Sebagian Pikiran dan Pesan-Pesan Rakyat Untuk
Pemerintah Konstitusional ke-V RDTL
(Kita menhormati, melindunggi dan mendukung Pemerintah
tetapi juga mengontrol, mengoreksi, menkritik dan memberikan solusi demi masa depan Bangsa dan Negara)
Oleh: Samoro-Maliya’in
Oh Tuhan Yang Maha Kuasa, para Rasul dan seluruh Arwah
beserta seluruh kekuatan Adat-Istiadat diatas tanah sakral ini, dengan kemampuan intelektual kami
masing-masing, dengan semua maksud baik kami masing-masing... Berkatilah dan
Izinkanlah kami terus menerus
secara sangat positip berkonsep, berdiskusi dan bertindak sesuai dengan
amanatMu yang engkau ajarkan melalui rakyatMu ini, untuk membangun bangsa dan
negara yang Enkau titipkan lewat kami semua dari enclave Oe-Cussi ke Tutuala,
dari pulau Jaco ke pulau Atauro, dari Manatuto hingga ke semua wilayah selatan
untuk memiliki hanya satu Visi dan Misi menjadikan perspektif negara RDTL
setelah tahun 2017 sudah bisa mulai mandiri diatas lima puluh persen, sehingga
sisanya bisa dilengkapi oleh kerja sama lainya seperti dibidang Bilateral,
Trilateral, Regional dan multilateral untuk mencapai sebuah bangsa dan negara
yang berdaulat seutuhnya serta bisa duduk sama rendah dan
berdiri sama tinggi dengan semua bangsa dan negara-negara didunia.
Pimpinlah pikiran-pikiran kami
masing-masing; pimpinlah kesadaran, kesabaran dan toleransi kami masing-masing; pimpinlah mulut,
lidah, mata dan telingga kami masing-masing; pimpinlah semangat kerja,
keberanian, kejujuran, keadilan, patriotisme dan nasionalisme kami masing-
masing; pimpinlah daya kemampuan intelektual kami masing-masing harus bermuara
pada kesadaran budaya moral yang tinggi dan beradab (civilizado) sebagai bangsa
yang masih hidup dan berkembang identitas budayanya, masih hidup dan berkembang
pembangunanya sesuai sasaran kebutuhan rakyat, agar bangsa dan negara ini terus maju pelan-pelan tapi pasti, karena
rakyat sendiri telah menjadi aktor-aktor utama yang mau belajar keras tampa
pamrih; rakyat sendiri telah menjadi aktor-aktor yang sangat vokal didalam
negeri; rakyat sendiri telah menjadi aktor-aktor konsep pembangunan bangsa; rakyat
sendiri telah menjadi aktor-aktor utama yang sangat senang dan bangga
bekerja keras mengisi pembangunan
disemua sector; rakyat sendiri telah menjadi aktor-aktor utama yang menjadi
pemimpin pembangunan dalam arti yang luas mulai dari keluarga-keluarga dirumah,
dikampung-kampung, didesa-desa, dikecamatan dan didistrik-distrik; rakyat
sendiri telah menjadi aktor-aktor utama yang mengontrol lansung Parlemen
Nasional; rakyat sendiri telah menjadi aktor-aktor utama yang membudayakan
esensi dan substansi perdamaian didalam negeri; rakyat sendiri telah menjadi
aktor-aktor utama yang mengontrol langsung Pemerintah dan seluruh Kedaulatan
negara untuk mencapai suatu titik keseimbangan yang toleran yang bisa secara
luas mengantarkan bangsa dan negara ke perspektif masa depan yang baik sesuai
dengan visi dan misi serta tujuan maha besar yang tercantum didalam
Undang-Undang Dasar kita (Constituição da RDTL ).
Kalau di belahan dunia lain Pemerintah adalah aktor
utama yang dominan dan kadang otoriter dalam mengambil Keputusan-Keputusan maka di Timor-Leste rakyat haruslah
terus diberi kesempatan, diasah, ditantang dan dilibatkan untuk menjadi Arsitek
utama konsep pembangunan untuk mendukung pemerintah menciptakan budaya stabilitas
dan keamanan yang tertip dan tanguh secara luas serta berkesinambungan.
Kita semua yang hari ini diberi Kepercayaan oleh
rakyat untuk duduk di kursi Pemerintah baik di Bidang Exekutif, Yudikatif dan Legislatif
Pemerintahan, apakah yang harus kita sumbangkan secara nyata untuk bangsa dan negara
dalam menyelesaikan dan menyeimbanggi masalah-masalah berat didalam negeri ini?
Masalah-masalah berat tersebut bisa diselesaikan
dengan aman, tenang dan damai apabila terdapat keseimbangan antara kehidupan yang nyata dengan
kehidupan di alam baka/Roh dan Arwah semua pendahulu kita. Artinya semua proses
pembangunan disemua sector akan berhasil dengan baik apabila Pemerintah bersama
seluruh rakyat sangup dan berani menciptakan kondisi tempat yang layak dan
terhormat di seluruh lokasi peristirihatan terakhir. Para Arwah atau Roh tidak
tenang dan marah jika kondisi lokasi kuburan terkesan tidak etis, tidak
bermoral, amburadul, tidak ada aturan layaknya bangsa yang berbudaya dan
beradab. Merekapun butuh penataan ulang menyangkut jarak antara kuburan yang satu
ke kuburan yang lain hingga terkesan aman, nyaman dan damai serta penuh harga
diri agar secara Spiritual mereka semua merasa dihargai, dilindunggi dan
dihormati oleh bangsa yang masih hidup dan terus maju dalam pembangunan.
Negara ini sudah memiliki Institusi-Institusi
Pemerintah, namun perlu dukungan keterlibatan kita semua untuk memperkuat
sistem yang ada menjadi kuat, professional dan transparan untuk mencapai budaya kinerja Pemerintahan
yang berwibawa layaknya sebuah Negara, bukan sebuah propinsi diseberang lautan.
Keberhasilan-Keberhasilan signifikan yang dicapai
sejak Pemerintahan pertama-kedua-ketiga dan khususnya ke-empat mulai dirasakan
oleh kita semua khususnya dalam hal usaha berkelanjutan untuk membudayakan dan
menumbuhkan dengan subur atmosfir perdamaian dan stabilitas, serta rasa percaya
diri dalam kerja sama yang lebih luas dengan misi PBB maupun dalam kerja sama
Bilateral-Trilateral-Regional dan Multilateral. Kita harus berani mengakui
bahwa sedikit keberhasilan yang kita rasakan tersebut adalah merupakan hasil
dari keberanian kita untuk mengakui kesalahan-kesalahan kita bersama, yang
mengakibatkan terjadinya konflik-konflik interen yang sudah berlalu dan memulai
halaman baru untuk memperkuat sistim managemen yang professional didalam institusi-institusi
Pemerintah untuk mendukung pembangunan di semua sector dalam jangka panjang.
Keberhasilan-keberhasilan tersebut diatas telah sekali
lagi meningkatkan kepercayaan atau confidence masyarakat internasional terhadap
Timor-Leste karena suksesnya Pemilu Presiden Republik; Pemilihan umum untuk
Parlemen Nasional; Pembentukkan Pemerintahan Konstitusional ke-V; perayaan hari
Ulang Tahun ke-10 Restorasi Kemerdekaan RDTL 20 Mei 2012 yang dihadiri oleh
ratusan delegasi dari berbagai belahan dunia termasuk Kepala Negara dari
Portugal dan Indonesia; proses pengalihan kekuasaan secara demokratis dari
Presiden lama ke Presiden terpilih; kunjungan Sekretaris General PBB Dr. Ban
Ki-Moon untuk memperluas kerja sama yang lebih intensif dengan RDTL khususnya dibidang
sumber daya manusia; kunjungan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Dr. Hillary
Clinton sebagai bukti pengakuan akan proses demokrasi, hak asasi manusia,
toleransi serta perkembangan managemen Pemerintahan yang baik penuh percaya
diri serta solidaritas yang tinggi terhadap komunitas internasional dan
usaha-usaha menanamkan sistim hukum dan pengadilan yang kuat serta kredibel
dimasa depan; keprihatinan RDTL terhadap komunitas internasional dengan
mendirikan kelompok G-7+
yang terdiri dari negara-negara post konflik untuk mendiskusikkan,
mengidentifikasikan masalah-masalah stabilitas, rekonsiliasi, perdamaian,
Politik, Sosial dan masalah ekonomi untuk diajukkan penyelesaian bersama dengan
komunitas internasional melalui negara-negara donator di Perserikatan
Bangsa-Bangsa; pengakuan akan persiapan-persiapan dini menuju berakhirnya misi
PBB di Timor-Leste hal mana perlu dipertimbangkan agar pada saat acara puncak
penarikkan misi PBB tersebut perlu dihadiri oleh seluruh negara-negara anggota
PBB sebagai sebuah Syukuran besar terhadap Tuhan yang Maha Kuasa atas
keberhasilan PBB di dunia untuk pertama kalinya di Timor-Leste.
Keberhasilan misi PBB di Timor-Leste harus merupakan
referensi sejarah terpenting yang timbal balik, hal mana keberhasilan itu pun
harus terjadi didalam Markas PBB sendiri untuk berani melakukan reformasi
didalam Dewan Keamanan PBB itu sendiri agar bisa menyelamatkan dunia dari
Perubahan cuaca global; kekeringan; bencana alam yang drastic; wabah penyakit
yang mematikan jutaan manusia;
konflik dan perang yang semakin sulit diselesaikan; kemiskinan yang
sangat serius; kelaparan; penderitaan; ketakutan; penindasan; trafik manusia;
Hak Assai Manusia; Demokrasi; Keadilan; proses dekolonisasi; stabilitas;
rekonsiliasi; perdamaian; toleransi; perspektif instabilitas regional dan lain-lain yang hanya bisa
diselesaikan apabila ada dialog dari hati-ke hati; ada dialog dari etnis ke
etnis yang lain; ada dialog dari
agama ke agama yang lain; ada dialog dari budaya ke budaya yang lain; ada
dialog dari peradaban ke peradaban
yang lain demi mensukseskan toleransi dan perdamaian dunia untuk mendukung dan
memperkuat misi Perserikatan Bangsa-Bangsa yang bermarkas di New York, Amerika
Serikat.
Masalah-masalah
dunia internasional hanya bisa dioptimalkan penyelesaianya apabila
terdapat dialog serta intervensi yang efektif dan pro-aktif dari PBB dengan
cara merombak kepentingan ekonomi dan politik didalam Dewan Keamanan PBB dengan
melibatkan semua benua; semua organisasi regional; semua agama untuk menjadi satu
tim kerja bagi stabilitas dan perdamaian dunia demi memperkuat kejayaan PBB itu
sendiri dimata masyarakat internasional. Abad ke-21 haruslah menjadi abad
perdamaian dan bukan abad konflik dan perang yang memprihatinkan.
Disamping keprihatinan kita terhadap situasi dan
kondisi dunia kitapun dihadapkan pada situasi dan kondisi real dinegara kita
yang menuntut kita untuk berperan aktif menganalisa, berkonsep serta melakukan
research/ penelitian micro dan macro economi untuk mendukung Pemerintah mencapai kepemilikkan mata uang
tersendiri; mengatasi kurangnya lapangan kerja yang masih sangat drastic;
menguranggi angka Kemiskinan yang saat ini semakin naik dan melampaui batas nilai lima puluh
persen; menolak import pornografi yang bertujuan menyerang dan menhancurkan
moral budaya semua generasi muda; menciptakan kondisi yang efektif untuk
menguranggi meningkatnya prostitusi;
menciptakan kondisi yang pro-aktif didalam negeri untuk menguranggi
meningkatnya virus HIV; menciptakan kondisi dan system yang baik, professional,
transparan dan tegas secara hukum untuk menyelesaikan masalah pelayanan rumah
sakit yang jatuh bangung dan macet-macet akibat mentalitas dan kesadaran
individu; mereformasi sistim pelayanan kesehatan sesuai dengan ketegasan
Undang-Undang serta menciptakan banyak insentif yang positip dan rasional untuk
kesejahteraan Dokter, Mantri, Tenaga Medis serta semua perawat agar tidak berbisnis melalui
klinik-klinik tetapi lebih mencintai pelayanan kemanusiaan mulai dari tingkat
Kampung, Desa, Kecamatan hingga ke distrik-distrik agar kepentingan kesehatan
masyarakat adalah masalah vital berbangsa dan bernegara; menciptakan program
penyemprotan nyamuk dari pemerintah secara periodik dikampung-kampung,
didesa-desa, diKecamatan serta di distrik-distrik; menciptakan kondisi yang
berstandard internasional untuk menhentikkan rujukkan pasien-pasien ke rumah
sakit di Denpasar, Surabaya, Singapura dan Darwin untuk menhentikkan
terpentalnya ratusan juta uang setiap bulan dan setiap tahun ke luar negeri; memprakarsai semangat juang baru bagi
seluruh rakyat dengan melakukan kunjungan Dokter-Mantri-Paramedis-dan Perawat
ke rumah-rumah masyarakat yang memiliki masalah kesehatan secara berkala dan
berkelanjutan terutama bagi rakyat yang tinggal didaerah pedalaman yang sulit
dijangkau; mensubsidi semua obat-obatan import sambil mempersiapkan Sumber Daya
Manusia dan peralatan berteknologi untuk produksi obat-obatan didalam negeri;
menciptakan sistim kontrol yang kuat terhadap harga pasar didalam negeri; memulai pendidikkan moral, norma,
etiket serta memperkenalkan pendidikkan sexual dan konsekuensi-konsekuensinya
yang merusak pribadi sebagai manusia melalui media audio visual seperti RTTL
secara berkelanjutan untuk menyadarkan bangsa dan Negara; mengaktifkan semua post-post polisi
selama 24 jam disemua kota;
mendatangkan tenaga PPL dan PPS dari Negara lain seperti Indonesia,
Malaysia, Vietnam dan Cuba untuk
membantu masyarakat tani mengaktifkan ratusan ribu hektar lahan pertanian untuk mensukseskan politik Pemerintah
dalam mencapai target swasembada pangan serta mendukung perspektif keseimbangan
export-import diTimor-Leste; membangun bendungan-bendungan raksasa yang strategis di Watulari, Watukarbau, Laga, Laclo dan Loes/Maliana, untuk menampung jutaan ton air dari sungai,
danau, air terjun, air hujan untuk mendukung sector pertanian, Perikanan air
tawar, Perkebunan tanaman keras lainya yang bisa meransang pertumbuhan
industri-industri makanan dan
minuman di Timor-Leste dalam
target menambah devisa negara melalui kwalitas ekspor; menciptakan Institusi
Nasional dibidang Hidraulik (hidrolik) yang menangani penelitian ilmiah/study kelayakan bagi
potensi pemanfaatan air setiap detik di negara RDTL melalui aliran
sungai-sungai, air hujan, danau dan air terjun untuk mendistribusikan air
diareal pertanian, kehutanan dan Perikanan; menciptakan politik subsidi yang seimbang untuk
mendistribusikan Gas, batu bara dan galong Gas bagi masyarakat untuk memasak
agar menhindari penebangan pohon-pohon digunung-gunung dan dihutan-hutan secara liar karena factor ekonomi;
menciptakan Undang-Undang yang sangat tegas tentang pelarangan penebangan
pohon/hutan dan pembakaran hutan dan gunung; membudayakan insentif
besar-besaran bagi masyarakat untuk menanam ratusan ribu pohon secara berkelanjutan
untuk mendukung sector Pariwisata Timor-Leste yang ramah lingkungan; merekrut
dan melakukan pelatihan didalam negeri dan diluar negeri bagi ribuan Polisi
Kehutanan untuk melindunggi hutan dan cagar alam; menciptakan Undang-Undang
baru tentang pelarangan pemotongan sapi betina agar mendukung proses
pertumbuhan sapi dan kerbau di Timor-Leste sehingga bisa menyediakan susu sapi
segar untuk industri susu murah dan berkwalitas bagi pertumbuhan anak, ibu
hamil dan lanjut usia, memproduksi Ice Cream, Keju, Mentega didalam negeri;
mensubsidi daging kerbau agar dapat dijangkau daya belinya oleh masyarakat;
menciptakan sistem kontrol yang baik serta subsidi bagi semua perdagangan
buku-buku ilmu pengetahuan termurah bagi siswa, pelajar, Mahasiswa dan
masyarakat demi mendorong tercapainya kwalitas sumber daya manusia di berbagai
disiplin ilmu; menginvestasikan anggaran yang lebih besar dibidang pendidikan
dengan membebaskan pembayaran bagi taman kanak-kanak, SD, SMP dan SMA serta
mengutamakan kwalitas pelajar, baik kelakuan dan kemampuanya; menciptakan
undang-undang pelarangan keras pemukulan guru oleh pelajar maupun pemukulan
pelajar oleh guru; mendatangkan
ahli-ahli sejarah terbaik dari negara lain untuk memulai penelitian berjangka
panjang di bidang sejarah dan Kebudayaan Timor-Leste untuk membangkitkan
kebangaan rakyat dan generasi muda tentang Identitas budaya bangsa; membangun
taman hiburan seperti Ancol di Jakarta (parque de divertimento publico) di ke
tiga belas kota madya untuk bisa menhibur masyarakat secara jiwa dan raga serta
mendukung sector pariwisata; membangun
sarana wisata seperti SKY VIEW yang berjalan melalui kabel listrik
memanfaatkan topografi bergunung-gunung di sekeliling kota Dili- Subaun
Manatuto-Aileu-Maubisse-Matebian-Ramelau-Kablaki dan lain-lain untuk menarik
wisatawan; mengantikkan pelabuhan laut di Dili sebagai pelabuhan berwisata ke
Atauro, Jaco dan Darwin serta memindahkan pelabuhan ekspor-import ke Kairabela
atau Laga; menciptakan Undang-Undang baru agar semua bongkar muat serta transportasi
Konteiner hanya bisa dilakukan pada malam hari untuk menhindari kemacetan
lalulintas serta kecelakaan; mengaktifkan pemungutan retribusi sangat murah di
parkir-parkir umum;
mendirikan
gedung-gedung sekolah Portugues Rui Cinatti serta apartemen bagi guru-guru di
semua distrik oleh Pemerintah RDTL serta mendatangkan sebagian guru dari
Portugal dan Brazil untuk bergabung dengan guru-guru lokal di Timor-Leste dalam
membangun generasi muda di Timor-Leste. Gedung-gedung sekolah Portugues
tersebut bisa diberi nama para Pahlawan perjuangan Kemerdekaan atau figur
religious, figur guru terbaik ataupun tokoh masyarakat yang telah gugur dan
patut menjadi contoh bagi rakyat di masing-masing distrik dalam bidang
pendidikan; mendirikkan
ratusan ribu perumahan moderen yang ramah lingkungan di Timor-Leste untuk
kemudian dikreditkan dengan jangka waktu 30 tahun kepada semua PNS, F-FDTL,
PNTL, Pejabat Negara, Diplomat, dan masyarakat umum, dengan jangka panjang agar
bisa mulai mensirkulasikan uang didalam negeri serta menguranggi terpentalnya
semua devisa negara keluar negeri; mendirikan penginapan dinas Wisma Protokol
negara (casa do Protocolo) di tiga belas distrik untuk menerima semua tamu
Negara yang berkunjung ke RDTL bekerja sama dengan Kementerian Pariwisata dan
Kementerian Luar negeri untuk menangani masalah managemen penginapan Wisma
Protokol negara yang berada di ke tiga belas distrik/ke tiga belas kota madya; mengangkat
Menteri Sekretaris Negara Urusan Protokol Negara untuk memantapkan penampilan
kesan Kenegaraan dalam aspek yang sangat luas; menyelesaikan penyusunan Manual
Protokol Negara bersama Parlemen Nasional setelah ada proposal Undang-Undang
baru dari Pemerintah Konstitusional ke-V; mendirikan Politeknik untuk melatih puluhan ribu
generasi muda dibidang Pariwisata seperti hospitality dan gastronomi bertaraf
nasional dan internasional; mendirikan Gedung Pusat Seni Nasional untuk
memasarkan semua hasil karya seni nasional berupa gambar, patung serta
souvenir-souvenir lainya dari semua pelukis, pemahat, penenun kain Tais dari
ke-tiga belas distrik guna menarik wisatawan manca Negara yang berkunjung ke
Timor-Leste; menciptakan sistim yang efektif, efisien, informatif serta
pro-aktif antara Kementerian Luar Negeri dan Kerja Sama dengan semua Kedutaan
Besar RDTL di luar Negeri, untuk memantapkan dan mengembangkan hubungan luar
negeri antara Timor-Leste dengan seluruh dunia khususnya dengan negara-negara
yang memiliki Hubungan Diplomatik dan Hubungan kerja sama Bilateral, Regional,
Trilateral dan Multilateral; mempercepatkan dilengkapinya Kedutaan Besar RDTL
di semua negara anggota ASEAN sambil melanjutkan negosiasi yang pro-aktif untuk integrasi kedalam
organisasi regional ASEAN
dengan syarat meningkatkan keanggotaan Timor-Leste dari posisi Observer naik menjadi Anggota Bersyarat hal mana sambil memberikan kesempatan bagi RDTL untuk
membangun disemua sector strategis, serta dalam waktu yang sama memiliki hak
dan kewajiban untuk
berpartisipasi, memberikan saran, nasehat, solusi dan lain sebagainya didalam
setiap pertemuan ASEAN,
hanya saja posisi kita belum bisa memberikan suara ataupun ikut memutuskan
hingga tidak menganggu target pelaksanaan politik ASEAN yang akan dimulai pada tahun 2015 dalam menjalangkan reformasi dibidang
ekonomi, Sosial dan politik. Dengan cara demikian maka secara lansung atau
tidak langsung confidence building yang dibangung selama masa Keanggotaan
bersyarat tersebut, sama
sekali tidak mempengaruhi secara negative terhadap organisasi ASEAN sebaliknya mempersiapkan Timor-Leste secara
mantap sebelum masuk menjadi keanggotaan ASEAN sepenuhnya dimasa depan. Keanggotaan Bersyarat tersebut juga, menuntut semua anggota ASEAN
untuk membantu pembangunan
RDTL dalam meningkatkan Confidence Building diwilayah regional serta menhindari
Timor-Leste sebagai negara Inggris di benua Eropa dalam perspektif masa depan
yang masih panjang jika dpandang dari lensa analisa geo-strategis dibidang
ekonomi maupun politik.
Selain sebagian pikiran-pikiran dan pesan-pesan kita
diatas, kita juga ingin memberikan sumbangsih pikiran kita kepada Bangsa dan
Negara mengenai efekticvitas dan efisiensi satu Visi dan satu Misi serta
hubungan kerja sama yang damai dan solid antara para penguasa di negeri ini
didalam bingkai sistim Pemerintahan kita yang semi-Presidensial. Apakah perlu direvisi ataukah bisa diganti suatu
saat nanti dengan sistim Presidensial? Mengingat karakter kita
yang bertemperamen tinggi, keras
kepala dan sulit menhapuskan dendam adalah merupakan faktor-faktor yang bisa
ikut mewarnai keputusan penting bagi bangsa dan negara dengan segala
konsekuensi-konsekuansinya.
Apabila
sistim semi Presidensial adalah merupakan alasan mendasar di negeri ini untuk sekedar pembagian Kekuasaan
namun pernah dan sering terjadi gangguan stabilitas politik yang berpengaruh
lansung terhadap kemajuan negara,
maka opsi kita ke perspektif masa depan adalah merevisi Konstitusi,
melakukan study kelayakan bagi probabilitas Referendum untuk mendirikan sistim
Presidensial yang lebih efektif dan lebih efisien dalam mengatur bangsa dan
negara yang berpenduduk satu juta lebih dan berada diantara dua raksasa Goliat
yang sangat berpotensi dalam arti yang sangat luas di asia dan pacific.
Saat
ini kita memiliki Presiden Republik dan Perdana Menteri yang bisa duet bersama
seperti sekarang, sesuai dengan iringan pantung-pantung rakyat serta
puisi-puisi rakyat dan lagu-lagu yang dinyanyikan oleh rakyat di negeri ini.
Namun hal tersebut tidak bisa dijamin apabila keperspektif masa depan terpilih
figur-figur yang sulit bersatu seperti minyak dan air, maka yang terus menjadi korban adalah
rakyat itu sendiri yang berpotensi memunculkan krisis politik, krisis keamanan
dan krisis kepemimpinan yang bisa menggangu komunitas internasional, walaupun
semua krisis itu, sifatnya cepat berlalu. Kita berharap bahwa apapun sistim
Pemerintahan kita, baik semi-Presidensial atau berubah ke sistim
Presidensial maka figur seperti Kay Rala Xanana masih tetap dibutuhkan untuk melanjutkan
sebagai Kepala Negara/Presiden Republik yang memimpin langsung Kabinet roda
Pemerintahan, atau kembali ke kursi Kepresidenan dengan sistim semi-Presidencial jika itu adalah Kehendak
Tuhan Yang Maha Kuasa beserta seluruh Kekuatan Adat Istiadat kita yang
diputuskan melalui Suara Rakyat.
Perlu diakui juga bahwa sejak Pemerintahan
Konstitusional ke-1, ke-2, ke-3 dan lebih khususnya ke IV telah melakukan banyak
kemajuan signifikan walaupun masih harus terus bertempur dalam memperbaiki dan
mengisi pembangunan di semua sector. Adapula hal-hal yang membuat kita merasa bingung dan prihatin adalah
keputusan-keputusan tertentu, dimana figur-figur pejabat Pemerintah yang sangat
mampu, berani, beradab dan berpengalaman diragukan dan dikeluarkan; KKN sudah membudaya disemua institusi
Pemerintah; banyak oknum Direktur dan lain-lain suka menerima uang sogok;
bahan-bahan bangunan didatangkan dari negara lain; Perusahaan nasional yang
menang tenderisasi proyek pemerintah suka menjual proyeknya ke perusahaan asing
karena takut, malas dan tidak
mampu; banyak perusahaan lokal
hanya punya papan nama tapi tidak punya kantor juga tidak punya staff dan tetap
dapat proyek musiman dari Pemerintah akibatnya banyak pengusaha local sulit
menjadi professional dan bertanggung jawab; ratusan Registrasi perusahaan asing
mengunakan nama orang local tapi pemilik perusahaan sesunguhnya adalah orang
asing; KAK suka berkokok tapi belum punya sistem yang lebih efektif untuk
lansung SKAK aktor-aktor koruptor; kita suka saling menkritik tetapi jarang
memberikan penyelesaian; Timor-Telekom milik Portugal; BNU milik Portugal; Bank
Mandiri milik Indonesia; ANZ milik Australia dan Selandia Baru; Kapal Fery
milik German; Sembilan bahan pokok milik negara lain; Kapal-Kapal Komersial milik Negara lain; jasa penerbangan Merpati dan Batavia
milik Indonesia; Airnorth milik
Australia; Silk Air milik Singapore; Timor Air milik Australia; eksplorasi minyak dan gas di laut
Timor dikendarai Australia, hal
mana ada isu di internet, jika
nantinya bisa dibuktikkan kebenaranya,
maka perlu dilakukan investigasi serius dan mendalam oleh masyarakat
internasional untuk membongkar pembelotan ratusan juta Dollar yang menhilang
sejak sepulu tahun terakhir dan perlu diajukkan ke Pengadilan Internasional di
Belanda untuk diadili serta dikembalikkan seluruhnya kepada Pemerintah dan Rakyat
Timor-Leste guna mendukung pembangunan serta mendukung bantuan kemanusiaan
terhadap negara-negara yang mengalami bencana alam atau negara-negara miskin; produk-produk electronic milik Negara
lain; BBM dan Gas milik Negara lain; Undang-Undang pelarangan penjualan tanah
ke orang asing ada tapi belum serius dan kuat; persyaratan pengakuan pemerintah RDTL untuk menerima warga
asing menjadi warga negara Timor-Leste terlalu mudah dan terlalu singkat jika
dibandingkan dengan banyak negara didunia, sehingga tendensius orang asing
(misalnya China) untuk menguasai Timor-Leste secara ekonomi terkesan sangat
cepat, memanfaatkan kelemahan kita
dibidang ekonomi serta kelemahan kita dalam mengontrol KeImigrasian dan Bea
Cukai hal mana semakin menguntungkan mereka untuk membeli ratusan hektar tanah
dari rakyat miskin setelah kawin dengan penduduk lokal sebagai proses
akulturasi budaya China di Timor-Leste kemudian mungkin mendapatkan bantuan
kredit dari Bank di China untuk membangun, membuka lapangan kerja sekaligus menguasai
Timor-Leste untuk selama-lamanya.
Apabila
Rakyat bersama Pemerintah RDTL tidak mengantisipasinya dari sekarang, maka yang akan terjadi dimasa depan
nanti adalah munculnya komunitas raksasa China berwarga negara Timor-Leste yang
akan tampil melalui partai politik yang memiliki banyak uang untuk menguasai
massa, serta memimpin negara RDTL suatu saat nanti dengan memanfaatkan hak dan kewajiban yang
dijamin didalam Demokrasi dan Hak Asasi Manusia untuk tampil serta untuk
menguasai asia dan pacific sehingga bisa menjadi tantangan besar bagi Timor-Leste sendiri serta menjadi
ancaman besar bagi negara tetangga lainya seperti Australia dan Indonesia.
Sejarah perang dunia ke-II yang terjadi antara
tahun 1942-1945, telah membuktikan bahwa pulau Timor adalah merupakan tembok
penhalang besar bagi negara manapun untuk menyerang Australia jika datangnya
dari asia tengara. Tujuan China untuk menguasai Timor-Leste tersebut akan lebih
berhasil jika Pemerintah RDTL mengizinkan Bank komersial dari China
untuk beroperasi di Timor-Leste hal mana mendukung usaha apa saja yang di
dirikan oleh komunitas China berwarga negara RDTL untuk menguasai Timor-Leste
seperti apa yang pernah terjadi di Indonesia khususnya di pulau Jawa (Jakarta)
pada bulan Mei tahun 1997 dengan memuncaknya penyerangan dari penduduk local
terhadap bangsa Tionhoa di Jakarta hingga berakhir dengan krisis ekonomi di
Indonesia saat itu.
Untuk mengantisipasi perspektif politik China
tersebut di asia tengara serta khususnya pada posisi geografis Timor-Leste yang
menantang dan meransang analisa geo-strategi-geo-politik dan geo-ekonomi tersebut maka beralasan
juga ditariknya atau mundurnya
keanggotaan Australia dari anggota Batas-Batas Maritime Internasional
beberapa tahun yang lalu oleh Pemerintah Australia, agar ke perspektif masa
depan Australia tidak dikondisikan terjepit dalam urusan lalulintas kapal-kapal
perang yang melaju keluar masuk diperairan Timor-Leste yang berbatasan langsung
dengan yurisdiksi perairan Australia untuk menhadapi musuh yang bisa datang
dari Asia dalam arti yang sangat luas.
Dalam
pandangan tersebut adalah wajar sekali didirikannya Basis Militer Amerika di
Northern Territory dengan Kapal Induk yang sangat cangih serta kunjungan
oficial untuk pertama kali dari Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Madam Hillary Clinton, ke Timor-Leste bisa juga merupakan
langkah pemantapan zona strategis bagi asia dan pasifik bersamaan dengan pengamatan akan
persiapan penutupan misi PBB di
Timor-Leste, serta pengamatan akan ketegangan Jepan dan China menyangkut pulau
kecil Shankoku yang disenketakan, ketegangan China dengan Taiwan, Ketegangan
antara Korea Utara dengan Korea Selatan serta menyambut dengan penuh harapan
akan perubahan signifikan didalam Myanmar sendiri menuju keperspektif negara sosial
Demokrat dimasa depan maupun hubungan kerja sama latihan militer bersama antara
Indonesia, Australia mungkin juga termasuk Amerika Serikat dilaut Arafura atau
di wilayah-wilayah perairan, udara dan territori strategis lainya.
Strategi China, Australia dan Amerika Serikat diatas, bukanlah kesalahan kita, tetapi
harus diakui bahwa Kemerdekaan kita berpapasan dengan era globalisasi abad
ke-21, dengan berbagai tantangan konsekuensi yang cukup besar dengan kepentingan multi interest
dari seluruh dunia.
Yang
harus kita merespon sekarang adalah menhasilkan ratusan ribu Sumber daya
manusia diberbagai bidang dengan cara memanfaatkan tingkat populasi GENERASI
MUDA yang sangat tinggi di Timor-Leste (diatas 50 %) diberikan insentif yang
besar guna menjawab dan menyeimbanggi kepentingan-kepentingan multi-interrest
diatas sebelum bangsa lain berhasil menguasai kita secara politik dan ekonomi.
Untuk itu mari kita hindari dan hapuskan semua
maksud negatif perorangan, kelompok kecil ataupun dalam kelompok yang sangat
besar jika ada yang ingin menganggu
stabilitas nasional setelah misi PBB selesai di Timor-Leste pada bulan
Desember tahun 2012.
Semua
masalah kecil-sedang-dan besar yang terjadi di Timor-Leste selama ini, adalah
merupakan karakter daripada sebuah negara post konflik yang menguntungkan kita,
karena sangat dinamis bergerak kedepan hingga akan berlalu suatu saat tampa
kita sadari.
Untuk menjawab masalah-masalah tersebut tidak
perlu mengunakan gerakan Kaum Nasionalisme dan Patriotisme radikal di
Timor-Leste, tidak perlu membentuk kelompok-kelompok bersenjata yang notabene
menurut issue yang beredar, berani mengeksekusi siapa saja yang diangap
bersalah dan melawan seperti cerita sadis regim militer di Libya atau Saddam
Hussein di Iraq, yang akhirnya harus jatuh dan runtuh bersama bintang-bintang
kebanggaanya yang dipasang oleh rakyat dipundaknya selama masa berkuasa!
Bersama
rakyat, Kita sama-sama kuat dan keras, serta kita sama-sama lemah didepan
hukum! Sesunguhnya cukup melalui perang dialog (batalha de ideias) kita lakukan perubahan positip bersama,
dengan mengunakan kendaraan demokrasi timorese yang unik serta hak Asasi
Manusia dan harga diri, kita
tunjukkan kepada Indonesia dan Australia serta seluruh komunitas internasional
bahwa orang Timor kapanpun dan dimanapun tidak pernah bodoh, karena berani mengakui kelebihan
bangsa-bangsa lain diseluruh dunia.
Akhirnya, a Luta Continua!
sebuah pelukkan hangat dengan segala kerendahan hati dari SAMORO-MALIYA’IN, alumni UNTIM tinggal di Manatuto.
Sem comentários:
Enviar um comentário
Nota: só um membro deste blogue pode publicar um comentário.