(kita tunggu apa yang akan terjadi kedepan)
Oleh: SAMORO-MALIYA’IN
Detakan jarum jam tetap
melanjutkan putaran-putaran keperspektif
masa depan yang pasti dan penuh tantangan sementara kita terpanggil untuk melihat lebih
jauh tentang nasib bangsa dan negara kita dibidang Diplomasi, politik, ekonomi dan sosial, dimana
kitapun dituntut untuk berani bersikap
realistik bahwa situasi dan kondisi negara manapun tidak hanya ditentutkan oleh perasaan
–perasaan senang atau tidak senang dukung atau tidak mendukung terhadap
figur-figur politik didalam negeri selama masa pesta demokrasi ini.
Bagi negara-negara besar dan
demokrat kemenangan seorang kandidat Presiden Republik bisa cukup dilihat
dengan barometer berkemampuan serta meraih suara terbanyak selama pesta
demokrasi , namun bagi Timor-Leste yang berada diantara dua raksasa Goliat
dengan berbagai kepentingan multiinterrest yang kompleks, maka dukungan kita
terhadap seorang figur tetap dituntut agar memiliki nilai estrategis dan taktis
serta pro-aktif untuk menyeimbanggi kepentingan nasional dengan kepentingan
asia dan pasifik serta mampu berdiplomasi agar melukiskan Timor-Leste kedalam
kanvas peta dunia bahwa negara kita adalah merupakan salah satu asset penting
bagi kawasan regional dan internacional yang bisa dan mampu memberikan
kontribusi yang besar untuk menciptakan estabilitas regional dan multilateral.
Untuk itu Timor-Leste bukan hanya membutuhkan seorang Presiden Republik hasil
pemilu 2012, tetapi lebih dari itu membutuhkan seorang arsitek brilian untuk
membantu Perdana Menteri atau sebaliknya kita membutuhkan seorang Perdana
Menteri yang mampu dan brilian untuk membantu Presiden Republik dalam
mengendarai bangsa dan negara menhadapi cuaca buruk dunia yang semakin kompleks
untuk mencapai titik keseimbangan global.
Pertanyaan kita sekarang kedepan adalah bahwa apakah dengan hasil pesta
demokrasi 2012 ini Kepala negara kita yang terpilih mampu dan berani
mempertahankan kepentingan kita agar pipeline minyak dan gás greater sunrise
bisa di tarik ke Timor-Leste sehingga bisa lebih efectif dan efisien untuk
membangun negara kita? Ataukah tetap ditarik ke Australia seperti masa-masa
pemerintahan líder-lider partai Fretilin? Masalahnya bukan meluncurkan
slogan-slogan ‘’Defende Riku Soin, ’’ tetapi konsep ‘’Defende’’ itu harus jelas
sesuai dengan suara Tuhan Yang Maha Kuasa, suara rai Lulik Timor Aswa’in, agar
tidak akan menjadi bom waktu bagi bangsa dan negara yang bisa berakhir dengan
pemilu antesipada karena rakyat kita tidak pernah bodoh.
Ataukah Ada alternatif yang lain dengan
merevisi persetujuan-persetujuan bilateral yang
telah ditandatangani oleh
Timor-Leste dan Australia agar semua perusahaan raksasa asing yang
bekerja di laut Timor bisa mempertimbangkan melakukan kontrak lansung dengan
Timor-Leste termasuk perusahaan-perusahaan Australia, Amerika dan lain
sebagainya.
Tidak Ada alternatif yang lebih
baik dan beradap bagi Australia selain
memberikan dukungan moral dan material untuk ikut mendukung Timor-Leste dalam
proses pembangunan disegala bidang tampa menunggu kapan Timor-Leste bergabung
dengan ASEAN, kapan Timor-Leste dibantu oleh negara-negara lain. Australia dan
Indonesia harus menjadi pioner terbaik dan teristimewa untuk investasi di
Timor-Leste sebelum negara-negara lain berbuat lebih banyak. Jika di Ásia
Singapure dikenal sebagai negara transit dengan fasilitas pariwisata yang maju
dan moderen maka keperspektif masa depan Timor-Leste juga harus menjadi negara transit baru yang
menhubungkan kepentingan asia dan pasifik dalam kepentingan geo-ekonomi dan
geopolitik selama perjalanan kereta globalisasi, bersamaan juga dengan perubahan
signifikan tentang perkembangan baru perekonomian dunia khususnya Eropa yang
menunjukkan tanda-tanda pertumbuhan ditahun 2012 kedepan dengan kerja sama yang
harus lebih keras, lebih efectif dan lebih
efisien.
Realitas ini menuntut para politikus kita khususnya Kepala Negara dan
Kepala Pemerintahan serta Parlemen Nasional agar apapun resikonya keempat unsur
Kedaulatan negara kita harus memiliki hanya satu konsep nasional yang
autentik, strategis dan taktis sertã
bersatu untuk membela kepentingan nasional kita tampa harus bermain politik double standar yang menyayangkan hingga bisa mengorbangkan
rakyat yang pernah menderita secara turun temurun sejak 1512 hingga 1999.
sebagai warga negara juga sebagai
generasi muda mari kita renungkan bersama dalam keheningan kita, mari kita
panjatkan Doa kepada Tuhan, mari kita bertanya kepada para Arwah Pahlawan kita
dengan cara kita sendiri, mari kita memohon jalan keluar tentang
penyelesaian-penyelesaian yang lebih adil dan damai diantara kita penghuni
negara Timor-Leste sebelum kita menuduh negara tetangga kita tentang isu Laut
Timor serta segala isinya. Demi rakyat dan demi stabilitas nasional Kepala Negara
harus berani menerima konsep rencana pembangunan Pemerintah yang berkuasa,
sebaliknya demi negara dan bangsa Kepala Pemerintah-pun harus tunduk kepada
Kepala Negara hingga mencapai satu konsep keseimbangan yang bisa diputuskan
bersama demi kemenangan rakyat tercinta. Kemenangan yang dicapai haruslah
kemenangan rakyat bukan kemenangan Pemerintah ataupun kemenangan figur Kepala
Negara.
Lima tahun sudah hampir berlalu
dan jika kita tengok kebelakan sudah
banyak kemajuan yang sudah dicapai, juga
masih banyak yang harus diperjuangkan termasuk keprihatinan kita terhadap
ancaman perang nuklir yang diancam oleh Iran dan Korea Utara, ancaman perubahan
cuaca dunia yang diakibatkan oleh kelebihan tereksplorasinya minyak dan gás
bumi yang sesunguhnya adalah merupakan darah dan unsur terpenting untuk
mengontrol keseimbangan suhu bumi bagi semua makluk hidup termasuk manusia dan
generasi-generasinya, pemerataan lapangan kerja untuk menguranggi tingkat kemiskinan,
krisis ekonomi dan keuangan, penyakit Aids, keamanan regional, pembangunan
fisik, Demokrasi dan Hak Asasi Manusia, emansipasi wanita dalam berbangsa dan
bernegara termasuk berbagai konflik yang akhir-akhir ini terjadi di berbagai
belahan dunia akibat masih eksisnya status quo dari sistem penguasa yang
kadaluarsa dan tidak sesuai dengan zaman dan kepentingan global.
Sebagai bangsa yang berbudaya
demokrasi kitapun memberikan selamat, profisiat dan bangga terhadap semua calon
Presiden Republik di negara ini dimana partisipasi mereka bersama rakyat sejak
hari pertama hingga saat ini telah menunjukkan kepada dunia bahwa Timor-Leste adalah
negara baru tetapi mampu menjadi dewasa dan berani menjadi contoh berbudaya
demokrasi, mampu menciptakan estabilitas dan keamanan nacional, mengakui dan
mampu belajar dari negara-negara lain serta
mampu meyakinkan kawasan regional dan internacional bahwa negara kita
pantas juga mendapatkan kepercayaan dari seluruh komunitas internacional karena
telah menjadi asset demokrasi, asset hak
asasi manusia, asset perdamaian, asset toleransi dan keadilan, asset
transparanci untuk mencapai suatu pemerintahan yang bersih serta bisa
menjadi asset yang bermanfaat bagi kepentingan dunia
dimasa-masa mendatang.
Sebagai negara baru kadang tampa
sadar kita telah mencetak banyak kemajuan yang signifikan didalam negeri selama
sepuluh tahun kemerdekaan, hal mana secara statistik diakui oleh masyarakat
internacional melalui perserikatan Bangsa-Bansga, Bank Dunia dan
organisasi-organisasi internasional terkait.
Sebagai negara kecil dengan bangsa yang
berjiwa Besar, kita terpanggil untuk berani mengakui dan bersyukur kepada Tuhan
Yang Maha Kuasa bahwa kita diberikan pemimpin-pemimpin yang unik, realistik,
rendah hati, kharsimatik dan mampu serta
kita diberikan pemerintah yang berani bersatu dengan rakyat untuk membangung di
semua sector walaupun terdapat berbagai tantangan yang sulit. Sebagai
pemerintah yang berkuasa merekapun telah berbuat banyak di negeri ini selama
masa berkuasa.
Sebaliknya sebagai rakyat kita dituntut untuk
berani menjadi pioner dengan semua kebanggaan untuk menjadi pemrakarsa mulai
dari dalam keluarga hingga ke kampung-kampung, ke desa-desa juga di distrik-distrik
kita, bahwa sebagai warga negara Aswa’in mari kita berevolusi menhidupkan pertanian kita
seperti masa-masa lalu, membersihkan lingkungan hidup kita secara periodik
tampa menunggu proyek kebersihan pemerintah, menjaga dengan baik semua fasilitas-fasilitas
pemerintah, tempat ibadah atau gereja, semua fasilitas-fasilitas umum tampa
menunggu proyek rehabilitasi pemerintah, memberantas bersama nyamuk-nyamuk yang
mengancam kesehatan masyarakat, mari kita bersatu dengan kepala desa, bupati
dan instansi-instansi terkait mensukseskan kepentingan-kepentingan umum dan
lain sebagainya sehingga dengan demikian secara lansung kitapun telah
berkontribusi setiap hari kepada bangsa dan negara melalui keberanian kita untuk
menunjukkan kepada dunia bahwa orang timor tidak pernah bodoh dalam proses
membangung bangsa dan negara.
Akhirnya kita yakin bahwa yang
kita butuhkan hanyalah figur Presiden Republik yang mampu menjadi payung untuk
memeluk dan melindunggi semuanya menjadi satu dan kuat dengan satu konsep
nasional yang tanguh dalam menciptakan iklim dan budaya persatuan, perdamaian
dan keadilan.
jika kita berlaku jujur sepintas kita melihat
kemenangan keempat figur terkuat yang meraih suara terbanyak pertama-kedua-ketiga
dan keempat adalah merupakan kemenangan demokrasi dan kemenangan rakyat.
Kitapun mengakui bahwa walaupun figur Nobel Perdamaian 1996 itu tergeser
namun figur ini masih dibutuhkan oleh bangsa dan negara sebagai salah satu
Bapak Bangsa yang concern dengan masa depan bangsa dan negara dalam lensa
nasional dan internasional berdasarkan pada kemampuan karirnya yang berawal
sebagai wartawan,diplomat berkaliber dunia, juru bicara CNRM-CNRT di diáspora
selama 24 tahun, Nobel Perdamaian 1996, Menteri Luar Negeri, Perdana Menteri serta
Presiden Republik juga diakui sebagai pendiri partai Fretilin dan veteran
perjuangan kemerdekaan yang tanguh. Figur
Horta didepan rakyat adalah contoh keadilan dan perdamaian serta berani
memaafkan lawan-lawan politiknya, guru dalam berdiplomasi untuk mempromosikan
Timor-Leste ke dunia global serta
arsitek yang tetap memperjuangkan Timor-Leste sebagai asset penting
untuk bergabung dengan ASEAN dalam
perspektif masa depan mendatang.
Bagi kita, semua líder-lider bangsa
dan negara adalah warisan kita yang sangat kita hormati dan banggakan tetapi
Horta bagi kita adalah perpustakaan nasional dan internasional, yang pasti masih dibutuhkan oleh rakyat Timor-Leste dan komunitas
internasional khususnya Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Penulis adalah alumni UNTIM baru tiba dari latin América dan saat ini tinggal di Manatuto.
Penulis adalah alumni UNTIM baru tiba dari latin América dan saat ini tinggal di Manatuto.
Sem comentários:
Enviar um comentário
Nota: só um membro deste blogue pode publicar um comentário.