar mos bele kuda mos sasan seluk anexan: Fore, forai, aifarina, no sst.

Participasaun estado nian,alem suporte husi subsidios mos kria tipo anexan Dolog ka cooperativa hodi ba hola sasan nebe maka agricultor sira produs. Ikus liu maka maka distribui ba merkado.

2. Peskas

Rai Timor ne´e rai nebe moris ho tasi maka hadulas,neduni vokasaun atu produs mos iha sector peska ne´e importante. Produs peska laos ba komsome interna Maite mos bele hasae kapacidade ba produs iha quantidade atu nune bele exporta mos ba merkado liur.

3. Rekursus naturais

Buat rekursus naurais ka buat riku soin rai nian ne´e sasan ba hotu nian ka «Bem público», neduni Governo la bele «Partidariza» sektor ida ne´e, sira nebe maka tau atu kaer iha sektor ida ne´e tenke kumpri kriterius: Kompetencia teknika no profissionalismo iha serviço. Laos hanesan Governo Eis-PM Mari Alkatiri no Fretilin buka «partidariza» sekor rekursos naturais.

Mos iha programa IV GC atu kolabora ho Universidade hodi halo estudo no investigasaun konaba impaktos positivos no dependencia ekonomia nacional ba sektor rekursos naturais. IV GC fo hanesan konsiderasaun ba estudos no investigasaun ba Universidade atu halo estudo no buka solusaun hodi fo rekomendasaun ba estado, kontrario ho Governo Mari Alkatiri/Fretilin nebe miniza instituisaun Universitário Timor nian hodi hasae probaganda katak «Mesak Supermi deit».

4. Politika Energetika

Iha mos programas IV GC nian fo mos periudade iha politika energetika, nebe fo hanesan mos periudade ba «energia renováveis (ER)», tamba energia nebe ho base ba «Mina rai» ne´e ninia kapacidade ne´e laos liu tinan ba tinan maibe to´o biban ida nia sei hotu. Aposta iha ER tamba iha ninia impaktu maka ne´e: a) Produs energia hídricas ninia vantagem bele respeitu ba meio ambiente; b) ekonomika liu, gasta witoan witoan waihira energia nebe produs ho base «Mina rai». Maibe konaba impaktu ba produsaun ER ne´e estado buka kooperasaun Insituisaun seluk hanesan: Universidades nebe iha especialidade konaba estudo ida ne´e, mos envolve sociedade civil hanean: Ambientalista ka ecologista sira.

5. Comercio no Industria

Iha programa IV GC mos fo hanesan periudade ba krecimento ekonomika iha sektores «Komercio ho Industria», tamba sektores sira ne´e maka bele kria riku no soin, bele loke servisu fatin,
halao servisu ba sociedade.

6. Investimentu Privados (IPs)

Atu desenvolve didiak ita nian rain,Governo mos aposta iha oinsa maka «incenivo»investimentu privados, tamba sektor privados maka bele tulun estado hodi alkansa objektivu Governo ba «krescimentu ekonomika». Maibe estado mos buka kria legsilasaun konaba oinsa maka bele «dada investimentu privados». Investimentu privados iha bele nasional no estrangeiro. IPs mos fo tulun ba hasae produsaun iha sektores:agriculturas, peskas, industria, Komerncio, no sst. I

B. Reforma Gestão ba estado nian

Oinsa maka hatun despesas ba sektor publika

Estado buka hatun despesa ka gasta barak liu orçamento ba iha sektor publiku ka funcionário publiku, buka iha disciplina iha gestão konaba orçamentos ba sektor ida ne´e. Waihira hatun ona despesas iha sektor ida ne´e hodi fo hanesan prioridade ba sektor seluk, hanesan sektor krescimento ekonomika. Iha fini ida maka ita simu husi «herança» Indonésia nian maka ne´e: Funcionário publika maka sai hanesan sektor nebe fornece liu posto servisu fatin, hanoin ida ne´e ladun los. Iha ne´e Estado buka oinsa maka hatun ka reduz Funcionário publika iha ninia quantidade maibe buka hasae qualidade.

Hasae produtividade iha serviço publiku

Gestão ba estado nian buka iha prudutividade, iha refere ba ninia qualidade ba servisu. Atu hasae produtividade servisu iha administrasaun publika,buka mos hasae kualidade agentes estado nian, liu husi kapitasaun ba funcionários sira liu husi formasaun tuir ida-idak nia áreas ka departementos. Bele halo formasaun iha laran (Timor) mos bele halo iha liur (cooperação bilateral). Klaro implika kustus Orçamentais. Ba laran, Estado buka gasta osan witoan hudi departamento ida-idak hodi hasae financia formasaun ba agentes estados ka funcionários publiku sira. Mos dalan seluk, liu husi kooperasaun bilaterais nebe maka Governo RDTL estabelece ho estado seluk atu nune bele fornece nafatin formasaun ba agentes estado Timor nian.

Atu nune bele koalia konaba Gestão Estado nian nebe hakarak Administrasaun Publika nebe efikas no eficiente. Waihira efikas no eficiente hafoin bele hetan Administrasaun publika lao diak no bele fo garante ba desenvolvimentu ekonomika.

C. Kualifikasaun Juventude no desenvolvimentu Rekursos Humanos Nasionais
Edukasaun; Formasaun Profissional i emprego; Arte no kultura; Desporto;

A) Edukasaun

Sektor ida ne´e importante tebe,periudade ba IV GC iha sektor edukasaun, rai ida atu lao ba oin ka ba kotuk sektor ida ne´e importante tebes. Hare husi periudade ba Departemento edukasaun nian.

Edukasaun basika, hahu ona hatama iha kurikulum estudo «eskola karaik (EK) ka basika» ho lian Tétum. Razaun ba Governo katak rendimentu eskolar estudantes sira nian monu liu waihira sira apreende ho lian emar seluk nian,hanesan Português ka Inglês, neduni Lian Português ka Inglês introdus iha eskola EK hanean lian rai liur nian (Língua estrangeiros, red). Iha problematika lian ne´e, hatudu katak IV GC ninia politika ba edukasaun ba populasaun Timor tomak Laos halo politika ba «Grupos minoria ka elites sira nia oan deit», tamba elites Timor oan sira maka sira nia oan iha acesso ba «eskola Português no Inglês» maibe Laos populasaun Timor tomak. Estuda ninia servisu ba cidadaun tomak ka estado halao servisu publiku Laos servisu ba grupo minoria iha sociedade. Neduni politika edukasaun ba emar hotu, lian sai hanean bareira ka satan bot ba «sucesso escolar» aluno ka estudante sira nian.

2. Iha eskola segundario ka SMU, buka fahe ba ramu rua (2): ida; ramo nebe prepara estudante ba Universidade ka politécnica; rua; prepara aluno ba formasaun profissional, nebe forma ema ba servisu k aba merkado servisu nian.

3. Politiak Ensino Superior, buka fahe ba rua (2): Ida; Universidade, iha buka iha regras ba Universidades, kriteirus saída maka bele aplika ba funcionamentus Universidades, buka kumpri kondisooins hanean: kapital social; kapital Financeira; infra-estruturas; investigasaun cientifika, no sst. Buka iha legislasaun ka Lei konaba Ensino Superior. Rua (2); Politécnica, Ensino intermédio ne´e mos importante, maske iha programa IV GC la foka ba pontu ida ne´e,tamba Eskola Politeknika hanorin ho ninia vokasaun orienta ba servisu iha pratika, hanorin barak ho pratika no menos iha avaliasaun teorika, ninia durasaun tinan tolu, tinan rua kurikular no tinan ida estagio no elabora projekto.

B) Formasaun Profissional i Emprego

Lian bot nebe maka Governo hetan ka hasoru maka ne´e, relasaun husi servisu fatin la iha áas tebes (Taxa desemprego alta, red) 80 %, tamba kasu ne´e afekta liu klosan sira besik ba 60%, tamba taxa desemprego ne´e iha relasaun direkta ka indirektamente ho «seguransa no estabilidade». Waihira emar barak la iha servisu bele kria problema barak ba seguransa, desenvolvimento no progresso. Oinsa maka Estado bele hamenus problema desempreprego

C) Arte i Kultura

Objektivu IV GC nian iha sektor kultural ne´e klaro los (Hare: Programa IV Governo Constitucional, p.45). Iha ne´e kultural ninia funsaun ne´e bele oi-oin: hanesan valores nebe maka representa ba sentimentu no valores povo ida nian,hanesan identidade nasional nebe nudar faktor nebe maka hametin Unidade nasiona no defini konceitu estado nasaun. Neduni papel ka peranan estado nian maka promove halekar valores kulturais nebe Rai Timor LoroSae riku iha ninia diversidade etno-longistiku. Atu nune kontribuio ba hametin undade nasional, konsilidasaun ba paz no hodi hametein ita nia estado nasaun. Iha programa IV GC nian mos foka ba iha investigasaun kultural no komunikasaun kultural.

D) Desporto

Desporto hola parte importante ba iha Programa IV GC nian, tamba hare didiak ema Timor gosta desporta ka pratika desporto. Desporto ka olah raga ne´e diak ba exercício fisiko no mente. Orientasaun Governo nian oinsa maka desporto ne´e bele pratika iha sociedade no harii no biban ba sektor ida ne´e. Nível pratika deporto ka olah raga ne´e tenke ba rua (2): Desporto Profissional no desporto Amadores ka amatir.

D. Solidariedade, Saúde o Protesaun Social

A) Saúde

Saúde ka kesehatan Laos deit ninia definisaun katak “Moras la iha (Ausência da doença) ”, maibe oinsa maka bele trasa plano hodi prevenir ka mencegah.

Neduni Governo buka iha estratégia no plano konaba Saúde iha tinan lima (5), saída maka sai hanesan target ba IV GC.

Plano aksaun maka hanesan tuir mai ne´e:

1. Kontinua fo asistensia saude nebe acessivel, gratuita no qualidade ba povo tomak seim deskriminasaun gender, rasa, etnika, religiaun, status sosial no seluk tan;
2. Assegura funsaun Governu atu defini, regula, executa no conduz desenvolvmento sector saude ho partisipasaun husi sociadade civil, igreja catholica, sector privada no populasun tomak.
3. Kria multidisciplinary governmental body atu revé fali sistema suade nasional nian para atu bele servi populasaun diak liu tan.
4. Hadi’a no aumenta kapasidade gestaun serviço saúde nian hahu husi nivel Ministeriu i ba to’o Postos sanitario sira iha nivel suco.
5. Reforsa no aumenta qualidade serviços cuidado primarios (Primary Health Care) nebe oferese ba komunidade liu husi Centros de Saúde iha distritus no sub-distritus, no Postos Sanitariu no klinika moveis iha iha suco ho area isolado, no mos iha klinikas privadas iha Timor laran tomak.
6. Reforsa serviço saúde pública hodi hamenus moras (doensas) endemicas hanesan TB, Malaria, Dengue, HIV/AIDS, Lepra, malnutrisaun no moras sira seluk tan.
7. Aumenta assessu no qualidade serviço saude materna-infantil
Hadia nutrisaun inan ho labarik sira nian ho seguransa ai-han ba ema hotu;
8. Garante saude ambiental ida nebe diak liu husi assessu ba be mos, no saneamento ba populasaun tomak.
9. Hasa’e kualidade servisu hospitalar nian liu hosi hadi’a (upgrade) Hospital Nasional Guido Valadares Dili, no hospitais referensia hanesan Baucau, Maubisse, Maliana, Oekusse no Suai em termus de serviços (pelayanan), rekursus humanus, no infrastruktura para bele fo assistanecia cuidados secundarios no tersiario
10. Aumenta kapasidade teknika no gestaun ba pessoal saúde hotu atu bele fo asistencia saúde nebe ho qualidade liu husi treinamento no formasaun formal. Formasaun formal sei halo atraves reforsa ensino superior iha area saude nian nebe iha akreditasauan. Liliu aposta nafatin Formasaun Medicina Iha Cuba no rai seluk, hanesan Austrália,Indonésia,Portugal, no sst.
11. Estado buka fo bolsa de estudus ba ba iha área investigasaun Cientifika iha sektor saúde nian ba Timor oan sira nebe matenek atu hasai kursu area saúde iha rai laran no mos iha rai liur;
12. Reforsa serviço Inspector de Saude atu halo kontrola diak ba qualidade aimoruk, hahan, bebidas atu la bele estraga populasaun nia saude.
13. Kria Centro Peskiza iha area saude atu bele kontribui liu tan ba melhoramento populasaun nia saude.
14. Garante partisipasaun aktiva komunidade iha desenvolvimento area saude nian iha nasaun ida ne’e.

Fo opportunidade ba sector privadas ho oragnisasaun sira caridade (Charity origanisations) nian hodi loke unidades saude privadas (hanesan hospital privadas, clinika privadas, laboratorio privada, radiologia privadas etc) hodi bele loke kampo de trabalho ba pessoal saude no joven sira desempregado ou la hetan servisu iha sistema saude governu nian. Governu sei fo lisensa no kria orgaun ida para bele regula no monitoriza qualidade servisu saude nebe oferese husi unidade saude privadas.

IV GC mos buka kontinua ka halao nafatin projekto Kooperasaun ho Cuba hodi desenvolve iha sektor Saúde, liu husi: Haruka estudante Timor oan ba estuda iha Cuba, husi sorin ida. Husi sorin seluk, Mediku Cubano sira nebe servisu fo tulun ba iha sektor ida ne´e iha Timor.

B) Kombatentes ba Libertasaun Nasional

1. Kria oportunidade atu fo rendimentu (income);
2. Fo ajuda ba oan sira atu bele eskola;
3. Fo assistensia saude gratuito ho tan regalias seluk;
4. Se governu iha possibilidade atu ajuda halo sira nia uma;
5. Fo kondekorasaun ba veteranus;
6. Fo atensaun ba vitima da guerra sira hotu (liman-ain tohar, faluk no oan kiak/orfanato);
7. Sei iha fundo social ida atu tau matan ba ema faluk, ema kbit laek no ema otas tuan no veteranus;
8. Tau matan ba Veteranus, ema faluk no oan kiak sira;
Buka halao tuir saída maka Governo/Estado ninia plano konaba Kombatentes Libertasaun Nasional (nebe hakerek iha Programa do IV GC).

E. Infra-estrutura i hasae qualidade moris ita nia emar nian

A) Habitasaun

Uluk nanain buka iha uluk planu ba urbanismo, hafoin bele halo ka konstroe habitasaun nebe bele tama iha planu habitasaun ka perumahan. Dala uluk oinsa maka Estado buka resolve uluk problema uma sae malu ka uma nebe halo maibe la koresponde ba plano urbanizasaun, por exemplo iha Dili. Buka hakotu ho barakas ka uma sira nebe kria problema ba saúde publika, iha ne´e plano urbanizasaun mos iha ninia korelasaun ho saúde publika.

B) Obras Publika

Obras publika, neé alem de koresponde ba konstrusaun infraestrutura mos bele sai hanesan fonte ba emprego ka servisu fatin no rendimentu ba família sira.

C) Be (H2O), Energia no Saneamento Básica

Be ka H2O ne´e bem ka kebutuhan ida ne´e importante ba ita nudar emar moris no ba ambiente. Tamba be ka H2O ne´e importante tebes neduni buka atu utiliza didiak. Neduni IV GC ninia perioridade mos atu defini legislasaun ka Ukun fuan ruma hodi koalia oinsa maka populasaun bel uja be ne´ho didiak, tamba be ne´e diak ba ita emar moris, ba animal no diak ba meio ambiente.

Ba ita nia ema nia moris, hanesan ba agrikultor sira, be (H2O) ne´e importante tebes ba produtividades, waihira be ka H2O iha hasae produtividade, H2O ladun iha ka rai manas udan la iha sasan nebe kuda la fo fuan, H2O natar la bele halai.

Husi Be ka H2O mos bele kontribu ba desenvolve energia renováveis ka alternativa ba electrecidade, produs be mos, agrikultura no mos desenvolvimento ba sektor turistika.
Buka mos hadia esgota sira nebe iha,se la la hadia, be halai ladiak neduni bele lori moras oi-oin ba komunidade, neduni IV GC buka fokus ba sektor ida ne´e hanesan hola parte ba prevensaun ba moras.

Elektrecidade buka investe iha área ida ne´e, iha ninia tekniku sira,hasae ninia kapacidade ba produsaun.Buka kurigi atu nune Ahi la bele mate bebeik, hodi mosu singkatan sira hanesan “Ahi Mate Permanente (AMP)”, neduni buka muda iha área ida ne´e mos,tamba Ahi mate la oras ne´e bele prejudika ba populasaun nia moris no bem estar, no sst. Se tekniku sira nebe serbisu iha eléctrica maka la iha kompetencia buka troka, se buka formasaun iha área ida ne´e Governo tenke hasae osan witoan, fiar katak Orçamento ba ida ne´e husi Ministério rasik hodi formasaun ba rekursus humanos.

Iha sektor energia, IV GC iha prejekto balun maka ambiciuso, hanesan Projekto Ira lalara, molok atu avansa ho projekto bot hanesan ne´e, uluk nanain Governo buka halo parceria ho tekniku sira nasional no internasional hodi halo estudo konaba ninia impaktu ambiental ka ecologika, impaktu ba desenvolvimento ekonomika, impakto ba risku ba populasaun sira nebe maka moris iha zona nebe, impaktu ba bem star populasaun nian no ninia kontribuisaun ba desenvolvimentu ekonomika.

D) Telekomunikasaun

Iha sektor ida ne´e nahuk ka concorda ho saída maka hakerek iha Programa Governo nian. Maibe iha parte ne´e hakarak hatou tan atu iha legislatura ne´e estado buka atu fo hanesan kbit ba Autoridade nebe maka iha kompetencia ba regula sektor telekomunikasaun. Orgaun nebe maka bele iha kompetencia hodi fiskaliza funcionamento iha Merkado konaba Telekomunikasaun, kumpri Lei komunikasaun nebe estado estabelece ka lae,iha iregularidade iha funcionamento ka lae.

Hanesa banati ba Timor Telekom (TT) ninia hahalok, iha klientes sira barak maka halerik no kesar tamba sira hare TT abuso ba direito konsumidores sira, tamba hasae no hatun tarifa tuir sira nia hakarak, no sst.

E) Transportes

Iha Programa IV GC fo hanesan importante ba sektor transporte, tamba transporte maka bele facilita ba cirkulasaun ba emar, merkadoria no kapital seluk. Waihira estratda la diak, ema la crikula ba mai, kareta la lori sasan ba mai, ekonomia la lao, desnevolvimento la iha no krescimentu ekonomika pior liu. Neduni buka mos hadia ba sektor ida ne´e.

F) Politika konaba Meio Ambiente

Halo politika gestaun ambiente nebe respeita prinsipio fundamental ba desenvolvimentu sustentavel hanesan: inter-generational equity, intra-generational equity, precautionary principle, biodiversity conservation, boa-governasaun, etc)

Proteze no respeitu pratika uju tradisionais ba rekursu naturais husi komunidai ki’ik sira atu nune bele hametin partisipasaun komunal ba protesaun ambiente no gestaun sustentavel ba rekursu naturais.

Introdus “edukasaun ambiental iha kurikulum nasional” nomos hamosu espasu ba edukasaun ambiental ekstra-kurikuler ba adultus sira ka ema la eskola sira. Exemplo: programa telivisaun, edukasaun ambiental nebe movel, teatru edukativu, etc.

Produs lei ambiente nebe importante atu garante desenvolvimentu sustentavel. Lei nebe prioritario maka: a) Lei Ambiente RDTL, b) Lei Analiza Impakto Ambiental, c) Lei gestaun rekursu naturais (rekursu terestrial no marina), d) Lei kontrola polusaun, e) Lei kona ba pratika uju tradisionais no pratika tradisionais ba gestaun ambiente, etc.

Halo aplikasaun ba konvensoens internasionais importante sira nebe iha relasaun ho ambiente, hanesan iha relasaun ho Global Environmental Facility no Clean Development Mecanism nian, atu nune, Timor Leste bele mos iha asesu ba rekursu nebe GEF iha desenvolvimentu no gestaun ambiente iha Timor Leste iha futuru. Konvensoens nebe prioridadi hanesan: UNCCC, UNCBD, UNCCD, UNCLOS no seluk tan.

Hamosu estrutrura ba gestaun ambiente no protesaun ambiente ne’e iha sistema ida nebe iha poder politika nebe todan atu halo intervensaun ka koordenasaun nebe diak atividadi desenvolvimentu iha seitor hotu-hotu.

Hadia no renova fali artigo 19/UNTAET/2000 nian kona ba area protezido no espesies atu mohu sira. Lei ida ne’e tenki refleta nesesidadi Timor Leste nian no sei iha benefisio bot ba ambiente. Dadauk ne’e, lei ne’e declara area protezido 15 kedas maibe seidauk iha ida mak maneja tuir gestaun area protezido nian.

Promove insentivu ba membros komunidadi, kompania ka entidade akademiku sira nebe servisu hodi redus problema ambientais ka halo diak liu kondisoens ambientais iha fatin ruma.
Introdus politika polluter pay atu hapara pratika nebe produs polusaun ba ambiente. Exemplo hamosu sistema retribusaun kona ba lixu no polusaun.

Intensiva liu tan programa re-vegetasaun iha area nebe iha risku ambiental bot nomos area nebe importante ba kaptasaun we nian. Re-vegetasaun ne’e mos sei halo ba regenera ekologiku marina nian hanesan revitaliza fali mangrove (ai parapah) sira no vetegetasaun tasi ibun sira nebe oras ne’e degradado ona.

Introdus sistema taxa ida nebe iha kusta ruma ba renovasaun ka protesaun ambiental nebe iha ligasaun ho importasaun ka transportasaun materias kimikas venenozus, radioaktivu no sira nebe perigo ba ambiente.

Fo insentivu ba peskizadores sira nebe servisu hodi peskiza no halo diak ambiente Timor Leste nian.

E. Promosaun ba igualdade no Toleransia, seguransa interna no reforsa ba demokrasia. Oinsa maka harii sociedade nebe demokratiku, buka iha toleransia, seguransa interna no reforsu ba demokrasia.

Waihira ita koalia no hananu demokrasia maibe ita nia hahalok Laos demokratiku, tamba deit la simu emar seluk hanoin la hanesan ita, ka lian sakat malu ho ita. Waihira ita rasik maka hakerek Ukun Fuan Inan ka Konstituisaun RDTL maibe ita rasik maka la simu ninia interpretasaun, iha hatudu hahalok anti-demokratiku tamba deit la hatene lakon. Tamba iha demokrasia ne´e ninia regra jogo maka ne´e, iha manan no lakon, partido sira nebe bele harii Governo no balun la bele.
Maibe demokrasia Laos limite deit iha eleisaun tinan lima (5) halo dala ida, maibe oinsa maka tau iha pratika moris demokrasia, husi uma laran, husi komunidade no pratika iha instituisuan estado nian.

Demokrasia atu lao diak mos buka iha sistema seguransa nebe diak no sistema judicial nebe independente bele garante ba funcionamento ba instituisaun demokratiku. Seguransa no Justisa maka bele fo hanesan mahon ba moris iha sociedade nebe demokratika. Neduni perioiridade ba IV GC mos buka mos servisu makas ba sektores sira ne´e .

Maibe estado nebe demokratiku, estado nebe respeitu ba toleransia no pluralismo, sistema seguransa no judicial nebe diak, mos buka iha sektor mas media ka komunikasaun social nebe maka independente no hatou lian tatoli nebe livre, independente no pluralista (Hare Programa IV Governo Constitucional ).

F. Defesa Nasiona no Politika Rai Liur nian

Laos tur-tur deit Programa IV GC nian ne´e tau hamutuk politika defesa no politika rai liur nian hamutuk iha kpaitulo ida. Maibe iha razaun ba ida ne´e, nahouk ka concorda ho programa Governo nian, iha ne´e buka defini saída maka konaba ba politika defesa no saída maka konaba politika rai liur (Politica externa, red).

Iha definisaun ba estratégia defesa, maka oinsa maka defesan território no soberania nasional hodi hasoru «amaeaça» mai husi liur, husi sorin ida.

Husi sorin seluk, Politika rai liur ninia definisaun maka bele oi-oin, hanesan: Politika Rai Liur sai hanesan hatutan politika rai laran (Politika interna,red) iha kontextu internasional. Definisaun balun tan dehan, Politika rai liur ne´e hanesan representa interesse nasional.

Iha definisaun balun tuir akademiku sira balun nian katak Politika Rai Liur (Politika Externa, red) ne´e maka Interesse ekonomika, geoestrategika no geopoltika rai ida nian, estrutura konyecimento (ciêntifika, red) no financeira no afirmasaun moral rai ida ka Nasaun ida nian iha mundo.

Neduni iha Programa IV GC hodi tau hamutuk departemento defesa no politika rai liur nian hamutuk ne´e mos hanoin ba sektores sira nebe maka hatou ona ne´e.

hatutan ba parte III ...... »

Lisboa, 16-12-2007
António Ramos Naikoli