AKTIVIS POLITIK YANG SUKSES JADI DIPLOMAT
Sejak kecil saya selalu suka dan belajar bahasa ingris, dan cita cita saya waktu itu adalah ingin menjadi seorang diplomat bagi negeri ini,” begitu impian Francisco Dionisio Fernandes alias Maucura kecil, setiap waktu selalu digunakannya untuk belajar dan berusaha menguasai bahasa inggris agar cita-cita yang diimpikannya dapat terwujud.
Pria kelahiran Dili, 24 Juni 1974, buah hati hasil pasangan Paulo Fernandes dan Jacinta da Gloria ini mencerita dirinya memutuskan terjun ke dunia gerakan bawah tanah atau klandestin ketika itu adalah untuk berjuang bersama rakyat Timor-Leste melepaskan diri dari pendudukan militer Indonesia selama 24 tahun.
“ Semuanya berawal dari Colmera. Saat itu saya baru SMP, ada senior klandestin yang bernama marcos saldanha yang pada waktu itu ia berkerja di Bank Pembangunan daerah, dan ia mendapat kontak dengan seorang saudara estafeta bernama cancio sebagai kontak person dengan FALINTIL (David Alex dan Rodak) kemudian Marcos dan cancio membawa kaset kaset hasil rekaman pesan pesan Maun bot Kay Rala Xanana Gusmão sebagai KOMANDO DA LUTA, saat itu kami beberapa Pemuda yang masih belia bersama dengan saudara Natalino dos Santos, kini seorang angota Parlemen dari Fraksi CNRT dipangil oleh marcos untuk mendengar kaset kaset itu dirumahnya, dan tiga kaset yang telah kami dengarkan dan nasionalisme saya terpangil ketika kaset terakhir Xanana mengatakan Lorico rai Nain labele fo fatin ba Garuda, pesan inilah yang mengugah hati saya unutk ikut berjuang membebaskan tanah Timor-Leste dari Indonesia”, cerita Maucura
Kepada JN Diário, sabtu (23/7), di Colmera, DILI. Usai mendengarkan pesan pesan Xanana Gusmão, Maucura dan para Pemuda Colmera (Asato, Apeu, Anata dan Abrao dll) ketika itu lansung membentuk kelompok gerakan bawah tanah yang dinamakan Repolho, kemudian sebagai sebuah Kaixa Lansado.
Dibukanya Timor-Timur saat itu, usai kunjungan Paus João Paulo II, dan Mulai banyaknya para turis asing yang masuk ke BUMI Lorosae’e ini, bermodalkan bahasa inggris yang cukup, alumni SMP 2 Comoro-Dili angkatan 1991 ini oleh kelompok repolho di percayakan memduduki jabatan informasi Luar Negeri.
“” Tugas saya adalah mendekati para turis ini kemudian memberikan informasi tentang perjuangan rakyat negeri ini agar dapat disebarluarkan di negara mereka, intinya adalah mempromosikan perjuangan kemerdekaan rakyat Timor-Leste”, Jelas Mantan Koordinator Hubungan Luar Negeri organisasi DPP IMPETTU se Jawa-Bali ini yang pernah berorasi dengan bahasa inggris dengan judul Referendum is the best way for East Timor, Di depan halaman kantor DEPLU RI, Jakarta.
Tugas Mulia Maucura ini sebagai klandestin akhirnya membuahkan hasil pada tahun 1993, seorang turis Politik asal Amerika Serikat yakni Yoseph Nevins yang berprofesi sebagai aktivis ETAN. Misi Maucura ini pun berhasil karena selama pertemuannya dengan Yoseph, meski sempat dimata-matai oleh Intelejen Indonesia(SGI) kala itu, Maucura berhasil menyerahkan dokumen dokumen rahasia dari ailaran kepadanya untuk disebarluaskan.
“Pertemuan saya dengan Yoseph ini selalu diikuti SGI dalam radius 100 meter, karena kebetulan saat itu saya juga menjual koran, mereka tidak terlalu curiga meski sempat menanyakan apa kepentingan saya bertemu dengan turis ini. Lalu saya katakan karena dia orang asing, saya suka bahasa inggris, saya bilang kepada SGI ini, saya sedang melatih bahasa inggris saya dan saya bilang mereka tenang saja, saya bilang Indonesia baik baik saja disini, tapi kenyataan saya sampaikan kepada turis ini tentang perjuangan rakyat Timor-Leste sangat kuat sekali untuk melepaskan diri dari Indonesia”, Cerita Maucura yang pernah menjadi angota RENETIL di Malang-Jawa-Timur tahun 1996 dan sempat mejadi wakil sekretaris-Jeneral RENETIL untuk periode tahun 2000-2004, bersama Minguel Manetelu, kini sekretaris estado untuk urusan pemuda dan olah-raga.
Selama keterlibatnya di dunia klandestina, Maucura sempat megalami trauma ketika terjadi penembakan di Gereja Motael pada tanggal 28 Oktober 1991 yang menewaskan Sebastiao Gomes. “, Saat itu Kebetulan kami pemuda dari Colmera yang bertugas menjawa gereja saat itu, saya menyaksikan peristiwa itu dan sebatiao gomes tewas tertembak di hadapan saya, dan siapa saja yang melakukannya saya tahu semua”, jelas Maucura yang lolos juga dari tragedi pembantaian santa cruz,12 november 1991.
Maucura juga sangat berterima kasih dengan pemerintah yang telah menetapkan 12 November sebagai hari Nacional Pemuda. Karena, dari Santa Cruzlah awal perjuangan kemerdekan negeri ini bangkit kembali di forum Internasional.
Alumni SD 2 Farol angkatan 1987 ini sangat senang sekali ketika matan Presiden B. J Habiebie memberikan opsi Politik kepada rakyat negeri ini. Mayoritas meninginkan kemerdekaan, dengan penguasaan bahasa inggris yang dimilikinya, suami milik DULCE DA GLORIA MARTINS ini mendaptkan kesempatan ikut pelatihan diplomatik bersama 49 rekan-rekan lainya termasuk saudara Gilson ramos dan mengikuti pelatihan Senior Diplomatik di Institute Diplomatic training di Kuala-Lumpur, Malysia bersama juga dengan kedua rekanya seperti Roberto Soares, Kini Duta besar RDTL di Singapore dan Jorge Trindade, kini Sekretary-Jeneral DEPLU Timor-Leste di tahun 2000 di sponsori oleh UNTAET.
Termasuk ketika Pemerintahan PM Mari Alkatiri dirinya mendapatkan kesempatan ikut Pelatihan diplomatik dan sekaligus kursus bahasa inggris lagi pada tahun 2004, tidak hanya itu, matan menteri luar negeri dan aktual President Republik, Dr Jose Ramos-Horta pada tahun 2001 setelah sekembalinya dari kuala-lumpur, malaysia, pun sempat memberikan kesempatan kepadanya untuk mengikuti pelatihan tentang IMF di singapura, namun karena ingin menyelesaikan pendidikan universitasnya di universitas katolik widya karya, Malang, Maucura memutuskan melanjutkan pendidikannya.
“, Usai dari malang, saya kembali lagi mengabdi dikementerian Luar Negeri Timor-Leste sampai kini”, kata Maucura yang bergelar Sarjana Ekonomi Manejemen dan memulai debut Pertemuan internasionalnya mengwakili Timor-Leste ketika pertama kali menghadiri Montreal Protocol on Ozon Layer di Canada tahun 2003.
Di pemerintahan konstitusi kedua, PM Dr Jose ramos-horta, dan menteri Luar negeri, Dr Jose Luis Gueteres, Alumni SMU Kolese Sao Jose angkatan 1994/1995 ini dipercayakan menduduki jabatan sebagai sekretaris satu dan merangkap counselor pada kedutaan Besar Timor-Leste di manila, Filipina, jabatan tersebut dijalaninya mulai 1 april 2007 hingga december 2010.
Kini, ayah dari Denise (11), Henrique (5) dan Olivia (3) ini oleh Menteri Luar negeri Zacarias Albano da Costa dipercayakan memduduki posisi Direktur Nasional untuk kerjasama internacional yang dijalaninya sejak januari 2011.
“, Semua Tugas yang diberikan kepada saya sangat menghargai dan ini merupakan cita-cita yang dulu saya impikan. Tugas tugas ini pun akan saya jalankan sebaik-baiknya, sesuai dengan tugas negara”, komentar anak nomor satu dari 7 bersaudara (kini tingal 5, pria 3 dan perempuan 2) ini.
Mantan militante Partai FRETILIN yang kini menjadi anggota Conselho Diraccao Nacional (CDN) Partai FRENTI-MUDANCA ini juga berkomentar “keputusan dirinya meningalkan FRETILIN dan bergabung bersama F- MUDANCA karena dia melihat FRETILIN kini telah berbeda dangan yang dulu.
“kalau Dulu FRETILIN berjuang untuk membebaskan rakyat negeri ini dari penjajahan, kini FRETILIN berjuang untuk kekuasaan semata dan banyak hal-hal yang sudah tidak se- rel lagi yang berjalan dipartai sejarah ini, karena itulah saya memutuskan untuk bergabung dengan FRENTI-MUDANCA”, kata mantan Juru kampanha CNRT tahun 1999 mengwakili região 5 Jawa dan bali, untuk berkampanhe di wilayah Timur, Timor-Leste yakni di Manatuto, Baucau, Viqueque dan Lospalos bersama Mariano Asanam Sabino” kini Menteri Pertanian Timor-Leste.
Maucura yang pernah tergabung dalam kaixa Geral Halbur no Caixa dez, ini berharap kehadiran Partai FRENTI-MUDANCA dapat menjadi Partai alternative bagi rakyat dalam membangun negara ini kedepan.
Maucura juga menjelaskan, bahwa dirinya memutuskan masuk FRETILIN karena Ayahnya dulu adalah orang FRETILIN dan Mantan Milisi FRETILIN tahun 19975 ketika terjadi kudeta kontra kudeta antara FRETILIN dan UDT. Selama Perjuangannya, sang ayah megambil bagian dalam pasukan railakan yang bersenjata bazoka dibawah komandan Rogerio Lobato dan pertempuran hingga sampai wilayah perbatasan, sempat mengontak dengan pasukan marinir Indonesia di wilayah perbatasan dekat manduki, Atabae. Sebelumya sang ayah adalah mantan tentara arteleria Portugis di KG 13, Laklubar, manatuto dari tahun 1967-1970!
Fonte: Jornal Nacional Diário (JND), edisaun 25/07/2011!
Hakerek nain: Journalista, GANTRY MEILANA
Sem comentários:
Enviar um comentário
Nota: só um membro deste blogue pode publicar um comentário.