Oleh; Samoro-Maliya´in
.......................................................................................................
Hugo Rafael Chávez Frías |
Kejayaan setiap figur pemimpin didunia ada batasnya termasuk di latin America hal mana dapat kita katakan bahwa setelah empat puluh tahun berada dibawah kekuasaan regim Sosialis Fidel Castro kharisma revolusioner sosialis itu pindah ke Caracas dibawah kepemimpinan Chaves sebagai motor pengerak utama sosialisme dengan dalih dua negara dengan satu sistim sosialisme yang diperkuat oleh kerja sama bilateral jangka panjang yang diprakarsai oleh Fidel dan Chaves sejak tahun 2009 untuk menciptakan kondisi yang bisa melindunggi dan mempertahankan identitas sosialisme khususnya bagi Cuba dan Venezuela dalam memperkuat kerja sama dengan tetangga dekat Caracas agar bisa mempertahankan status quo-nya menhadapi sanksi Economi-Financial dan Perdagangan yang dijatuhkan oleh America Serikat sejak tahun 1959.
Hubungan antara Washington dan Havana mulai mencair sedikit demi sedikit ketika Paus Yohanes Paulus-II mengunjunggi Cuba pada awal tahun 1998, dengan dimulainya kedekatan Cuba terhadap Tahta Suci Vatican untuk ikut memperjuangkan nasib penderitaan rakyat Cuba yang berlansung hampir setengah abad akibat konsekuansi dari embargo America Serikat.
Paskah diserahkanya tampuk kepemimpinan dari tangan Fidel ke Raul Castro, figur dan kharisma Fidel menjadi laten dan terisolasi dari pergaulan internasional namun tetap eksis melalui refleksi-refleksinya yang dikirim melalui internet ke seluruh dunia melalui Kedutaan Besar Cuba yang tersebar lebih dari 122 negara didunia. Untuk mengalihkan perhatian, Cuba merubah strategis gaya lama ke gaya baru dengan mendukung Hugo Chaves di Venezuela agar bisa memberikan lebih banyak keleluasaan bagi Jenderal Angkatan Darat Raul Castro bermain melakukan reformasi didalam negeri sesuai dengan hasil Kongres partai Komunis maka dalam realistas itu, substansi-substansi perubahan positip semakin nampak didalam masyarakat cubano seperti bisa memiliki usaha-usaha kecil, bisa berkunjung keluar negeri, terjalinya kerja sama bilateral antara Washington dan Havana dibidang Kebudayaan dan Olahraga, terbukanya rute baru bagi penerbangan pesawat Charter Amerika Serikat dari Miami ke Havana setiap hari serta dimulainya negosiasi baru antara kedua Negara untuk menumbuhkan rasa salaing percaya (confidence building) untuk melihat keperspektif yang lebih jauh dan progressive antara Cuba dan Amerika Serikat.
Politik luar negeri Cuba terhadap Amerika Serikat dan sahabat seperjuanganya Venezuela tersebut, memanggil perhatian kita semua bahwa "tidak ada teman abadi dan tidak ada musuh abadi", dan yang ada hanyalah kepentingan yang harus diperjuangkan untuk dicapai tampa harus mengangap Caracas dan Hugo Chaves-nya adalah segala-galanya bagi Cuba.
Hubungan Havana dan Caracas adalah merupakan hubungan historis persaudaraan yang memiliki satu semangat almamater namun hubungan Cuba dan Amerika Serikat adalah masa depan Cuba. Hasil Perkembangan dari Confidence Building diantara kedua negara (Washington-la Habana) tersebut, pasalnya telah mampu memulai perubahan positip dan salah satunya adalah seperti ; tergesernya Kapal Induk Amerika Serikat yang berlabuh diperairan Guantanamo, dipindahkan ke basis militer Amerika Serikat di Northern Territory- Australia dipertengahan tahun 2009, untuk memantau perspektif pertahanan dan keamanan Asia dan Pacifik terutama negara-negara sekutu Amerika Serikat serta akan memanfaatkan laut timor sebagai terusan Suez untuk menjawab jika ada antantangan dan ancaman ofensive di masa depan nanti.
Hubungan antara Cuba dan Venezuela telah membawa dampak kerja sama bilateral hampir disemua sektor pembangunan selama kepemimpinan Hugo Chaves, dilain pihak Cuba-pun telah memulai mencairkan hubungan yang melunak dengan Amerika Serikat melalui partisipasi kekuatan pengaruh Gereja Katolik didalam negeri.
Saat ini substansi normal yang sangat diprihatinkan oleh Cuba adalah; bisakah paskah kematian Hugo Chaves, Nicolas Maduro mampu melanjutkan hubungan yang istimewa dengan Cuba seperti dulu ataukah sebaliknya kepemimpinan sang Oposisi moderat Henrique Capriles bisa menhiraukan Cuba seperti masa-masa Chaves?
Bersamaan dengan berbagai krisis ekonomi dan keuangan yang melanda Eropa dan Amerika Serikat serta tuntutan reformasi atau perubahan yang terjadi di Syria-Yunani-Libia-serta perhatian dunia internasional terhadap ketegangan dan konflik di Korea Utara-Myanmar-Malaysia dan Filipina-Central Africa-Congo-Somalia-Guinea Bissau-India-Pakistan-Iran serta Israel dan Palestina; bersamaan dengan semangat baru Pemimpin tertinggi Gereja Katolik di Vatican kelahiran Buenos Aires Latin Amerika, dengan sendirinya menyadarkan rakyat Venezuela untuk bangkit dan berubah dibawah figur kepemimpinan moderat dan demokrat seperti Henrique Capriles dan inilah yang diingingkan oleh America Serikat serta komunitas internacional sejak lama untuk melihat substansi perubahan di latin Amerika khususnya Cuba dan Venezuela.
Jika Pemilu 2013 ini dimenangkan oleh Nicolas Maduro, maka atmosfir moderat dan demokrat akan tersimpang dengan aman di bilik jendela Caracas sambil menunggu faktor waktu untuk menang dan bicara, sebaliknya jika Pemilu 2013 ini dimenangkan oleh Kubu Henrique Capriles, maka Venezuela akan menhadapi turbulensi dahsyat dalam soal estabilitas dan keamanan untuk melakukan reformasi politik-Sosial dan Ekonomi tampa harus menhilangkan penganut Sosialisme yang telah berakar, menuju Venezuela era baru.
Harus diakui bahwa Kepergian Hugo Chaves merupakan momentum yang sunguh krusial bagi Cuba dan Venezuela untuk berubah tampa harus meninggalkan sosialisme yang kedepan, harus berani bergandengan tangan dengan sistem lebih dari satu partai politik. Bagi Cuba saat ini kedepan Venezuela akan tetap menjadi "Conpanero da luta" namun secara diam Amerika serikat adalah masa depan Cuba.
Perspektif positip dalam konteks usaha normalisasi hubungan masa depan Cuba-Amerika Serikat bisa membawa perubahan kerja sama yang besar dan saling menguntungkan melalui pencabutan embargo ekonomi-finansial dan perdagangan termasuk penyelesaian Guantanamo Bey yang dikontrak Almarhum mantan Presiden Batista dengan Pemerintah Amerika Serikat seharga 4000 USD per bulan tampa batas yang ditentukkan oleh Agreement kedua negara disaat itu.
Substansi Perubahan-perubahan positip tersebut mengundang perhatian kita untuk mempertimbangkan membuka Kedutaan baru Timor-Leste di Caracas- Mexico City-Argentina yang memiliki karakteriktik kekayaan Minyak dan Gas sama seperti di Timor-Leste agar menyeimbanggi keseimbangan geo-strategi kita di wilayah latin Amerika. END
Samoro-Maliya’in
Adalah alumni UNTIM tinggal di Manatuto
Sem comentários:
Enviar um comentário
Nota: só um membro deste blogue pode publicar um comentário.