VISAO MISAO OBJECTIVO HAKSESUK BOLA FH KKN HOME FH LPV ARTIGOS FH MUZIKA LIA MENON FH RESPONDE

20171127

Partido Democrático (PD) ditengah huru-hara Politik; Antara KRX dan MA

Partido Democrático (PD) 
ditengah huru-hara Politik; Antara KRX dan MA

Foto de perfil de Nino Pereira

Sebuah catatan kecil pasca pertemuan 11/11/17)
Oleh: Nino Pereira
Militan PD

Perhelatan pesta demokrasi pemilu telah usai lebih dari tiga bulan yang lalu. Ternyata dalam proses ini telah diwarnai dengan huru-hara politik yang memberikan warna tersendiri dalam konfigurasi politik di bumi Lorosa’e. Penulis membuka kembali lembaran warna yang mengubah konstelasi politik. Bola panas politik ini, sebenarnya dimulai ketika Presiden Taur Matan Ruak (TMR) mulai giat melakukan safari kunjungan ke desa-desa, yang mana bagi pihak lain melihat sebagai sebuah upaya mencari dukungan politik. Apalagi pada saat itu, ketika Presiden TMR masih melakukan kunjungan, sudah ada isu yang mengatakan beliau akan mendeklarasikan sebuah partai baru. Dan isu ini, pada akhirnya benar dengan berdirinya PLP dan TMR dikukuhkan sebagai presiden partai.
Panasnya ketegangan politik dimulai ketika TMR (waktu itu masih menjabat sebagai Presiden Republik) memberikan pidato kenegaraan di depan para anggota Parlamen Nasional (PN) soal status pergantian pucuk pimpinan di tubuh militer. Pada kenyataannya, deklarasi Presiden TMR ini, lebih merupakan sebuah bola liar yang memberikan dampak politik yang signifikan baik secara politik maupun ekonomi. Bola liar yang dimainkan presiden ini, disambut pula oleh fraksi PD di PN melalui Wakil Presiden PN Adriano Nascimento soal pernyataan Presiden TMR sebagai sebuah pendidikan kewarganegaraan. Namun karena sesuatu dan lain hal, tanggapan Adriano Nascimento dijadikan sebagai pedang yang menusuk partai CNRT dari belakang pada umumnya dan Comandante em Chefe Kay Rala Xanana (KRX) secara khusus.
Keretakan hubungan KRX, TMR dan PD akhirnya berbuntut panjang yang mana publik bisa menyaksikan secara seksama perubahan di pucuk pimpinan PN dan dikeluarkannya PD dari Blok Koalisi. Bagi PD sendiri hal ini diibaratkan sebagai habis manis sepah dibuang. Namun itulah politik, para politisi mengatakan bahwa tak ada hubungan yang abadi kecuali kepentingan. Sepanjang kepentingan masih sejalan, maka sepanjang itu pula keharmonisan politik akan terjaga, begitupun sebaliknya. PD dulu dicintai oleh Maun Boot KRX, kini tak ada lagi rasa cinta.
Dalam perubahan politik yang mendasar ini, ada beberapa catatan pinggiran yang mau kami kemukakan sebagai bentuk ekspresi dari semua persoalan yang menimpa PD; Dulu Kuda Hitam, Kini Kambing Hitam. Pertama, kedekatan hubungan PD dan KRX. Hubungan antara PD dan KRX dibangun dari sebuah hubungan emosional yang kental semenjak masa perlawanan hingga pasca kemerdekaan. Siapa yang dapat menegasikan hubungan antara KRX dan LA SAMA. Keduanya merupakan tokoh yang merepresentasikan angkatan tua dan muda yang memberikan kontribusi secara total bagi perjuangan kemerdekaan dan perjuangan mengisi kemerdekaan. Pada saat PD didirikan (2001), KRX  menjadi seorang penyokong baik moral maupun materil dan KRX sendiri disahkan sebagai Pendiri PD. Bagi KRX, PD merupakan wahana perjuangan baru sebagai lanjutan dari perjuangan CNRT di era kemerdekaan. Hubungan ini terus berlanjut hingga KRX mendirikan CNRT ditahun 2007. Pada saat pendirian CNRT, ada beberapa kader PD yang dipakai oleh KRX untuk menyiapkan CNRT baik dari aspek legalitas, struktural dan organisasi.
Hubungan ini semakin harmonis lagi, pada pasca pemilu 2007, yang mana FRETILIN menang dalam pemilu, tetapi tidak bisa membentuk pemerintahan sendiri. Dalam situasi pada waktu itu, atas inisiatif mantan Presiden Ramos Horta (RH) dengan berpegang pada konstitusi RDTL, mengundang para partai yang berniat melakukan koalisi. Hasilnya, beberapa partai memilih bergabung dengan CNRT pimpinan KRX. Dan PD menjadi penentu suara aliansi mayoritas di PN. Presiden PD LA SAMA pada kesempatan itu menjadi Presiden PN, menjadi faktor penentu dalam meredam emosi politik dari FRETILIN, yang menganggap pemerintahan AMP adalah pemerintahan yang de facto.
Kedekatan para pemimpin PD dengan KRX terus berlanjut hingga pemilu 2012, baik pemilu presidensial maupun parlamentar. Dalam putaran kedua pemilu presidensial, KRX yang menjadi promotor utama bagi TMR, memberikan sinyal kepada PD untuk mendukung TMR dalam memenangkan pemilu presiden. Situasi politik 2007 kembali terulang pada 2012, yang mana CNRT memenangkan pemilu parlamen tetapi tidak bisa memegang pemerintahan, sehingga membutuhkan suara/kekuatan dari partai lain. Pada situasi tersebut, PD kembali menjadi KUDA HITAM dalam menentukan kestabilan politik. Dengan kesetiaan PD yang memberikan dukungan politik kepada CNRT, menghantarkan KRX untuk kembali menjadi Perdana Menteri melalui Blok Koalisi.
Kedua,konsistensi politik. PD dengan jargon politik sebagai partainya orang muda, memainkan peran penting dalam menjaga kedaulatan dan keutuhan politik. Dalam hal ini, kita bisa melihat ketika para petinggi negara mendapat percobaan pembunuhan di tahun 2008, LA SAMA yang pada saat itu menjabat sebagai Presiden Parlamen menjaga konsistensi politiknya untuk menjadi kekuatan penyeimbang dalam menyelesaikan persoalan krusial sosial politik. Konsistensi politik ini tetap diteruskan oleh sahabat-sahabat LA SAMA di PD hingga pada detik ini. Sikap Konsistensi Politiknya PD ini mengalir seperti air yang mengairi tiap-tiap sudut ketidakseimbangan dan ketidakpastian dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
HAU NIA DIGNIDADE LA AS LIU DIGNIDADE NASAUN NIAN, menjadi sebuah slogan politik yang memiliki nyawa. Dan ini akan tetap hidup dalam setiap sanubari pemimpin PD. Sikap ini yang sudah ditunjukkan oleh PD dan menjadi pelajaran penting bagi segenap komponen bangsa untuk lebih menyelami dan memaknai bahwa harga diri bangsa menjadi taruhan.
Pola konsistensi politik dan kedewasaan dalam melihat persoalan bangsa, PD mendapat dukungan dari berbagai kalangan, khususnya dari kalangan gereja. Seorang Pastor bahkan menulis dalam sebuah artikel bahwa sikap politik yang ditunjukkan oleh para pemimpin muda PD adalah model politik yang tidak ia temukan dalam teori-teori politik. Dari segmen ini menunjukkan bahwa PD memandang partai bukan sebagai sebuah kendaraan politik menuju kekuasaan, tetapi lebih daripada itu, partai sebagai sebuah organisasi politik dan orang-orang yang berada didalamnya harus menjadi simbol pemersatu bangsa.
Konsistensi politik dan cara pandang para politikus PD menunjukkan eksistensi seorang negarawan. Para pemimpin PD harus menelan semua pil pahit politik, tetapi meski demikian PD tetap memainkan sikap politik santunnya. Ba O Timor, Ami Maubere Oan Pronto, sebuah kalimat yang diucapkan oleh Presiden PD ASSANAMI, merepresentasikan sikap kenegarawan, bahwa meskipun saat ini PD ditendang keluar dari BLOK KOALISI, tetapi tidak mempersoalkan hal ini (mempertahankan/membela diri), yang terpenting adalah bagaimana menjalankan program pembangunan untuk memperbaiki nasib rakyat.
Sikap dan konsistensi politik PD soal batas kelautan dengan Australia, sudah ditunjukkan semenjak Pemerintahan I Fretilin. Bagi PD sendiri Median Line merupakan hal yang sangat fundamental sebelum berbicara hal komersial lainnya yang berhubungan dengan esplorasi celah Timor.
Poin ketiga, yang ingin dikemukakan disini adalah politik afirmatif yang dilakukan PD untuk membela kepentingan rakyat dan memperbaiki nasib bangsa. Kebijakan politik PD yakni KAER METIN UKUN RASIK AN, HARI’I NASAUN HUSI BAZE, jelas sekali mencerminkan sikap politik afirmatif, bahwa kemerdekaan bangsa harus dijaga keutuhannya dengan memupuk semangat persatuan. Kemerdekaan adalah jembatan emas dalam mengisi pembangunan. Oleh karena itu, kemerdekaan yang telah diraih oleh rakyat maubere, maka harus diisi dengan kebijakan pembangunan dari basis untuk melayani kepentingan rakyat. Program pembangunan yang melayani kepentingan rakyat merupakan kebijakan politik PD, telah dilakukan saat partai ini masuk dalam pemerintahan yang ke-IV (AMP). Program pendidikan gratis, kesehatan gratis, pengembangan infrastruktur, pembangunan desa, anggaran spesial untuk para veteran, orang tua dan ibu-ibu serta para penyandang cacat, dan pemberian secara cuma-cuma dibidang pertanian seperti traktor, bibit, pupuk dan fasilitas pertanian lainnya merupakan bukti nyata bagaimana PD menjalankan program membangun bangsa dari masyarakat bawah. Inilah yang membuat PD sebagai sebuah partai unik atau partai yang berbeda dari partai lainnya.
Dengan mengacu pada tiga poin di atas, PD tetap percaya diri, tetap memastikan diri sebagai sebuah partai solid, partai kader, partai yang mengedepankan visi, misi dan program yang jelas, dan menjadi sebuah partai modern yang beradaptasi dengan perkembangan dinamika politik global. Sebagai sebuah partai yang NASIONALIS, DEMOKRATIS dan RELIGIUS, PD tidak mengandalkan FIGUR, apalagi memanfaatkan sejarah. Para pemimpin di PD, adalah anak-anak muda/generasi muda yang memiliki TRACK RECORD dan GARIS POLITIK yang jelas di masa RESISTENSIA, mereka adalah organisator perjuangan yang mengenal medan pertempuran dan mengenal siapa KRX, RH, Marii Alkatiri (MA), TMR, Lu-Olo, Jose Luis Guterres (Lugu), dan Lere Anan Timur (LAT) serta para veteran lainnya yang masih hidup saat ini dan menjaga nama besar pahlawan revolusioner Nicolau Lobato, Francisco Xavier, Nino Konis Santana, David Alex Daitula dan para pahlawan lainnya.

PD dan Koalisi dengan FRETILIN

Bendera PD akan tetap berkibar menjaga Bendera Nasional República Democrática de Timor-Leste (RDTL) demi keutuhan dan kedaulatan bumi Lorosa’e. Dalam situasi saat ini, para pemimpin PD tidak akan melemparkan persoalan ini kepada siapa pun, dan tidak akan pula menghitung apa yang telah dilakukan kepada bangsa ini sebelum dan sesudah kemerdekaan. PD adalah masa depan, yang akan membingkai harapan anak-anak muda dan para orang tua untuk tetap tersenyum optimis menatap hari esok yang lebih gemilang dalam membangun sebuah Timor-Leste yang baru.
Pasca pemilu legislatif Juli 2017, tensi politik makin meningkat. Pemilu tahun ini memang hasilnya bahwa tidak ada parpol yang memiliki suara absolut.  Oleh karena Fretilin sebagai pemenang pemilu mendapat mandat dari Presiden Republik (PR) Lu Olo untuk secepatnya membentuk pemerintahan. Dan proses negosiasipun berlangsung, yang dimulai dengan saling kontak politik dengan parpol-parpol yang memiliki kursi di parlamen. Proses negosiasi politik memang berlangsung alot dan penuh dengan intrik. Dimulai dengan partai CNRT yang nota bene sebagai pemenang kedua, Fretilin sangat berharap banyak mengingat kedekatan hubungan antara KRX dan MA. Namun karena CNRT juga memiliki ajenda tersendiri sehingga negosiasi awal inipun berakhir, begitupun seterusnya dengan parpol yang lain seperti PLP. Negosiasi selanjutnya dengan PD dan KHUNTO, yang memberikan respon positif, sehingga segala sesuatu yang berhubungan dengan koalisi antara ketiganya segera dibangun secara formalitas melalui kontrak politik yang ditanda tangani bersama.Yang menarik adalah KHUNTO yang semula sudah berkomitmen untuk membentuk koalisi, namun karena sesuatu dan lain hal terpaksa harus keluar. Padahal mereka (KHUNTO) sudah berjibaku dalam pemilihan Presiden Parlamen Nasional. Sekarang pembentukan koalisi tinggal FRETILIN dan PD yang tetap melanjutkannya hingga pembentukan kabinet pemerintahan VII.
Bagi PD sendiri yang pada awalnya sudah memiliki komitmen “Ba O Timor, Ami Maubere Oan Prontu Serví” tidak memiliki beban. Komitmen ini sudah di tunjukkan semenjak berdialog dengan PR Lu Olu. Sebagai instrumen negara, apalagi negara yang menganut paham demokrasi, PD selalu mengedepankan nilai-nilai demokrasi yang selalu diupayakan untuk mencapai kesejahteraan bersama. Sehingga upaya berdiskusi dan berdialog, menghormati dan menghargai satu sama serta menghargai prinsip perbedaan sebagai sebuah fondasi yang kokoh dalam membangun demokrasi.
Komitmen untuk tetap berada dalam kendaraan koalisi dengan FRETILIN, kembali ditegaskan dalam “Reuniaun Alargada” PD yang berlangsung di Aula Susteran Canossa Becora, Sabtu 11/11/17. Secara tegas presiden PD Assanami menyampaikan beberapa poin penting, diantaranya:
·    Koalisi dengan FRETILIN adalah keputusan partai, bukan karena sakit hati dengan partai lain, melainkan hanya semata-mata pada semangat berbangsa dan bernegara (the sense of the state).
·    Bahwa koalisi ini sama sekali tidak mengurangi rasa hormat dan kesetiaan kepada KRX, TMR serta para pejuang kemerdekaan lainnya.
·   Untuk kedepannya PD tidak memiliki lagi “utang” politik dengan CNRT maupun FRETILIN. PD akan berdiri di atas kaki sendiri, meski harus bermandikan keringat sebagai generasi penerus maubere.
·   FRETILIN telah memproklamirkan kemerdekaan bangsa ini dengan sebutan negara RDTL, oleh karena itu PD akan terus melanjutkannya sebagai perwujudan dari generasi penerus maubere (jerasaun kontinuador).
Meskipun saat ini, eksistensi pemerintahan VII masih diterpa persoalan Konstitusi RDTL, PD sendiri tetap berprinsip dalam bernegara dan berdemokrasi dan menghargai serta mengapresiasi upaya-upaya yang dilakukan PR Lu Olu dalam mempertemukan tokoh-tokoh sentral pendiri RDTL untuk duduk dan berdialog guna mencari titik temunya. Sesuatu yang hingga kini membuat kita semua terpesona adalah kedewasaan politik rakyat bangsa ini, yang telah menyadari betapa pentingnya dalam menjaga persatuan, perdamaian dan stabilitas. Hal ini yang harus disadari oleh semua politikus di negara ini, bahwa semua perjuangan politik yang dimainkan semata-mata untuk kemaslahatan orang banyak alias demi kepentingan rakyat.
Terakhir, sebentar lagi kita semua akan merayakan hari Proklamasi Kemerdekaan 28 November dan hari Natal serta Tahun Baru, momen ini bisa dijadikan sebagai momen refleksi politik bagi kita semua. Untuk apa kita berpolitik??**.


Sem comentários:

Enviar um comentário

Nota: só um membro deste blogue pode publicar um comentário.