Partido Democrático (PD)
ditengah huru-hara Politik; Antara KRX dan MA
ditengah huru-hara Politik; Antara KRX dan MA
Sebuah catatan
kecil pasca pertemuan 11/11/17)
Oleh: Nino Pereira
Militan PD
Perhelatan pesta demokrasi pemilu telah usai lebih dari tiga bulan yang
lalu. Ternyata dalam proses ini telah diwarnai dengan huru-hara politik yang
memberikan warna tersendiri dalam konfigurasi politik di bumi Lorosa’e. Penulis
membuka kembali lembaran warna yang mengubah konstelasi politik. Bola panas
politik ini, sebenarnya dimulai ketika Presiden Taur Matan Ruak (TMR) mulai
giat melakukan safari kunjungan ke desa-desa, yang mana bagi pihak lain melihat
sebagai sebuah upaya mencari dukungan politik. Apalagi pada saat itu, ketika
Presiden TMR masih melakukan kunjungan, sudah ada isu yang mengatakan beliau
akan mendeklarasikan sebuah partai baru. Dan isu ini, pada akhirnya benar
dengan berdirinya PLP dan TMR dikukuhkan sebagai presiden partai.
Panasnya ketegangan politik dimulai ketika TMR (waktu itu masih menjabat
sebagai Presiden Republik) memberikan pidato kenegaraan di depan para anggota
Parlamen Nasional (PN) soal status pergantian pucuk pimpinan di tubuh militer.
Pada kenyataannya, deklarasi Presiden TMR ini, lebih merupakan sebuah bola liar
yang memberikan dampak politik yang signifikan baik secara politik maupun
ekonomi. Bola liar yang dimainkan presiden ini, disambut pula oleh fraksi PD di
PN melalui Wakil Presiden PN Adriano Nascimento soal pernyataan Presiden TMR
sebagai sebuah pendidikan kewarganegaraan. Namun karena sesuatu dan lain hal,
tanggapan Adriano Nascimento dijadikan sebagai pedang yang menusuk partai CNRT
dari belakang pada umumnya dan Comandante em Chefe Kay Rala Xanana (KRX) secara
khusus.
Keretakan hubungan KRX, TMR dan PD akhirnya berbuntut panjang yang mana
publik bisa menyaksikan secara seksama perubahan di pucuk pimpinan PN dan
dikeluarkannya PD dari Blok Koalisi. Bagi PD sendiri hal ini diibaratkan
sebagai habis manis sepah dibuang.
Namun itulah politik, para politisi mengatakan bahwa tak ada hubungan yang
abadi kecuali kepentingan. Sepanjang kepentingan masih sejalan, maka sepanjang
itu pula keharmonisan politik akan terjaga, begitupun sebaliknya. PD dulu
dicintai oleh Maun Boot KRX, kini tak ada lagi rasa cinta.
Dalam perubahan politik yang mendasar ini, ada beberapa catatan pinggiran
yang mau kami kemukakan sebagai bentuk ekspresi dari semua persoalan yang
menimpa PD; Dulu Kuda Hitam, Kini Kambing Hitam. Pertama, kedekatan hubungan PD dan KRX. Hubungan antara PD
dan KRX dibangun dari sebuah hubungan emosional yang kental semenjak masa
perlawanan hingga pasca kemerdekaan. Siapa yang dapat menegasikan hubungan
antara KRX dan LA SAMA. Keduanya merupakan tokoh yang merepresentasikan
angkatan tua dan muda yang memberikan kontribusi secara total bagi perjuangan
kemerdekaan dan perjuangan mengisi kemerdekaan. Pada saat PD didirikan (2001),
KRX menjadi seorang penyokong baik moral
maupun materil dan KRX sendiri disahkan sebagai Pendiri PD. Bagi KRX, PD
merupakan wahana perjuangan baru sebagai lanjutan dari perjuangan CNRT di era
kemerdekaan. Hubungan ini terus berlanjut hingga KRX mendirikan CNRT ditahun
2007. Pada saat pendirian CNRT, ada beberapa kader PD yang dipakai oleh KRX
untuk menyiapkan CNRT baik dari aspek legalitas, struktural dan organisasi.
Hubungan ini semakin harmonis lagi, pada pasca pemilu 2007, yang mana
FRETILIN menang dalam pemilu, tetapi tidak bisa membentuk pemerintahan sendiri.
Dalam situasi pada waktu itu, atas inisiatif mantan Presiden Ramos Horta (RH)
dengan berpegang pada konstitusi RDTL, mengundang para partai yang berniat
melakukan koalisi. Hasilnya, beberapa partai memilih bergabung dengan CNRT
pimpinan KRX. Dan PD menjadi penentu suara aliansi mayoritas di PN. Presiden PD
LA SAMA pada kesempatan itu menjadi Presiden PN, menjadi faktor penentu dalam
meredam emosi politik dari FRETILIN, yang menganggap pemerintahan AMP adalah
pemerintahan yang de facto.
Kedekatan para pemimpin PD dengan KRX terus berlanjut hingga pemilu 2012,
baik pemilu presidensial maupun parlamentar. Dalam putaran kedua pemilu
presidensial, KRX yang menjadi promotor utama bagi TMR, memberikan sinyal
kepada PD untuk mendukung TMR dalam memenangkan pemilu presiden. Situasi
politik 2007 kembali terulang pada 2012, yang mana CNRT memenangkan pemilu
parlamen tetapi tidak bisa memegang pemerintahan, sehingga membutuhkan
suara/kekuatan dari partai lain. Pada situasi tersebut, PD kembali menjadi KUDA
HITAM dalam menentukan kestabilan politik. Dengan kesetiaan PD yang memberikan
dukungan politik kepada CNRT, menghantarkan KRX untuk kembali menjadi Perdana
Menteri melalui Blok Koalisi.
Kedua,konsistensi politik. PD dengan jargon politik sebagai
partainya orang muda, memainkan peran penting dalam menjaga kedaulatan dan
keutuhan politik. Dalam hal ini, kita bisa melihat ketika para petinggi negara
mendapat percobaan pembunuhan di tahun 2008, LA SAMA yang pada saat itu
menjabat sebagai Presiden Parlamen menjaga konsistensi politiknya untuk menjadi
kekuatan penyeimbang dalam menyelesaikan persoalan krusial sosial politik.
Konsistensi politik ini tetap diteruskan oleh sahabat-sahabat LA SAMA di PD
hingga pada detik ini. Sikap Konsistensi Politiknya PD ini mengalir seperti air
yang mengairi tiap-tiap sudut ketidakseimbangan dan ketidakpastian dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara.
HAU NIA DIGNIDADE LA AS LIU DIGNIDADE NASAUN NIAN, menjadi sebuah slogan
politik yang memiliki nyawa. Dan ini akan tetap hidup dalam setiap sanubari
pemimpin PD. Sikap ini yang sudah ditunjukkan oleh PD dan menjadi pelajaran
penting bagi segenap komponen bangsa untuk lebih menyelami dan memaknai bahwa
harga diri bangsa menjadi taruhan.
Pola konsistensi politik dan kedewasaan dalam melihat persoalan bangsa, PD
mendapat dukungan dari berbagai kalangan, khususnya dari kalangan gereja.
Seorang Pastor bahkan menulis dalam sebuah artikel bahwa sikap politik yang
ditunjukkan oleh para pemimpin muda PD adalah model politik yang tidak ia
temukan dalam teori-teori politik. Dari segmen ini menunjukkan bahwa PD
memandang partai bukan sebagai sebuah kendaraan politik menuju kekuasaan,
tetapi lebih daripada itu, partai sebagai sebuah organisasi politik dan
orang-orang yang berada didalamnya harus menjadi simbol pemersatu bangsa.
Konsistensi politik dan cara pandang para politikus PD menunjukkan
eksistensi seorang negarawan. Para pemimpin PD harus menelan semua pil pahit
politik, tetapi meski demikian PD tetap memainkan sikap politik santunnya. Ba O Timor, Ami Maubere Oan Pronto,
sebuah kalimat yang diucapkan oleh Presiden PD ASSANAMI, merepresentasikan
sikap kenegarawan, bahwa meskipun saat ini PD ditendang keluar dari BLOK
KOALISI, tetapi tidak mempersoalkan hal ini (mempertahankan/membela diri), yang
terpenting adalah bagaimana menjalankan program pembangunan untuk memperbaiki
nasib rakyat.
Sikap dan konsistensi politik PD soal batas kelautan dengan Australia,
sudah ditunjukkan semenjak Pemerintahan I Fretilin. Bagi PD sendiri Median Line merupakan hal yang sangat
fundamental sebelum berbicara hal komersial lainnya yang berhubungan dengan esplorasi
celah Timor.
Poin ketiga, yang ingin
dikemukakan disini adalah politik afirmatif yang dilakukan PD untuk membela
kepentingan rakyat dan memperbaiki nasib bangsa. Kebijakan politik PD yakni KAER
METIN UKUN RASIK AN, HARI’I NASAUN HUSI BAZE, jelas sekali mencerminkan
sikap politik afirmatif, bahwa kemerdekaan bangsa harus dijaga keutuhannya
dengan memupuk semangat persatuan. Kemerdekaan adalah jembatan emas dalam
mengisi pembangunan. Oleh karena itu, kemerdekaan yang telah diraih oleh rakyat
maubere, maka harus diisi dengan kebijakan pembangunan dari basis untuk
melayani kepentingan rakyat. Program pembangunan yang melayani kepentingan
rakyat merupakan kebijakan politik PD, telah dilakukan saat partai ini masuk
dalam pemerintahan yang ke-IV (AMP). Program pendidikan gratis, kesehatan
gratis, pengembangan infrastruktur, pembangunan desa, anggaran spesial untuk
para veteran, orang tua dan ibu-ibu serta para penyandang cacat, dan pemberian
secara cuma-cuma dibidang pertanian seperti traktor, bibit, pupuk dan fasilitas
pertanian lainnya merupakan bukti nyata bagaimana PD menjalankan program
membangun bangsa dari masyarakat bawah. Inilah yang membuat PD sebagai sebuah
partai unik atau partai yang berbeda dari partai lainnya.
Dengan mengacu pada tiga poin di atas, PD tetap percaya diri, tetap
memastikan diri sebagai sebuah partai solid, partai kader, partai yang
mengedepankan visi, misi dan program yang jelas, dan menjadi sebuah partai
modern yang beradaptasi dengan perkembangan dinamika politik global. Sebagai sebuah
partai yang NASIONALIS, DEMOKRATIS dan RELIGIUS, PD tidak mengandalkan FIGUR,
apalagi memanfaatkan sejarah. Para pemimpin di PD, adalah anak-anak
muda/generasi muda yang memiliki TRACK
RECORD dan GARIS POLITIK yang jelas di masa RESISTENSIA, mereka adalah organisator perjuangan yang mengenal
medan pertempuran dan mengenal siapa KRX, RH, Marii Alkatiri (MA), TMR, Lu-Olo,
Jose Luis Guterres (Lugu), dan Lere Anan Timur (LAT) serta para veteran lainnya
yang masih hidup saat ini dan menjaga nama besar pahlawan revolusioner Nicolau
Lobato, Francisco Xavier, Nino Konis Santana, David Alex Daitula dan para
pahlawan lainnya.
PD dan Koalisi dengan FRETILIN
Bendera PD akan tetap berkibar menjaga Bendera Nasional República Democrática
de Timor-Leste (RDTL) demi keutuhan dan kedaulatan bumi Lorosa’e. Dalam situasi
saat ini, para pemimpin PD tidak akan melemparkan persoalan ini kepada siapa
pun, dan tidak akan pula menghitung apa yang telah dilakukan kepada bangsa ini
sebelum dan sesudah kemerdekaan. PD adalah masa depan, yang akan membingkai
harapan anak-anak muda dan para orang tua untuk tetap tersenyum optimis menatap
hari esok yang lebih gemilang dalam membangun sebuah Timor-Leste yang baru.
Pasca pemilu legislatif Juli 2017, tensi politik makin meningkat. Pemilu
tahun ini memang hasilnya bahwa tidak ada parpol yang memiliki suara
absolut. Oleh karena Fretilin sebagai
pemenang pemilu mendapat mandat dari Presiden Republik (PR) Lu Olo untuk
secepatnya membentuk pemerintahan. Dan proses negosiasipun berlangsung, yang
dimulai dengan saling kontak politik dengan parpol-parpol yang memiliki kursi
di parlamen. Proses negosiasi politik memang berlangsung alot dan penuh dengan
intrik. Dimulai dengan partai CNRT yang nota bene sebagai pemenang kedua,
Fretilin sangat berharap banyak mengingat kedekatan hubungan antara KRX dan MA.
Namun karena CNRT juga memiliki ajenda tersendiri sehingga negosiasi awal
inipun berakhir, begitupun seterusnya dengan parpol yang lain seperti PLP. Negosiasi
selanjutnya dengan PD dan KHUNTO, yang memberikan respon positif, sehingga
segala sesuatu yang berhubungan dengan koalisi antara ketiganya segera dibangun
secara formalitas melalui kontrak politik yang ditanda tangani bersama.Yang
menarik adalah KHUNTO yang semula sudah berkomitmen untuk membentuk koalisi,
namun karena sesuatu dan lain hal terpaksa harus keluar. Padahal mereka
(KHUNTO) sudah berjibaku dalam pemilihan Presiden Parlamen Nasional. Sekarang
pembentukan koalisi tinggal FRETILIN dan PD yang tetap melanjutkannya hingga
pembentukan kabinet pemerintahan VII.
Bagi PD sendiri yang pada awalnya sudah memiliki komitmen “Ba O Timor, Ami Maubere Oan Prontu Serví”
tidak memiliki beban. Komitmen ini sudah di tunjukkan semenjak berdialog dengan
PR Lu Olu. Sebagai instrumen negara, apalagi negara yang menganut paham
demokrasi, PD selalu mengedepankan nilai-nilai demokrasi yang selalu diupayakan
untuk mencapai kesejahteraan bersama. Sehingga upaya berdiskusi dan berdialog,
menghormati dan menghargai satu sama serta menghargai prinsip perbedaan sebagai
sebuah fondasi yang kokoh dalam membangun demokrasi.
Komitmen untuk tetap berada dalam kendaraan koalisi dengan FRETILIN,
kembali ditegaskan dalam “Reuniaun
Alargada” PD yang berlangsung di Aula Susteran Canossa Becora, Sabtu
11/11/17. Secara tegas presiden PD Assanami menyampaikan beberapa poin penting,
diantaranya:
· Koalisi
dengan FRETILIN adalah keputusan partai, bukan karena sakit hati dengan partai
lain, melainkan hanya semata-mata pada semangat berbangsa dan bernegara (the sense of the state).
· Bahwa
koalisi ini sama sekali tidak mengurangi rasa hormat dan kesetiaan kepada KRX,
TMR serta para pejuang kemerdekaan lainnya.
· Untuk
kedepannya PD tidak memiliki lagi “utang” politik dengan CNRT maupun FRETILIN.
PD akan berdiri di atas kaki sendiri, meski harus bermandikan keringat sebagai
generasi penerus maubere.
· FRETILIN
telah memproklamirkan kemerdekaan bangsa ini dengan sebutan negara RDTL, oleh
karena itu PD akan terus melanjutkannya sebagai perwujudan dari generasi
penerus maubere (jerasaun kontinuador).
Meskipun saat ini, eksistensi pemerintahan VII masih diterpa persoalan
Konstitusi RDTL, PD sendiri tetap berprinsip dalam bernegara dan berdemokrasi
dan menghargai serta mengapresiasi upaya-upaya yang dilakukan PR Lu Olu dalam
mempertemukan tokoh-tokoh sentral pendiri RDTL untuk duduk dan berdialog guna
mencari titik temunya. Sesuatu yang hingga kini membuat kita semua terpesona
adalah kedewasaan politik rakyat bangsa ini, yang telah menyadari betapa
pentingnya dalam menjaga persatuan, perdamaian dan stabilitas. Hal ini yang
harus disadari oleh semua politikus di negara ini, bahwa semua perjuangan
politik yang dimainkan semata-mata untuk kemaslahatan orang banyak alias demi
kepentingan rakyat.
Terakhir, sebentar lagi kita semua akan merayakan hari Proklamasi Kemerdekaan
28 November dan hari Natal serta Tahun Baru, momen ini bisa dijadikan sebagai
momen refleksi politik bagi kita semua. Untuk apa kita berpolitik??**.
Sem comentários:
Enviar um comentário
Nota: só um membro deste blogue pode publicar um comentário.