Di Timor-Leste sekarang ini terdapat tiga buah bank swasta, antara lain, Banco Nacional Ultramarino (berasal dari Portugal), Bank Mandiri (berasal dari Indonesia) dan Bank ANZ (berasal dari Australia).
Informasi yang akan dipaperkan disini terhimpun dari sumber-sumber dari dalam bank-bank tersebut, yang memberikan informasi yang dapat dipercaya guna tercapainya penulisan artikel ini. Para narasumber tidak ingin disebutkan namanya demi melindungi pekerjaan mereka dari retribusi menajemen bank dimana mereka bekerja.
Artikel ini ditulis dengan tujuan memberikan informasi kepada masyarakat luas Timor-Leste maupun pemerintah yang berkuasa untuk memperoleh pandangan sebenarnya atas kehadiran bank-bank asing di Timor-Leste. Apakah mereka bertujuan membantu dan membangun Timor-leste ataukah dengan maksud lain untuk menguasai perekonomian Timor-Leste demi kepentingan-kepentingan tertentu.
Apa Fungsi Bank?
Bank adalah sebuah institusi yang memberikan pelayanan dalam hal menerima deposit dari para nasabah dan memberikan pinjaman kepada masyarakat luas, bukan hanya kepada para nasabah yang ada.
BANK ANZ
Bank ANZ dibuka pertama kali di Timor-Leste semasa Timor-Leste berada dibawah pemerintahan UNTAET, sebuah badan PBB yang diberi mandat untuk mengurusi Timor-Leste selama dua tahun sebelum pengalihan kekuasaan penuh kepada orang Timor-Leste sendiri pada tanggal 20 Mei 2002. Para staff local yang bekerja pada bank tersebut umumnya adalah mantan-mantan karyawan bank pemerintah maupun semasa pemerintahan Indonesia.
Adalah merupakan fenomena yang sangat menarik bahwa BANK ANZ selama beroperasi di Timor-Leste telah mengalami kerugian yang amat besar mulai dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2005, tanpa memperoleh keuntungan sepeserpun. Hanya pada tahun 2006, Bank ANZ memperoleh keuntungan berkisar USD 50.000 (lima puluh ribu dollar Amerika); merupakan untung yang sangat kecil dibandingkan dengan bank swasta lainnya.
Bank ANZ merupakan bank swasta yang penerimaan deposit dari masyarakat sangatlah minim dikarenakan masyarakat Timor-Leste umumnya sangatlah tidak antusias untuk menabung uang mereka di Bank tersebut karena setiap bulannya dikenakan biaya administrasi sebesar USD$ 2 (dua dollar). Dengan demikian, untuk masyarakat kecil Timor-Leste yang penghasilannya setiap harinya hanya berkisar USD0.50 (lima puluh sen) tidak akan memampu menabung uangnnya di Bank tersebut. Bukannya masyarakat kecil akan memperoleh bunga atas tabungannya akan tetapi mereka akan terus diperas dengan pemungutan biaya administrasi tersebut yang telah diberlakukan semenjak bank tersebut didirikan di Timor-Leste. Dengan demikian, nasabah yang masih bertahan untuk menabung uangnya di bank tersebut umumnya adalah usaha-usaha milik orang-orang Australia maupun staff PBB dikarenakan penghasilan mereka yang begitu besar.
Jadi bisa lihat bahwa tujuan utama pendirian Bank ANZ di Timor-Leste bukanlah untuk membantu masyarakat Timor-Leste untuk belajar menabung tetapi menguras jerih payah mereka yang telah dengan susah payah diperoleh di negara yang baru merdeka tersebut.
Dalam hal pemberian kredit Bank ANZ lebih memprioritaskan pemberikan kredit kepada perusahaan-perusahaan swasta, terutama usaha-usaha yang dikelolah oleh orang-orang Australia. Tujuan pemberian kredit kepada mereka adalah untuk menunjang bisnis mereka di Timor-Leste. Sedangkan pemberian kredit kepada rakyat Timor-Leste sendiri sangatlah minim, hanya untuk pembelian kendaraan bermotor seperti mobil, motor maupun perbaikan rumah. Jadi tujuan pemberian kredit mereka bertujuan memperkuat bisnis-bisnis orang-orang Australia untuk menguasai perekonomian Timor-Leste. Terdapat sebuah kasus penting yang perlu dicantumkan disini bahwa dalam manual perkreditan Bank ANZ Pusat yang ditujukan sebagai pegangan cabang-cabang Bank ANZ di Asia Pasifik bahwa pinjaman Bank ANZ yang akan ditujukan kepada anggota pemerintahan atau politikus di negara-negara tersebut harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari kantor pusatnya di Melbourne. Hal ini bertujuan untuk melihat apakah pengaruh yang bisa mereka peroleh dari pemberian kredit tersebut. Pernah ada suatu kasus dimana seorang pejabat pada masa pemerintahan Mari Alkatiri tidak diberikan persetujuan kreditnya dengan alasan penolakan yang tidak jelas. Untuk tahun 2007, kuasa untuk menyetujui pemberian kredit tanpa jaminan oleh Presiden Direktunya dibatasi sampai USD$10.000 saja (sepuluh ribu dollar Amerika). Dengan demikian hal tersebut menunjukan ketidakseriusan Bank ANZ dalam sumbangsihnya dalam pembangunan dan pemberdayaan masyarakat Timor-Leste. Apa yang bisa diharapkan dengan uang USD$10.000 untuk memutar roda perekonomian Timor-Leste.
Dalam hubungannya dengan pemerintah Timor-Leste tidaklah seperti yang diharapkan. Para Presiden Direkturnya sangatlah berkeinginan untuk memperoleh relasi yang baik dengan pemerintah akan tetapi tidak diimbangi dengan komitmen mereka dalam penyaluran kredit kepada rakyat Timor-Leste secara luas demi pemberdayaan perekonomian lokal. Tidak seperti di negara-negara pasifik lainnya dimana kehadiran bank-bank swasta Austalia sangatlah memiliki kekuasaan mutlak dalam roda perekonomian setempat dimana tanpa campur tangan orang Australia dalam perekonomian setempat, ekonomi negara-negara tersebut akan ambruk. Dengan demikian, para Presiden Direktuk mereka dapat secara leluasa "menelpon" perdana menteri negara-negara tersebut seolah-oleh Presiden Direktur tersebutlah yang berkuasa di negara-negara kecil tersebut. Hal tersebut tidaklah mereka capai semasa pemerintahan Alkatiri dimana Alkatiri sendiri maupun Menteri Keuangannya, Madalena Boavida tidak pernah sudi bertemu dengan Presiden Direktur Bank ANZ.
Disamping itu hal lain yang penting diutarakan disini adalah terdapatnya beberapa surat yang dilayangkan oleh Xanana Gusmao, yang ketika itu adalah Presiden Timor-Leste kepada mantan Presiden Direktur Bank ANZ, surat-surat tersebut dibuangnya kesampah sambil berkata, "it's rubbish", yang artinya, "surat ini sampah". Hal tersebut dilakukannya di depan seorang staffnya sendiri.
Hal serupa juga dilakukan oleh Presiden Direktur Bank ANZ yang sekarang dimana pada akhir 2007 diadakannya perlombaan pacuan kuda di Tasi Tolu. Guna mengsukseskan acara tersebut, para panitia meminta Jose Ramos Horta yang ketika itu menjabat selaku Perdana Menteri menandatangi sebuah surat permintaan sumbangan dalam bahasa Tetum ditujukan kepada bank-bank swasta di Dili, termasuk Bank ANZ. Setelah mengetahui isi surat tersebut, ia tidaklah mengambil keputusan untuk memberi sumbangan, meskipun dari bank-bank lain telah tersiar kabar bahwa sumbangan telah diberikan berkisar ribuan dollar Amerika. Setelah pacuan kuda selesai pada hari berikutnya, ia meminta dibuatkan sebuah cek senilai USD$100 untuk diberikan sebagai sumbangan pacuan kuda, alasannya ia memperoleh telefon dari orang-orang tertentu mengapa Bank ANZ tidak memberikan sumbangan sedangkan bank-bank lain memberi dan hal tersebut akan diberitakan luas ke publik. Hal ini pertanda bahwa Bank ANZ tidak menghormati para politisi Timor-Leste yang sangatlah disegani oleh rakyat Timor-Leste sebagai pahlawan.
Dalam sebuah kunjungan yang dilakukan oleh Francisco Xavier do Amaral, yang ketika itu adalah Wakil President Palemen Timor-Leste ke Bank ANZ untuk mengirim USD$100 ke Portugal, ia ditanyai mengapa ia tidah menabung uangnya di bank tersebut. Ia menjawab, "Ini adalah bank asing, Timor-Leste perlu memiliki bank sendiri".
Dari kesemuanya ini dapatlah dirangkum bahwa kehadiran Bank ANZ di Timor-Leste tidaklah bertujuan membantu meningkatkan roda perekonomian Timor-Leste dan mencari untung melalui usaha simpan pinjam, melainkan tujuan utama mereka adalah untuk menyokong usaha-usaha swasta yang dioperasikan oleh orang-orang Australia demi kepentingan pemerintah Australia. Dengan dikuasainya semua lapisan perekonomian Timor-Leste oleh orang-orang Australia maka mau tidak mau pemerintah Timor-Leste akan dikontrol oleh orang luar, dalam hal ini, pemerintah Australia sendiri. Perlu diketahui bahwa dengan uang dan stabilitas yang baik, perekonomian suatu negara bisa dijalankan dengan sukses. Hal penting yang perlu dilihat bahwa Bank ANZ di Timor-Leste tidak memiliki misi dan visi yang jelas. Selama bertahun-tahun berdirinya Bank ANZ di negara baru tersebut, tidak pernah terlihat terpampang secara jelas misi dan visi yang diemban di Timor-Leste, melainkan slogan The Bank with a Human Face, Bank Bermuka Manusia yang artinya tidak pernah dimengerti oleh masyarakat setempat. Perlukah sebuah bank bermuka manusia di Dili?
Bank Mandiri dan Banco Nacional Ultramarino
Lain halnya dengan Bank Mandiri dan Banco Nacional Ultramarin, BNU dimana kehadiran mereka mendapat sambutan antusias pemerintah dimana dalam setiap hari ulang tahun kedua bank tersebut, dari Perdana Menteri, Presiden, Anggota Parlemen dan Pejabat Negara lainnya turut hadir memeriahkan.
Dari usaha pemberian kredit dari BNU dan Bank Mandiri, yang dikhususkan kepada masyarakat Timor-Leste, telah turut membantu berbagai macam usaha masyarakat yang ada dari usaha kecil-kecillan penjual keliling dan kios sampai pada usaha besar, seperti pertokoan, konstruksi, expor importa dan sebagainya. Dalam memenuhi fungsinya sebagai institusi keuangan, dalam hal ini bank, keduanya dinilai lebih bermanfaat dan memberikan kontribusi yang sangat besar dalam perputaran roda perekonomian Timor-Leste.
Kehadiran bank-bank asing tersebut tidaklah boleh menjadikan pemerintah dan rakyat Timor-Leste turut gembira dengan fasilitas yang ada, pemerintah Timor-Leste sendiri perlu mendirikan sebuah bank pembangunan guna menyalurkan dana-dana pemerintah yang ada untuk lebih jauh membantu rakyat kecil Timor-Leste yang hidupnya masih sengsara.
Selesai.
Pascoela Matias
Penulis adalah pemerhati masalah perekonomian Timor-Leste.
Informasi yang akan dipaperkan disini terhimpun dari sumber-sumber dari dalam bank-bank tersebut, yang memberikan informasi yang dapat dipercaya guna tercapainya penulisan artikel ini. Para narasumber tidak ingin disebutkan namanya demi melindungi pekerjaan mereka dari retribusi menajemen bank dimana mereka bekerja.
Artikel ini ditulis dengan tujuan memberikan informasi kepada masyarakat luas Timor-Leste maupun pemerintah yang berkuasa untuk memperoleh pandangan sebenarnya atas kehadiran bank-bank asing di Timor-Leste. Apakah mereka bertujuan membantu dan membangun Timor-leste ataukah dengan maksud lain untuk menguasai perekonomian Timor-Leste demi kepentingan-kepentingan tertentu.
Apa Fungsi Bank?
Bank adalah sebuah institusi yang memberikan pelayanan dalam hal menerima deposit dari para nasabah dan memberikan pinjaman kepada masyarakat luas, bukan hanya kepada para nasabah yang ada.
BANK ANZ
Bank ANZ dibuka pertama kali di Timor-Leste semasa Timor-Leste berada dibawah pemerintahan UNTAET, sebuah badan PBB yang diberi mandat untuk mengurusi Timor-Leste selama dua tahun sebelum pengalihan kekuasaan penuh kepada orang Timor-Leste sendiri pada tanggal 20 Mei 2002. Para staff local yang bekerja pada bank tersebut umumnya adalah mantan-mantan karyawan bank pemerintah maupun semasa pemerintahan Indonesia.
Adalah merupakan fenomena yang sangat menarik bahwa BANK ANZ selama beroperasi di Timor-Leste telah mengalami kerugian yang amat besar mulai dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2005, tanpa memperoleh keuntungan sepeserpun. Hanya pada tahun 2006, Bank ANZ memperoleh keuntungan berkisar USD 50.000 (lima puluh ribu dollar Amerika); merupakan untung yang sangat kecil dibandingkan dengan bank swasta lainnya.
Bank ANZ merupakan bank swasta yang penerimaan deposit dari masyarakat sangatlah minim dikarenakan masyarakat Timor-Leste umumnya sangatlah tidak antusias untuk menabung uang mereka di Bank tersebut karena setiap bulannya dikenakan biaya administrasi sebesar USD$ 2 (dua dollar). Dengan demikian, untuk masyarakat kecil Timor-Leste yang penghasilannya setiap harinya hanya berkisar USD0.50 (lima puluh sen) tidak akan memampu menabung uangnnya di Bank tersebut. Bukannya masyarakat kecil akan memperoleh bunga atas tabungannya akan tetapi mereka akan terus diperas dengan pemungutan biaya administrasi tersebut yang telah diberlakukan semenjak bank tersebut didirikan di Timor-Leste. Dengan demikian, nasabah yang masih bertahan untuk menabung uangnya di bank tersebut umumnya adalah usaha-usaha milik orang-orang Australia maupun staff PBB dikarenakan penghasilan mereka yang begitu besar.
Jadi bisa lihat bahwa tujuan utama pendirian Bank ANZ di Timor-Leste bukanlah untuk membantu masyarakat Timor-Leste untuk belajar menabung tetapi menguras jerih payah mereka yang telah dengan susah payah diperoleh di negara yang baru merdeka tersebut.
Dalam hal pemberian kredit Bank ANZ lebih memprioritaskan pemberikan kredit kepada perusahaan-perusahaan swasta, terutama usaha-usaha yang dikelolah oleh orang-orang Australia. Tujuan pemberian kredit kepada mereka adalah untuk menunjang bisnis mereka di Timor-Leste. Sedangkan pemberian kredit kepada rakyat Timor-Leste sendiri sangatlah minim, hanya untuk pembelian kendaraan bermotor seperti mobil, motor maupun perbaikan rumah. Jadi tujuan pemberian kredit mereka bertujuan memperkuat bisnis-bisnis orang-orang Australia untuk menguasai perekonomian Timor-Leste. Terdapat sebuah kasus penting yang perlu dicantumkan disini bahwa dalam manual perkreditan Bank ANZ Pusat yang ditujukan sebagai pegangan cabang-cabang Bank ANZ di Asia Pasifik bahwa pinjaman Bank ANZ yang akan ditujukan kepada anggota pemerintahan atau politikus di negara-negara tersebut harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari kantor pusatnya di Melbourne. Hal ini bertujuan untuk melihat apakah pengaruh yang bisa mereka peroleh dari pemberian kredit tersebut. Pernah ada suatu kasus dimana seorang pejabat pada masa pemerintahan Mari Alkatiri tidak diberikan persetujuan kreditnya dengan alasan penolakan yang tidak jelas. Untuk tahun 2007, kuasa untuk menyetujui pemberian kredit tanpa jaminan oleh Presiden Direktunya dibatasi sampai USD$10.000 saja (sepuluh ribu dollar Amerika). Dengan demikian hal tersebut menunjukan ketidakseriusan Bank ANZ dalam sumbangsihnya dalam pembangunan dan pemberdayaan masyarakat Timor-Leste. Apa yang bisa diharapkan dengan uang USD$10.000 untuk memutar roda perekonomian Timor-Leste.
Dalam hubungannya dengan pemerintah Timor-Leste tidaklah seperti yang diharapkan. Para Presiden Direkturnya sangatlah berkeinginan untuk memperoleh relasi yang baik dengan pemerintah akan tetapi tidak diimbangi dengan komitmen mereka dalam penyaluran kredit kepada rakyat Timor-Leste secara luas demi pemberdayaan perekonomian lokal. Tidak seperti di negara-negara pasifik lainnya dimana kehadiran bank-bank swasta Austalia sangatlah memiliki kekuasaan mutlak dalam roda perekonomian setempat dimana tanpa campur tangan orang Australia dalam perekonomian setempat, ekonomi negara-negara tersebut akan ambruk. Dengan demikian, para Presiden Direktuk mereka dapat secara leluasa "menelpon" perdana menteri negara-negara tersebut seolah-oleh Presiden Direktur tersebutlah yang berkuasa di negara-negara kecil tersebut. Hal tersebut tidaklah mereka capai semasa pemerintahan Alkatiri dimana Alkatiri sendiri maupun Menteri Keuangannya, Madalena Boavida tidak pernah sudi bertemu dengan Presiden Direktur Bank ANZ.
Disamping itu hal lain yang penting diutarakan disini adalah terdapatnya beberapa surat yang dilayangkan oleh Xanana Gusmao, yang ketika itu adalah Presiden Timor-Leste kepada mantan Presiden Direktur Bank ANZ, surat-surat tersebut dibuangnya kesampah sambil berkata, "it's rubbish", yang artinya, "surat ini sampah". Hal tersebut dilakukannya di depan seorang staffnya sendiri.
Hal serupa juga dilakukan oleh Presiden Direktur Bank ANZ yang sekarang dimana pada akhir 2007 diadakannya perlombaan pacuan kuda di Tasi Tolu. Guna mengsukseskan acara tersebut, para panitia meminta Jose Ramos Horta yang ketika itu menjabat selaku Perdana Menteri menandatangi sebuah surat permintaan sumbangan dalam bahasa Tetum ditujukan kepada bank-bank swasta di Dili, termasuk Bank ANZ. Setelah mengetahui isi surat tersebut, ia tidaklah mengambil keputusan untuk memberi sumbangan, meskipun dari bank-bank lain telah tersiar kabar bahwa sumbangan telah diberikan berkisar ribuan dollar Amerika. Setelah pacuan kuda selesai pada hari berikutnya, ia meminta dibuatkan sebuah cek senilai USD$100 untuk diberikan sebagai sumbangan pacuan kuda, alasannya ia memperoleh telefon dari orang-orang tertentu mengapa Bank ANZ tidak memberikan sumbangan sedangkan bank-bank lain memberi dan hal tersebut akan diberitakan luas ke publik. Hal ini pertanda bahwa Bank ANZ tidak menghormati para politisi Timor-Leste yang sangatlah disegani oleh rakyat Timor-Leste sebagai pahlawan.
Dalam sebuah kunjungan yang dilakukan oleh Francisco Xavier do Amaral, yang ketika itu adalah Wakil President Palemen Timor-Leste ke Bank ANZ untuk mengirim USD$100 ke Portugal, ia ditanyai mengapa ia tidah menabung uangnya di bank tersebut. Ia menjawab, "Ini adalah bank asing, Timor-Leste perlu memiliki bank sendiri".
Dari kesemuanya ini dapatlah dirangkum bahwa kehadiran Bank ANZ di Timor-Leste tidaklah bertujuan membantu meningkatkan roda perekonomian Timor-Leste dan mencari untung melalui usaha simpan pinjam, melainkan tujuan utama mereka adalah untuk menyokong usaha-usaha swasta yang dioperasikan oleh orang-orang Australia demi kepentingan pemerintah Australia. Dengan dikuasainya semua lapisan perekonomian Timor-Leste oleh orang-orang Australia maka mau tidak mau pemerintah Timor-Leste akan dikontrol oleh orang luar, dalam hal ini, pemerintah Australia sendiri. Perlu diketahui bahwa dengan uang dan stabilitas yang baik, perekonomian suatu negara bisa dijalankan dengan sukses. Hal penting yang perlu dilihat bahwa Bank ANZ di Timor-Leste tidak memiliki misi dan visi yang jelas. Selama bertahun-tahun berdirinya Bank ANZ di negara baru tersebut, tidak pernah terlihat terpampang secara jelas misi dan visi yang diemban di Timor-Leste, melainkan slogan The Bank with a Human Face, Bank Bermuka Manusia yang artinya tidak pernah dimengerti oleh masyarakat setempat. Perlukah sebuah bank bermuka manusia di Dili?
Bank Mandiri dan Banco Nacional Ultramarino
Lain halnya dengan Bank Mandiri dan Banco Nacional Ultramarin, BNU dimana kehadiran mereka mendapat sambutan antusias pemerintah dimana dalam setiap hari ulang tahun kedua bank tersebut, dari Perdana Menteri, Presiden, Anggota Parlemen dan Pejabat Negara lainnya turut hadir memeriahkan.
Dari usaha pemberian kredit dari BNU dan Bank Mandiri, yang dikhususkan kepada masyarakat Timor-Leste, telah turut membantu berbagai macam usaha masyarakat yang ada dari usaha kecil-kecillan penjual keliling dan kios sampai pada usaha besar, seperti pertokoan, konstruksi, expor importa dan sebagainya. Dalam memenuhi fungsinya sebagai institusi keuangan, dalam hal ini bank, keduanya dinilai lebih bermanfaat dan memberikan kontribusi yang sangat besar dalam perputaran roda perekonomian Timor-Leste.
Kehadiran bank-bank asing tersebut tidaklah boleh menjadikan pemerintah dan rakyat Timor-Leste turut gembira dengan fasilitas yang ada, pemerintah Timor-Leste sendiri perlu mendirikan sebuah bank pembangunan guna menyalurkan dana-dana pemerintah yang ada untuk lebih jauh membantu rakyat kecil Timor-Leste yang hidupnya masih sengsara.
Selesai.
Pascoela Matias
Penulis adalah pemerhati masalah perekonomian Timor-Leste.
Nota: FH informa katak artikel ne'e wainhira hatun laiha naran, falha apenas iha kontaktu ho hakerek-nain ka autor. Maski nune'e FH konsege hetan resposta husi autor no fo ninia naran mak Pascoela Matias. Tan ne'e FH husu leitor sira nia komprensaun.
klo mau kritik bank asing atau bank lokal jika suatu saat ada maka yang harus diperhatikan adalah sejauh mana pemerintah mempersiapkan peraturan pengaturan operasional bank-2 tersebut. kebijakan moneter jenis apa yang sedang dijalankan pemerintah,untuk mengontrol pasar dan mengontrol peredaran uang. kritik boleh tapi harus beralasan yang kuat. dan mempunyai acuan yang jelas.
ResponderEliminarPenulisan ini lebih bertendensi emosional, bukan tulisan intelektual,........
ResponderEliminarPendapat belun "sura osan nain", lolos dialamatkan ba guverno Alkatiri nian, nusa uluk, wainhira Alkatiri hetan poder nasaun nian tomak husi Untaet LA HALO KEDAN ATURAN MINIMUM RUMA PARA HODI "KONTROLA" banku2 sira nebe hakarak loke iha TL.
ResponderEliminarMais fakta hatudu katak, governu Alkatiri nian sibuk mak oinsa ALAKATIRI BELE UKUN TOO 50 TAHUN!!!
Wainhira atu kritik ema asing nebe mai "aluga ita nia uma" katak sira "la hare diak" ita nia uma, lolos ita husu lae ita nia aan uluk wainhira ita aseita ema nee atu hela uma ita nian aturan saida mak ita hatete ba sira.
Keta sama ratakan banku husi negara berkembang (Mandiri) no nasaun kiak iha eropa (BNU) ho banku nebe mai husi nasaun desenvolvidu/maju ka riku (ANZ). Hau laos ahli banku nian, maibe hau sente aturan fo kredit nian antara banku sira la hanesan karik, sa'tan banku negara maju nian ho banku negara berkembang nian.
Tulisan ini bisa dikategorikan tulisan sampah.
ResponderEliminarMaaf.. Sebaiknya sebelum menulis anda melakukan riset yang mendalam terlebih dahulu. Anda sudah menafikan fungsi bank SAAT INI sebagai sebuah fungsi perusahaan KAPITALIS yang tujuaan awalnya adalah mencari untung. Kenapa ANZ anda anggak tidak seramah dengan bank bank lain seperti bank Mandiri dari Indonesia. Karena ceruk pasarnya berbeda. ANZ lebih menyasar pasar menengah keatas dan ekslusif. Sedanganya bank lainnya lebih menyasar pasar menengah kebawah atau orang kebanyakan.
Bila anda menginginkan lembaga keuangan yang dapat membantu orang banyak dan sedikit melupakan tujuan KAPITALIS-nya, lebih baik anda membangun sebuah koperasi simpan pinjam.
[EOF]
obrigadu ba artigu nebe belun hakerek iha leten.
ResponderEliminarmemang, eksistensi Bak (swasta-negeri) juga disebut sebagai suatu institusi keuagan untuk membantu masyarakat setempat, dalam hal ini tidak pandang bulu.
lemahnya pemerintahan TL dalam menoperasi dan bahkan mengaudit Bank-Bank di TL karena TL sendiri belum memiliki UU Perbankan yang jelas.
Selain UU Perbankan yang tidak jelas. Terdapat juga UU Perlindungan konsumen dalam perkreditan, baik di level paling tinggi maupun paling rendah (home industry).
selain itu, pengetahuan masayarakat umum akan masalah pinjam-meminjam lewat institusi perbankan masih sangat primitif.
Komparasi ketiga Bank swastas di TL. Perlu diketahui bahwa Bank Mandiri adalah salah satu Bank Swasta Indonesia yang sahamnya cukup kuat di Indonesia, sehingga kehadiran Bank Mandiri di TL ini bisa dibilang cukup memberi respon yang signifikan kepada nasabah dan masyarakat luas pada umumnya, ketimbang Bank ANZ dan BNU.
obrigado
TL