Parlamento Ne´e Laos Fatin Tuku Malu nian

Tuir STL iha edisaun (21/11) dehan katak ”Membro Parlamento Nain rua, David Ximenes husi Fretilin no Pedro da Costa husi CNRT, hatudu hahalok Laos nudar representante povo nian (hare STL iha kraik ne´e).

Embot ka deputado sira buka tau iha ulun katak Parlamento ne´e laos palko ba tuku malu nian. Iha demokrasia nebe saudável koalia ho ulun no kakutak malirin, laos lori fali ulun manas. Koalia ho ulun, Laos lori aitur maka koalia.

Nudar deputado buka sai hanesan exemplo ba povo, atitude deputado sira nian,husi partido nebe deit, fraksi ka bancada nebe deit la tulun no Laos sai hanesan exemplo ba povo sira nebe maka fo sira nia votos ba imi hodi ba representa sira.

Konfrontasaun hanoin ne´e diak, buka akusa ho argumentos dadus nebe maka bele prova ka justifika ba akusasaun, no mos sira nebe hakarak defende mos ho argumentos. Laos tamba deit ida seluk akusa neduni tenke hatan ho tuku malu? Parlamento Nasional (PN) ne´e Institusaun Estado nian, deputado sira nudar representantes povo nian maka buka halo naran bot ita nia Uma Fukun. Oinsa maka Povo bele respeitu ba ita Nia Uma Fukun ka PN, se Lian Nain sira ka deputado sira rasik maka la hatudu exemplo no eduksaun diak ba povo?

Lisboa, 22 de Novembro de 2007

Fórum Haksesuk

http://www.suaratimorlorosae.com/details.php?id=10994&now=2007-11-21

Edition: 21 November 2007
Ada “Preman” di Parlemen Fretilin–CNRT Nyaris Bentrok
DILI–Dua anggota Parlemen Nasional (PN) masing-masing, David Dias Ximenes dari Fraksi Fretilin dan Pedro Martires da Costa dari Fraksi CNRT, nyaris baku hantam atau melakonkan praktek “Premanisme” di Gedung PN, Dili, Selasa (20/11) kemarin. Pasalnya, materi yang disampaikan Pedro da Costa dalam sidang pleno dinilai menyindir Fraksi Fretilin.
“Ami la simu akuzasaun nebee la transparenti se mak hatete aat Governu AMP. Maibe ami sente liafuan nee soe mai Partidu Fretilin. Se hakarak temi Fretilin dehan lo los deit no tenki hateten sai membru Fretilin ida nebee mak koalia,” kata David Ximenes dalam bahasa Tetum dengan nada emosi.
Tak puas dengan pembicaraan itu, David Ximenes berdiri dan menghampiri lawan politiknya setelah minta izin kepada Wakil Ketua I PN, Vicente Guterres selaku ketua majelis. Sementara Pedro da Costa tetap berada di tempat duduknya dan menilai anggota Fraksi Fretilin cepat emosi meski dalam pernyataannya tidak menyebut nama Fretilin.
“Untung saja Pedro da Costa masih mengendalikan emosinya. Jika tidak, kedua anggota parlemen terhormat itu terlibat baku hantam. Perbuatan itu sangat memalukan dan memberi contoh yang tidak baik kepada masyarakat. Wakil rakyat jangan samakan diri dengan “preman,” kata anggota PN lainnya.
Polemik berawal ketika Pedro da Costa menyampaikan beberapa masalah dalam sidang pleno terkait dengan kritik yang selama ini dilontarkan kepada pemerintah AMP soal listrik dan air bersih. Meskipun pernyataan Pedro tidak menyebut nama Fraksi Fretilin, tapi hal ini dinilai menjurus pada Fraksi Fretilin selaku oposisi. Karena pernyataannya tidak transparan maka langsung menimbulkan emosi dari anggota Fraksi Fretilin David Ximenes.
Suasana ini berbeda seperti sidang-sidang biasa yang membawa semua audiens menuju pada semua peristiwa “premanisme” yang akhir-akhir ini terjadi di Gedung PN, seperti pemukulan advogadu (pengacara) oleh anggota PNTL beberapa hari lalu di pintu masuk gedung parlemen. Atau mengantar audiens pada peristiwa kontraversi sesama anggota PN dari Fraksi Fretilin, Norberto do Espirito Santo dan João Gonçalves dari Fraksi PSD dalam sidang parlemen dua tahun silam.
Menanggapi tindakan itu, Wakil Ketua I Vicente Guterres menilai tindakan itu tidak memberi contoh yang baik kepada seluruh rakyat Timor-Leste khususnya dan kepada masyarakat dunia yang tengah berada di Tmor Leste.
“Kasus boleh terjadi, namun harus ada kemampuan pengendalian diri untuk memberi contoh terbaik kepada masyarakat,” tutur Vicente.
Ia menambahkan bahwa dinamika politik boleh terjadi tapi harus demokratik dan bukan politik revolusioner. Hal terpenting adalah tetap membangun dialog di antara sesama anggota PN untuk memperbaiki dan membangun nasib segenap rakyat Timor Leste, meski kadang ada kesalahpahaman antar sesama anggota PN.
Peristiwa itu, sempat menyita jalannya sidang pleno selama kurang lebih 15 menit. Karena jarum jam PN sudah menuju jam makan siang sehingga majelis sidang memutus bubar.
Kendati begitu, suasana sidang tetap terkendali berkat peranan pimpinan meja dan semua anggota parlemen. Polemik antara kedua anggota tidak merusak hubungan antar semua Fraksi parlemen, khususnya fraksi Fretilin dan CNRT. Semua anggota Fraksi Fretilin yang awalnya emosi akhirnya reda emosinya dan membuka komunikasi normal dengan semua anggota dari Fraksi AMP, termasuk Fraksi CNRT sendiri. tor