20170408

FRETILIN TELAH MENGALAMI MUTASI IDEOLOGI (Pak Xanana & CNRT Sedang Berada Di Jalur Kemenangan Terakhir)

FRETILIN TELAH MENGALAMI MUTASI IDEOLOGI (Pak Xanana & CNRT Sedang Berada Di Jalur Kemenangan Terakhir)


Foto jndiario
Saya menuliskan artikel ini sebagai seorang "misticus", bukan politikus. Jika ada hal-hal tertentu dalam artikel ini yang kurang berkenan di hati sebagian pembaca, harap dimaklumi, karena saya menulis dengan tetap menjaga "nilai-nilai imparsialitas".

CNRT MAU BERKOALISI DENGAN PD ATAU FRETILIN?

Kelihatannya, dalam Pemilu Parlamentar 2017, Pak Xanana & CNRT sedang berada di "jalur kemenangan", walaupun bukan kemenangan mayoritas.

Artinya CNRT akan memenangkan Pemilu Parlamentar tahun ini, namun tidak akan mencapai "33 kursi" di parlamen nasional. Itu artinya, untuk membentuk sebuah pemerintahan (Setimo Governo), CNRT harus melakukan koalisi dengan partai lain.

Sementara di posisi kedua akan diduduki Fretilin dan di posisi ketiga, kemungkinan besar, akan ditempati PD. Saya minta "maaf" untuk PLP, Khunto dan parpol lainnya karena tidak memasukkan organ-organ ini dalam daftar "3 besar".

Apakah CNRT akan berkoalisi dengan Fretilin untuk membentuk "Setimo Governo" (yang entah akan bersifat; "grande inclusivo" atau "grande exclusivo"?)

Ataukah (mungkin saja) CNRT akan berkoalisi dengan PD (Partai Demokrat), dengan catatan: jika PD mampu menyingkirkan dan melupakan luka lama yang menyedihkan, setelah didepak dari koalisi oleh CNRT beberapa waktu lalu.

Karena yang namanya politik itu adalah sesuatu yang bersifat dinamis, bukan statis, maka bisa saja PD bersedia dilamar CNRT untuk kembali 'berbulan madu' guna membentuk "Setimo Governo", dengan catatan; "Jika CNRT ogah untuk berkoalisi dengan Fretilin".

Tapi pertanyaannya adalah; "Jika CNRT harus berkoalisi dengan PD untuk membentuk "Setimo Governo", maka itu artinya Fretilin tidak ikut berkuasa dan akan berada di level oposisi? Lalu bagaimana dengan proyek besar di Oe-Cussie yang saat ini diketuai oleh Sekjen Fretilin, Maun Bot Marie Alkatiri?"

Tampaknya mega proyek Oe-Cussie akan memaksa CNRT untuk tidak bisa tidak, harus melibatkan Fretilin dalam "Setimo Governo". Maka kini pertanyaan bergeser menjadi; "Apakah itu artinya, PD yang harus berada di luar pemerintahan (Setimo Governo)???"

Atau bisa saja Maun Bot Xanana bersama CNRT akan berskikap bijak untuk kemudian mengajak tokoh-tokoh tertentu dari PD, bergabung dalam "Setimo Governo", sehingga terbentuklah apa yang disebut "grande inclusivo", namun dengan catatan; figur PD yang diajak bergabung dalam Setimo Governo, bukan mewakili PD, melainkan ikut bergabung sebagai individu (independen).

Asumsi di atas hanyalah "hipothesa" pribadi dan tidak mewakili pandangan kelompok (politik) manapun.

Saya tidak memberikan kemenangan Pemilu Parlamentar untuk Fretilin di tahun ini, karena 3 alasan utama berikut ini;

(1). PERJANJIAN CAWAN KRISTUS

Tanggal 5 Maret 2016, saya telah memberikan dukungan kemenangan untuk Presiden Lu-Olo melalui apa yang saya sebut: PERJANJIAN CAWAN KRISTUS, sebagaimana sudah saya utarakan sebelumnya melalui sejumlah artikel semenjak 5 Maret 2016.

Itu artinya, setahun sebelum orang-orang (termasuk Maun Bot Xanana bersama CNRT) ramai-ramai mendukung pencalonan Kamarada Lu-Olo sebagai kandidat presiden Timor Leste, saya telah melangkah lebih dulu bersama sahabatku SBY (Sang Bangsawan Yahudi) melalui PERJANJIAN CAWAN KRISTUS.

Jadi rasanya tidak adil dan tidak bijak jika saya harus terus memberikan dukungan kemenangan untuk Fretilin. Karena itulah saya membangun hipothesa untuk kemenangan CNRT.

Dan hitung-hitung, hipothesa ini sebagai "rekordasaun = kenangan" untuk CNRT, karena menurut analisaku, kelihatannya (maaf), kemenangan CNRT kali ini adalah merupakan "the last winning" (kemenangan terakhir).

Bukankah orang bijak bilang; "Setiap kisah ada masanya, dan setiap masa ada kisahnya". Sebab tidak ada sesuatu yang abadi di dunia fana ini. Dan semua orang tahu, bahkan semut bisupun tahu, bahwa CNRT eksis dan besar karena eksistensi seorang "Xanana".

(2). FRETILIN TELAH MENGALAMI MUTASI IDEOLOGI

Saya minta maaf jika yang saya sampaikan berikut ini salah. Tapi saya harus jujur katakan bahwa, dalam observasi saya; "Fretilin telah mengalami apa yang saya sebut; MUTASI IDEOLOGI.

Fretilin adalah "partai pionir" yang sejak awal, membangun ideologi (spirit) yang berjuang, bukan hanya untuk mencapai tujuan nasional (kemerdekaan Timor Leste), melainkan juga berjuang untuk membela "hak-hak kaum marjinal". Namun ideologi tersebut kini telah hilang dari "paradigma idealisme Fretilin".

Fretilin yang sekarang (sebagian lidernya), bukan lagi menampilkan sosok Fretilin yang penuh dengan "spirit idealisme", melainkan Fretilin dengan sosok baru yang telah mereduksi idealisme masa lalu (yang sarat dengan tujuan-tujuan mulia), ke tingkat yang lebih pragmatis.

Jika sebuah idealisme sudah direduksi ke level pragmatis, maka orang cenderung untuk berpikir dalam kerangka "untung-rugi" (mengutamakan nilai-nilai manfaat praktis), dan bukan lagi berpikir dalam kerangka "benar-salah", dengan mengutamakan nilai-nilai yang berkaitan dengan norma-norma.

Bahkan ada lider Fretilin (walau tidak semua), yang menampilkan "perilaku fasis-feodal kapitalis" (yang sangat kamaruk), ketimbang "perilaku altruistis sosialis" yang memiliki sikap tenggang-rasa dan kesetia-kawanan (sosialis), khususnya dengan orang-orang miskin.

Pada level "konseptual", Fretilin terlihat tetap memainkan "retorika lama" dengan sangat manis sebagai "pemikir & pejuang sosialis" yang penuh dengan nilai-nilai virtus (keutamaan) karena "mengaku" berjuang untuk membela "hak-hak kaum marjinal-pinggiran".

Namun pada level "praxis", jujur, saya harus katakan bahwa ada lider Fretilin yang entah sadar atau tidak, telah berubah menjadi "tokoh kapitalis yang materialistis", yang entah sadar atau tidak, justeru tokoh-tokoh Fretilin ini telah "menghianati nilai-nilai keutamaan (kebaikan) yang mulanya menjadi "roh ideologi" Fretilin.

Dan perilaku politik "feodalis-kapitalis" ini sadar atau tidak, sedang membangun sebuah "stigma" yang sangat merugikan dan merusak citra Fretilin sebagai "partai historik".

Bagaimana mungkin Anda mengkalim diri sebagai "pemikir dan pejuang sosialis" yang membela kepentingan kaum marjinal, sementara pada saat yang bersamaan Anda hidup bergelimangan harta (kemewahan) di tengah-tengah orang-orang miskin?

Anda naik mobil bermerek, tinggal di rumah megah yang mahal, saban bulan menerima ribuan dollar Amerika, makan 3X sehari, bukan 3 hari sekali, namun pada saat yang bersamaan, rumah mewah Anda dikelilingi gubuk-gubuk reot orang-orang miskin, lalu Anda mengklaim diri sebagai "pemikir dan pejuang sosialis", maka klaim ini tidak bisa lagi dikategorikan sebagai sebuah "idealisme yang paradox", melainkan "idealisme yang penuh anomali".

Karena itulah saya mengatakan; Fretilin jaman ini adalah Fretilin yang telah mengalami "MUTASI IDEOLOGI" hanya gara-gara "perliaku politik destruktif" yang dilakoni sebagian lidernya.

Hendaknya pembaca harus jeli menganalisa tulisan saya, bahwasannya "mutasi ideologi" yang saya sampaikan di atas, khusus dikaitkan dengan "ideologi Fretilin" jaman "doeloe" sebagai "materi komparasi".

Jadi saya tidak sedang melakukan "evaluasi" terhadap kinerja pemerintah 5 tahun terakhir, selain saya tidak berada pada posisi untuk melakukan hal itu, juga karena; sejatinya bukan Fretilin yang memerintah dalam 5 tahun terakhir.

(3). VOTING AGAINST vs VOTING FOR

Alasan ketiga yang mendasari saya untuk membangun hipothesa kemenangan bagi CNRT dan bukan bagi Fretilin dalam Pemilihan Parlamentar tahun 2017, karena pada hari H nanti, banyak konstituen akan memasuki bilik suara dengan pertimbangan untuk melakoni "voting against" ketimbang "voting for" Fretilin, karena sejumlah alasan yang bisa Anda temukan sendiri.

Namun satu hal yang pasti, umumnya perilaku konstituen untuk melakukan "voting against" (ketimbang voting for), terjadi karena adanya "migrasi (exodus) yang bersifat politis".

Migrasi (exodus) politis ini, hanyalah salah satu bentuk bahasa teknis (eufemisme) untuk menggambarkan "bentuk mbalelo" (kalau tidak dikatakan penghianatan) dari orang-orang yang tadinya sangat setia kepada satu parpol tertentu, namun kemudian harus melakukan "exodus politik" sebagai akibat dari "akumulasi rasa kekecewaan" yang telah melampaui ambang batas toleransi (melampaui saturation point = titik kejenuhan).

Dan saya yakin, di pemilu parlamentar tahun ini, migrasi (exodus) politik yang berujung kepada praktek politik "voting against", bukan hanya dialami Fretilin, namun juga dialami oleh CNRT. Karena itulah saya sangat yakin; CNRT, walau akan muncul sebagai pemenang, namun tidak akan bisa menang dengan suara mayoritas.

SARAN

Pertama; Kepada militan dan simpatisan Fretilin (termasuk militan PD, PLP, Khunto, PDN dan parpol lainnya), kudu berjuang sekeras mungkin untuk membuktikan bahwa saya keliru karena telah menempatkan CNRT sebagai pemenang pemilu parlamentar 2017.

Kedua; Jika Fretilin gagal menggugurkan hipothesa saya, di mana CNRT benar-benar memenangkan pemilu parlamentar, walau dengan suara yang tidak mayoritas, maka saran saya, sebaiknya Fretilin perlu melakukan "reorientasi ideologi Fretilin" di masa-masa mendatang.

Reorientasi ideologi sebuah organisasi, termasuk organisasi partai politik, jika dilakukan secara kontinyu, sistematis dan terpadu, lazimnya, akan memiliki efek yang membawa banyak perubahan ke arah yang lebih baik. "Reorientasi ideologi", biasanya sudah menyangkut banyak unsur di dalamnya, termasuk "revolusi mental".

Fretilin kudu memikirkan "reorientasi ideologi", karena menjelang pemilu tahun 2022, Fretilin akan menghadapi tantangan yang lebih berat, dikarenakan akan munculnya "konfigurasi politik" maupun "konfigurasi tatanan sosial" yang baru, terutama dikarenakan di kalangan "generasi tua", banyak yang tidak lagi eksis.

Kompetitor terbesar Fretilin di masa depan, khususnya di tahun 2022, kelihatannya, bukan lagi datang dari CNRT, melainkan akan datang dari PD, dengan catatan; "jika PD mau melakukan "revitalisasi" dan "restrukturisasi partai". Jika tidak, ya, sami mawon.

Dan lagi-lagi, saya harus meminta maaf kepada Maun Bot Taur Matan Ruak beserta semua jajarannya (Kader PLP), karena tidak menempatkan PLP sebagai "tantangan terbesar Fretilin di tahun-tahun mendatang, khususnya tahun 2022.

Alasannya sederhana sekali. "Mengapa Maun Bot Taur Matan Ruak tidak meninggalkan "Kursi Anak Daud" sebelum 1 Januari 2017?"

Dalam mimpiku, dini hari, 20 Maret 2017 (sebagaimana bisa Anda baca kembali dalam artikel berjudul; AYAM BERKOKOK 17 KALI, dengan sub judul; Sebaiknya Komandante Lu-Olo Langsung Menang Di Putaran Pertama), sebelum menghilang dari pandanganku, Kakek Misterius itu berpesan begini;

============================================
"Xanana lebih taat terhadap rancangan TUHAN yang kamu sampaikan melalui sejumlah kesaksianmu, dari pada Taur Matan Ruak" dan "Partai Demokrat", karena Xanana lengser dari Kursi Perdana Menteri sebelum 1 Januari 2017 dan juga Xanana memberikan dukungan untuk kemenangan Lu-Olo". 
===========================================

Akibat mimípi aneh tersebut, setelah Kakek Misterius menghilang, saya segera bangun untuk menghitung suara ayam berkokok sebanyak 17X dan kemudian menuliskan artikel tersebut dengan tangan gemetaran, karena "adrenalin" saya mendidih sebagai akibat dari ketegangan tinggi yang saya rasakan dini hari itu.

Semoga catatan ini bermanfaat.

Salam "Dua Hati" dari "Bukit Sulaiman" Bali Indonesia.
TUHAN YESUS memberkati,
Bunda Maria merestui,
Santo Yosef melindungi kita semua (black and white). Amen.

Sem comentários:

Enviar um comentário

Nota: só um membro deste blogue pode publicar um comentário.